Nasional

Kabar duka! Pendiri PDBI, Christianto Wibisono Tutup Usia Sehari Jelang Pesta Emas Perkawinan

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 22/07/2021 19:51 WIB

Pemimoin Redaksi Indonews.id, Asri Hadi (kemeja puith) bersama Pendiri PDBI, Christianto Wibisono (kemeja lengan panjang) (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI), Christianto Wibisono atau Oey Kian Kok tutup usia pada hari ini, Kamis (22/7/21).

Sosok yang dikenal sebagai salah satu analis terkemuka di Indonesia itu meninggal pada usia 76 tahun, tepat sehari menjelang ulang tahun ke-50 perkawinan.

Kabar meninggalnya salah satu pendiri mejalaha mingguan bernama Ekspres, yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya majalah Tempo ini diumumkan oleh putrinya, Astrid Wibisono.

"Dengan duka yang terdalam, namun dalam kekuatan paling surgawi, kami sekeluarga mengumumkan wafatnya Christianto Wibisono, pada pukul 17:05 pada tanggal 22 Juli 2021, satu hari menjelang Hari Ulang Tahun Pernikahannya yang ke-50," tulis Astrid yang kemudian beredar cepat di beberapa grup aplikasi perpesanan WhatsApps grup.

“Kami berterima kasih atas semua cinta, doa dan dukungan yang telah mengalir untuknya selama seminggu terakhir. Dalam ingatannya kami memohon doa untuk negara tercinta, Indonesia, yang sangat ia cintai. Adalah keinginannya agar Indonesia bersatu dalam iman, harapan, dan cinta, dalam memerangi Covid-19, dan dilahirkan kembali, lebih kuat dari sebelumnya. Istirahat Dalam Damai Christianto Wibisono,” lanjut Astrid.

Kabar meninggalnya penulis buku "Kencan Dinasti Menteng" ini meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besar media Indonews.id.

Hal ini diungkapkan Pemimpin Redaksi Indonews.id, Asri Hadi. Asri mengatakan selama tiga tahun terakhir, Pak Chris, demikian ia akrab disapa aktif menjadi kolumni di Indonews.id.

"Selain membahas intisari bukunya berjudul "Kencan Dinasti Menteng", Pak Chris juga kerap menulis pemikirannya tentang kebaikan dan masa depan Indonesia,"

Dalam beberapa tulisannya, tambah Asri, Christianto Wibisono selalu menegaskan bahwa Indonesia sangat biusa menjadi negara nomor 4 terbaik di dunia dalam hal apapun, asalkan terbebas dari masalah SARA.

"Keluarga besar Indonews.id, segenap jajaran redaksi dan menajemen mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas berpulangnya sosok yang memiliki visi besar terhadap bangsa ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ungkap Asri Hadi dalam keteranganya, Kamis (22/7/21).

Selain aktif menjadi kolumnis, Christianto Wibisona, terang Asri Hadi, juga beberapa kali terlibat mengadakan kerjasama dengan Indonews.id seperti menggelar seminar dengan mengusung tema yang beragam. 

"Beberapa kali Pak Chris bekerja sama dengan Indonews.id menggelar seminar yang membahas masalah-masalah kebangsaan," imbuh Asri Hadi.

Tidak Ingin Dipublikasi

Lebih lanjut Asri menuturkan, pada 8 Juli lalu, Christianto Wibisono mengirimnya pesan singkat via WhatsApp mengabarkan bahwa dirinya (Christianto Wibisono-red) tengah meminta bantuan ke Menko Marves, Luhut Bisar Panjaitan untuk pengobatan perawatan covid-19.

"Tanggal 8 Juli pak Cristianto Wibisono wa saya bilang dia lagi minta tolong ke LBP untuk pengobatan perawatan Covid 19. Terus saya tanya apa perlu dipublikasikan kalau beliau kena Covid 19. Tapi beliau bilang tidak perlu di publikasikan," beber Asri Hadi.

Dalam pesan singkatnya, tambah Asri, Christianto Wibosono meminta rekomendasi Menko Luhut soal obat yang digunakan.

"Malam pak Luhut, barusan temperature saya 37,2 C. mohon advis darurat obat apa yg harus diminum tks slm. saya menunggu nakes PCR jam 19.00 ke apt saya," kata Christianto Wibosono dalam pesannya.

Asri Hadi lantas bertanya: apa boleh Indonews.id memberitakan soal kondisinya. Namun Christianto menolaknya.

"O jangan ini masih tunggu hasil PRC baru diambil jam 19.00 nanti mas. ini cuma japri ke sahabat dekat dan minta atensi obat dokter spt daru pak LBP dan 11 aplikasiobatnya," terang Christianto Wibisono.

Sosok Christianto Wibisono

Semasa hidupnya, Christianto dikenal sebagai penulis dan kolumnis di sejumlah media cetak seperti di Harian Umum Suara Pembaruan. Selama hampir tiga tahun terakhir, Christianto Wibisono aktif menjadi kolumnis di Indonews.id.

Awal kariernya adalah menjadi penulis di suratkabar yang diterbitkan oleh Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia bernama Harian KAMI yang terbit perdana 18 Juni 1966.

Christianto Wibisono atau Oey Kian Kok lahir di Semarang, Jawa Tengah, 10 April 1945. Ia adalah seorang analis bisnis terkemuka di Indonesia.

Christianto juga dikenal sebagai pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) pada 1980. Awal kariernya adalah menjadi penulis di suratkabar yang diterbitkan oleh Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) bernama Harian KAMI yang terbit perdana 18 Juni 1966.

Pada tahun 1971, bersama Gunawan Muhammad, ia juga turut menjadi pendiri mingguan Ekspres yang kemudian menjadi cikal bakal majalah Tempo pada 1974.

Ia kembali ke kampus menyelesaikan studi S2 di FISIP UI pada 1978. Menjadi Asisten Pribadi Wapres Adam Malik 1978-1983 khusus masalah Dialog Utara Selatan, ketika Adam Malik menjadi anggota Komisi Utara Selatan diketuai mantan kanselir Jerman Willy Brandt.

Pada Kerusuhan Mei 1998, rumah putrinya Jasmine Wibisono di Pantai Indah Kapuk adalah 1 dari 80 rumah yang dibakar dan 500 yang dijarah.

Meninggalkan Indonesia pada 1998 sebagai lobbyist kepentingan Indonesia di Washington DC memantau percaturan diplomasi global di Kongres AS pada Juni 2011 batal masuk reshuffle Kabinet Persatuan Nasional Presiden Abdurrahman Wahid.

Pada 2006, Ia kembali ke Indonesia menjadi anggota Komite Ekonomi Nasional era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007-2010).

Aktif sebagai Ketua Pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia yang menulis kajian Menuju Presiden ke-7 dan Anatomi Presiden ke-7. Terakhir sebelum meninggal, ia merampungkan buku berjudul "Kencan dengan Kamr" serta "Kencan Dinasti Menteng".

Artikel Terkait