Nasional

Pelajaran Bagi Indonesia! Ahli Virologi Beberkan Cara Ampuh Hindari Tsunami Covid-19 Seperti India

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 30/04/2021 14:59 WIB

Ahli Virologi Universitas Udayana Bali, Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika dalam Dialog Produktif bertema Belajar dari India Tingkatkan Kepatuhan Prokes Sekarang Juga yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (29/4).

Jakarta, INDONEWS.ID - Ahli Virologi Universitas Udayana Bali, Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan Indonesia harus mengambil pelajaran penting dari perkembangan kasus covid-19 di India.

Sebagaimana diketahui, sejumlah negara di dunia terus melaporkan perkembangan adanya varian baru. India secara khusus terus meembus rekor baru setiap harinya. Beberapa hari terakhir, negara tersebut mencatatkan penambahan kasus positif harian di atas 300 ribu dengan tingkat fatalitas mencapai ribuan.

“Pelajaran yang harus kita pegang dari kejadian di India adalah, begitu kasus COVID-19 meningkat maka diikuti oleh meningkatnya fatalitas atau angka kematian,” kata Prof Mahardika dalam Dialog Produktif bertema Belajar dari India Tingkatkan Kepatuhan Prokes Sekarang Juga yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (29/4).

Kendati penyebab pasti terjadinya gelombang tsunami covid-19 di Indi belum diketahui seutuhnya, namun menurunya Prof Mahardika euforia vaksinasi masyarakat menjadi faktor penentu terjadinya peristiwa tsunami COVID-19 tersebut.

“Lingkup vaksinasi di India sebenarnya juga masih berkisar di angka 7% dari jumlah penduduknya, euforia vaksinasi di sana masih dini. Jangan sampai ini terjadi di Indonesia, karena lingkup vaksinasi di Indonesia baru menyentuh angka sekitar 2,5% dari jumlah penduduk,” terangnya.

Sehingga, Prof Mahardika berkesimpulan bahwa terjadinya gelombang tsunami covid-19 di India belum bisa dikatakan sebagai akibat dari mutasi virus covid-19. Namun, euforia vaksinasi dan kerumunan, melalaikan protokol kesehatan adalah faktor terbesarnya.

Maka dari itu, menurutnya, peristiwa tsunami covid-19 di India bisa dicegah agar tidak terjadi di Indonesia yakni dengan bersama-sama mematuhi protokol kesehatan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

"Apa yang terjadi di India masih belum pasti disebabkan oleh mutasi virus Covid-19 tapi kita belajar bahwa kerumunan, dan euforia vaksinasi menjadi faktor terbesar yang membuat terjadinya tsunami Covid-19 di India. Hal ini bisa dicegah dengan bersama-sama mematuhi protokol kesehatan 3M," kata Prof Mahardika.

Sementara itu, Mahasiswa Indonesia di India, Agoes Aufiya membeberkan kondisi di India saat ini. Ia menceritaka bahwa dalam 24 jam terakhir, telah terkonfirmasi sebanyak 379 kasus baru.

"Dalam 24 jam terakhir, telah terkonfirmasi 379 ribu kasus baru sehingga angka kasus aktif mencapai 3 juta dengan kasus kematian mencapai 3.646. Kalau melihat laporan ketersediaan ruang ICU Covid19 di New Delhi, dari 4.821 kamar yang ada, kini tersisa 18 ICU saja," tutur Agoes.

Atas kondisi ini, KBRI di New Delhi telah memberikan imbauan kepada WNI yang berada di India untuk tetap di rumah saja, tetap mematuhi protokol kesehatan, dan memenuhi pasokan logistik agar tidak keluar rumah kalau tidak perlu.

KBRI dan KJRI Mumbai memberikan nomor telepon darurat apabila ada WNI yang memerlukan bantuan atau asistensi untuk saat ini.Saat ini New Delhi memasuki masa lockdownfase kedua yang sudah diperpanjang.

“Lockdownsebelumnya dilakukan pada 20-26 April. Kini diperpanjang 27 April sampai 3 Mei 2021. Untuk keluar rumah ke tempat yang lebih jauh, perlu menggunakan izin tertentu dari pemerintah India,” terang Agoes.

Senada juga disampaikan Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ede Surya Darmawan. Menurunya, pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Oleh karena itu, protokol kesehatan tidak boleh ditawar. Harapannya PSBB dan PPKM Mikro di Indonesia tetap berjalan.

“Konteks utama protokol kesehatan itu adalah menjaga jarak, ini artinya kita tidak boleh berkerumun sama sekali, kedua memakai masker, dan terakhir mencuci tangan setelah menyentuh apapun,” ungkapnya.

Selain memperketat 3M, Dr. Ede mengimbau agar elemen masyarakat waspada. Sebab kasus covid-19 menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. ”Ini tanggung jawab kita bersama bukan kewajiban individu semata,” pungkasnya.*

Artikel Terkait