Nasional

Anggota Komisi VI DPR Berharap Peleburan PNM-BRI-Pegadaian Perbaiki Ekonomi Sektor Ultramikro

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 15/03/2021 14:30 WIB

Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus mengatakan sinergi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) akan membuka peluang bagi masyarakat untuk mengakses fasilitas perbankan lebih terbuka.

Perbedaan fokus bisnis BRI, PNM dan Pegadaian bukan penghalang bagi ketiga BUMN ini untuk bersinergi mengembangkan bisnis ultramikro (UMi). Sinergi BRI, Pegadaian, dan PNM justru memudahkan ketiga BUMN menghadirkan pengaruh positif bagi pelaku UMKM dan usaha ultramikro.

“Biaya operasional Pegadaian dan PNM akan berkurang karena pengembangan bisnis mereka bisa berjalan satu pintu. Hal ini membuat ekosistem pembiayaan dan pelayanan untuk UMKM serta pelaku UMi dapat berjalan lebih luas serta berkesinambungan,” jelas Deddy.

Selama ini, kata dia, masih banyak nasabah Pegadaian dan PNM yang kurang mendapat literasi keuangan dan terjangkau layanan perbankan (unbankable).

Politikus PDI Perjuangan ini mengungkapkan, sinergi BUMN untuk ultramikro akan membawa keuntungan dalam jangka panjang. Setiap perusahaan yang akan bersinergi harus memahami hal itu.

Sinergi BRI, PNM, dan Pegadaian, akan mendorong perkembangan layanan pelaku usaha ultramikro sehingga di masa depan pemerintah bisa semakin berkonsentrasi untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menyerap produk-produk UMKM dalam negeri.

“Pembentukan holding ini adalah strategi yang akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Pembentukan holding pembiayaan ultra mikro adalah kebijakan sangat strategis dalam rangka membentuk ekosistem pembiayaan pelaku usaha ultra mikro secara sistematis dan berkelanjutan,” tuturnya.

Dukungan rencana integrasi ekosistem ultramikro juga disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron. Dia mengatakan pembentukan holding ultramikro yang melibatkan BRI, Pegadaian dan PNM diharap dapat merekonstruksi ekonomi nasional ke sektor produktif di segmen masyarakat kelas bawah.

"Kami justru mendukung saja, karena ini bagus untuk rekonstruksi ekonomi nasional. Selama ini masih banyak pembiayaan condong ke sektor korporasi seperti properti besar," sebutnya.

Herman menyampaikan dengan integrasi ini BRI, Pegadaian, dan PNM akan menjadi lebih kuat dari sisi data dan penghimpunan dana masyarakat. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada bunga yang lebih terjangkau dan akselerasi pembiayaan yang lebih kuat ke segmen mikro.

Dia berharap, tren ini akan memperbaiki kualitas ekonomi dari sektor ultramikro sehingga diikuti lebih banyak lagi bank-bank nasional lainnya.

Herman menjelaskan segmen mikro terbukti paling tahan dalam masa pandemi. Syok awal pandemi dapat dibalikkan kembali dengan peningakatan operasional bisnis dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini pun cukup membantu banyak perusahan di sektor keuangan termasuk BRI dalam menjaga kualitas pembiayaan di masa pandemi.

Di samping itu, Herman menyampaikan Komisi VI pun akan tetap mengawal kinerja holding ultramikro untuk tetap menjalankan misinya mengembangkan UMKM.

"Kami pun juga akan tetap mengawal perusahaan tersebut tetap sehat dan mampu menghasilkan laba yang baik untuk pemegang saham khususnya pemerintah," tegasnya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, saat ini 65% dari kurang lebih 54 juta pelaku usaha ultra mikro belum terlayani lembaga keuangan formal. Padahal, pelaku usaha mikro mendominasi wirausahawan di Indonesia.

Sinergi tiga BUMN untuk ultramikro ditargetkan memperluas pendanaan bagi kurang lebih 29 juta pelaku usaha ultramikro di 2024 mendatang.*

Artikel Terkait