Nasional

Lanjutkan Mimpi Habibie, BPPT Sukses Luncurkan 10 Produk Inovasi TFRIC-19 Next Gen, Simak Selengkapnya!

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 22/08/2021 16:59 WIB

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza dalam acara peluncuran yang diadakan secara virtual di Studio CNN, Jakarta (21/08) 

Jakarta, INDONEWS.ID - Upaya penanganan Covid-19 di Indonesia terus diperkuat oleh ekosistem inovasi Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 atau dikenal dengan sebutan TFRIC-19.

Sinergi pentahelix dari berbagai stakeholders yang diorkestrasikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali meluncurkan sepuluh (10) produk inovasi kesehatan bersama dengan mitra industri.

Peluncuran produk inovasi TFRIC-19 dilaksanakan bertepatan dengan tanggal didirikannya BPPT oleh Prof. B.J. Habibie. Sebuah cita-cita luhur membangun kemandirian teknologi untuk mengurangi ketergantungan produk impor.

Beliau kala itu mendirikan lembaga, kaji terap yang telah mengabdi untuk negeri selama 43 tahun ini dengan tujuan membangun dan memajukan Indonesia melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Kepala BPPT, Hammam Riza dalam acara peluncuran yang diadakan secara virtual di Studio CNN, Jakarta (21/08) mengatakan cita-cita Eyang Habibie harus dilanjutkan oleh kita semua sebagai cucu intelektual Beliau.

Salah satu caranya dengan menghasilkan inovasi teknologi penanganan Covid-19 yang bisa langsung digunakan oleh masyarakat, tentunya dengan hasil karya produk anak bangsa.

Pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran dan hikmah yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Penyebaran Covid-19 di seluruh dunia telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat dunia, baik ekonomi, sosial, politik, keamanan dan utamanya kesehatan.

Hammam berujar sebagai bangsa dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta, kita dituntut oleh situasi dan keadaan untuk segera berbenah memperkuat ketahanan nasional kita melalui kemandirian alat kesehatan.

Ketergantungan yang sangat tinggi pada produk dan bahan baku dari impor harus segera diatasi. Penguasaan dan inovasi teknologi menjadi salah satu pilar utama yang perlu diprioritaskan.

Dilanjutkan olehnya, kesepuluh produk inovasi TFRIC-19 Next Gen yang diluncurkan hari ini merupakan upaya kami dalam mengurangi substitusi impor dan menumbuhkan industri alat kesehatan dalam rangka menghela pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemanfaatan iptek.

Sepuluh produk hasil inovasi BPPT bersama mitra industri tersebut adalah B-Pro - Rapid Diagnostic Test (RDT) Antigen, Bahan baku RDT Antigen : N (nucleocapsid) & S (Spike) Monoclonal Antibody Sarcov-2, Kit Antibodi netralisasi, WHOLE BETA - produk suplemen kesehatan;

STAMILIC - produk suplemen kesehatan, BISKUIT NG, Beras FORTI VIT, Purula - produk pangan cegah stunting, Dataset Senyawa Tanaman Obat, Buku rekomendasi Kajian Kebijakan Teknologi Covid-19.

Lebih lanjut, Hammam menerangkan peluncuran produk inovasi ini merupakan output dari lima aksi TFRIC-19 Next Gen yang dilakukan selama tahun 2021, diantaranya: kajian keekonomian dan teknologi; inovasi alat kesehatan; inovasi suplemen kesehatan; penguatan data sain dan kecerdasan artifisial; serta penguatan kerjasama, networking, dan publikasi media.

Hammam berharap upaya peluncuran produk inovasi TFRIC-19 ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan turut membantu program pemerintah dalam melakukan 3T (testing, tracing dan treatment). Dukung terus program vaksinasi pemerintah dan tetap patuhi protokol kesehatan agar Indonesia segera mencapai kekebalan komunitas (herd immunity).

Sepuluh Inovasi TFRIC-19 Next Gen

BPPT sebagai lembaga kaji terap teknologi terus berperan aktif dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. Sebagai langkah konkrit dalam upaya tersebut dibentuklah TFRIC-19 pada bulan Maret tahun 2020.

Melalui 5 (lima) aksi utama yang dilakukan TFRIC-19 pada tahun 2020 telah melahirkan produk-produk inovasi, antara lain: (i). Pengembangan Non-PCR Rapid Diagnostic Test, (ii). Pengembangan PCR Test Kit, Laboratorium Uji PCR, dan Sequencing; (iii). Aksi Penguatan Sistem Informasi dan Aplikasi Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence), (iv).

Penyusunan Data Whole Genome COVID-19 dan (v). Penyiapan Sarana Prasarana dan Penyediaan Logistik Kesehatan untuk Penanganan COVID-19 seperti Ventilator, Mobile Lab BSL2, mobile hand washer, face shield, dan hand sanitizer.

Pada tahun 2021, seiring dengan masih maraknya pandemi Covid- 19, BPPT melanjutkan aksi inovasi teknologi untuk penanganan Covid-19 melalui TFRIC-19 Next Generation. Melengkapi aksi TFRIC-19 periode sebelumnya dengan menghasilkan sepuluh inovasi:

1. RAPID DIAGNOSTIC TEST (RDT) ANTIGEN COVID-19 : BPRO

BPRO adalah Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk deteksi antigen Covid-19, yang dikembangkan oleh BPPT bersama PT. Prodia Diagnostic Line (PROLINE). RDT dengan bahan baku antibodi terhadap antigen N (Nucleocapsid) SARS-Cov-2 ini diformulasi dengan teknik lateral imunokromatografi.

Hasil uji standar emas dengan RT-PCR terbukti bahwa rapid antigen BPRO hasil inovasi TFRIC-19 Next Generation memiliki tingkat sensitivitas 96% dan spesifisitas 100%.

Selain itu BPRO juga telah merespon tuntutan kebutuhan yang berkembang di masyarakat terkait dengan kurang nyamannya proses pengambilan spesimen atau sampel test (swab).

Selain pengambilan swab melalui nasofaring, BPRO juga menyiapkan perangkat swab melalui nasal anterior yang akan lebih nyaman bagi pengguna.

Dalam waktu singkat, Kehadiran RDT BPRO ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor kebutuhan RDT untuk testing Covid-19.

2. BAHAN BAKU RDT : N (NUCLEOCAPSID) DAN S (SPIKE) ANTIBODI MONOKLONAL SAR-COV 2

BPPT telah berhasil mengembangkan dua jenis bahan baku untuk pembuatan Rapid Test Antigen, yaitu antibodi anti-spike dan anti-nucleocapsid dari virus SARS-CoV-2.

Kedua jenis antibodi monoklonal tersebut merupakan antibodi yang berasal dari hewan mencit terstandar dengan kemampuan mendeteksi partikel virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 secara spesifik.

Antibodi monoklonal anti-spike yang dikembangkan telah teruji dapat mengenali protein rekombinan spike maupun virus SARS-CoV-2 yang telah di-inaktivasi.

Sedangkan antibodi monoklonal anti-nucleocapsid telah teruji sangat spesifik mengenali protein nucleocapsid dan tidak cross-reactive dengan jenis protein lain dari virus SARS-CoV-2.

Kedua jenis antibodi monoklonal tersebut dapat diaplikasikan dalam beberapa format teknologi deteksi virus SARS-CoV-2, yaitu pada metode ELISA dan Western Blot.

Diharapkan kedua jenis bahan baku ini dapat digunakan dalam produksi dan meningkatkan TKDN Rapid Test Antigen dalam negeri.

3. KIT ANTIBODI NETRALISASI

TFRIC-19 Next Generation telah menyiapkan produk inovasi FAST-BIORBD untuk pemeriksaan Anti SarsCovd2-RBD. Produk ini akan mendukung proses evaluasi keberhasilan program vaksinasi nasional.

Pemeriksaan kadar Antibodi Anti RBD ini penting sebagai kajian strategis untuk menentukan efektivitas vaksin pada individu, pemetaan seropositivitas dan perumusan target vaksinasi termasuk booster, serta memonitor capaian herd immunity.

Pemeriksaan ini juga diperlukan untuk pengelolaan pasien COVID-19 dan menentukan kelayakan seorang penyintas untuk memberikan plasmanya sebagai donor.

Produk ini berbasis teknologi Lateral Flow Immunofluorescent Assay (LFIA) yang telah terbukti cukup akurat untuk mengukur kadar antibodi netralisasi melawan COVID-19.

4. STAMILIC

STAMILIC adalah suplemen cair dalam kemasan sachet, dengan kandungan utama ekstrak black garlic yang diperkaya dengan ekstrak jahe merah.

Selain memiliki kandungan antioksidan (senyawa S-allyl cysteine /SAC) yang tinggi, black garlic telah terbukti efektif menurunkan kadar gula darah, memperbaiki profil lemak darah, dan menurunkan faktor penggumpalan darah (PAI-1 = plasminogen activator inhibitor 1).

Dengan penambahan ingredient ekstrak jahe merah, STAMILIC dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki kondisi penyakit komorbid Covid-19, serta mencegah penggumpalan darah.

BPPT bersama dengan PT. Ivaas Sejahtera Indonesia melakukan inovasi produk STAMILIC untuk membantu masyarakat khususnya yang ada komorbid untuk bisa terhindar dari penyebaran Covid-19. Produk STAMILIC telah mendapatkan persetujuan izin edar dari BPOM dan akan segera diproduksi massal.

5. WHOLE BETA

“Whole Beta” merupakan produk hasil fermentasi bahan alam kacang hijau dengan ragi hitam (Aureobasidium pullulan) yang menghasilkan senyawa aktif Beta Glukan (1,3-1,6 D-glukosa).

Senyawa Beta Glukan memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai imunomodulator, dapat menekan replikasi virus, menurunkan peradangan, membantu proses regenerasi jaringan, menurunkan penyebaran kanker, sebagai antioksidan, anti osteoporosis, dan dapat memperbaiki profil lemak darah sehingga dapat mencegah terjadinya hiperkolesterolemia.

Keunggulan whole beta adalah produk ini larut dalam air sehingga mudah dalam penggunaan, dan AMAN karena termasuk dalam Generally Recognized As Safe (GRAS).

Whole Beta merupakan produk alami dan tidak menggunakan bahan tambahan maupun pengawet kimia. BPPT bersama PT. Neopangan Indonesia telah berhasil memproduksi Whole Beta pada skala 2500 L dan telah mendapatkan ijin edar dari BPOM.

6. BISKUIT NEXT GEN

TFRIC-19 Next Generation juga menghadirkan biskuit Biskuneo Next Generation (Biskuneo NG) yang merupakan generasi Biskuneo lanjutan dengan rasa lemon dan strawberry. Per saji Biskuneo mengandung 3 keping biskuit (35 gram) mengandung kalori sebesar 170 kilo kalori.

Biskuneo NG juga difortifikasi dengan Vitamin A, C, D, E dan mineral zink serta selenium yang penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terutama saat kondisi darurat seperti wabah pandemi-Covid 19 dan menjadi solusi alternatif dalam memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang praktis dan gak ribet.

Bersama PT. Makindo Perdana, BPPT mendesain Biskuneo NG dengan bahan baku dari bahan pangan lokal yang murah, dan mudah didapatkan. Biskuneo terbuat dari tepung mocaf, tepung ubi jalar, telur, susu margarin, gula, sayuran dan ekstrak lemon serta ekstrak strawberry.

7. BERAS FORTI VIT

BPPT telah melaksanakan kaji terap teknologi fortifikasi beras dengan memanfaatkan bahan baku lokal. Proses yang dilakukan dengan menambahkan berbagai vitamin yaitu vitamin A, B1, B3, B6, B9, B12 dan mineral yaitu Fe dan Zn ke dalam tepung beras.

Selanjutnya campuran bahan tersebut dibulirkan menjadi buliran seperti beras menggunakan teknologi ekstrusi (menggunakan alat extruder).

Beras hasil pembuliran ini disebut Kernel Beras Terfortifikasi (FRK), yang akan dicampurkan dengan beras biasa dengan perbandingan 1 bagian FRK dan 99 bagian beras biasa (dosis FRK 1%) menjadi Beras Terfortifikasi.

Beras Terfortifikasi inilah yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Vitamin dan mineral dalam Beras Terfortifikasi stabil dan beras dapat dicuci sebelum ditanak.

BPPT bersinergi dengan Perum BULOG dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan nasional, dengan menghasilkan teknologi yang mampu menghasilkan produk FRK lokal yang lebih efektif, lebih murah serta mampu menggantikan produk FRK impor.

Dengan didukung oleh World Food Programme (WFP) yang berpengalaman dalam pemasyarakatan Beras Terfortifikasi di berbagai negara untuk mengatasi gizi buruk, diharapkan inovasi beras terfortifikasi ini akan mendapatkan dukungan dari Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian dan Lembaga terkait lainnya.

8. PURULA

BPPT melalui TFRIC-19 Next Generation menghasilkan inovasi pangan berupa flake tabur berbahan dasar biopeptida kedelai yang dapat memperbaiki penyerapan zat besi dan asam folat yang dapat mencegah anemia pada anak, ibu hamil, remaja dan wanita usia subur.

Bentuk sediaan juga didesain agar dapat dikonsumsi dan dikemas dengan mudah. Purula adalah nama produk, singkatan dari Peptida Unggul Rumput Laut. Diperkaya dengan 10 vitamin dan 2 mineral yang dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah. Konsumsi Purula dapat meningkatkan kadar serum ferritin dan penyerapan zat besi.

Pemakaian Purula ini sangat mudah yaitu cukup ditaburkan pada makanan sebagai tambahan lauk atau apapun makanan cemilannya.

Saat ini Purula dalam proses diaplikasikan sebagai salah satu produk yang digunakan dalam Program Percepatan penanganan Stunting oleh BKKBN yang menyasar pada calon pengantin siap nikah siap hamil.

Dengan dukungan produksi oleh PT. Indofood, diharapkan Purula dapat menjadi solusi inovatif yang praktis dan dapat didistribusikan secara mudah ke berbagai daerah terdampak pandemi.

9. APLIKASI ARTIFICIAL INTELLIGENCE UNTUK PENEMUAN SENYAWA OBAT DARI TANAMAN OBAT INDONESIA

TFRIC-19 Next Generation juga menghasilkan output unggulan berupa dataset yang bersumber dari 2900 lebih data koleksi tanaman obat Indonesia yang telah dikoleksi BPPT.

Dataset ini telah dilengkapi dengan data kandungan senyawa fitokimia, struktur 2D (dua Dimensi) dan struktur 3D (tiga Dimensi), data SMILE, data hasil molecular docking atau data energi ikatan yang diperoleh dari penambatan molekul terhadap target reseptor antivirus SarCOC-2, serta data fisikokimia dari masing masing senyawa tersebut.

Dataset ini merupakan dataset Artificial Intelligence yang selanjutnya menjadi data input untuk algoritma machine learning dan model aplikasi untuk membuat prediksi potensi senyawa dari tanaman obat untuk indikasi antivirus.

Data ini diharapkan dapat membantu pengembangan obat baru berbasis pendekatan bioinformatika dan kecerdasan artifisial.

Bersama para pakar dari UI, IPB, ITB dan komunitas Kecerdasan Artifisial, para perekayasa dan peneliti BPPT terus menyempurnakan pengembangan aplikasi ini, termasuk pengembangan aplikasi untuk indikasi penyakit degeneratif lainnya. Aplikasi yang diberi nama MELISA (Medicinal Plants Indonesia System Application) ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh kalangan mahasiswa, peneliti maupun industri dalam memperkuat penelitian formulasi obat herbal dan pencarian obat baru dari senyawa aktif tanaman obat.

10. BUKU KAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI KESEHATAN

Buku yang diberi judul "Kebijakan Inovasi Teknologi Produk Penanggulangan Covid-19" disusun oleh para perekayasa dari Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT, sebagai bagian dari dukungan penguatan hilirisasi produk-produk inovasi TFRIC-19 Next Gen.

Kajian kebijakan inovasi produk teknologi dalam buku ini diawali dari kerangka makro inovasi, yaitu ekosistem inovasi dan audit teknologi untuk mengukur indikator keberhasilan dari produk teknologi yang dihasilkan.

Kemudian dilanjutkan dengan kerangka mikro di level perusahaan berupa kajian kesiapan industri dan komersialisasi produk teknologi. Dilanjutkan dengan kajian teknis berupa ketersediaan dukungan bahan baku.

Buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) peneliti/ inventor di lembaga litbang, perguruan tinggi dan industri; (2) pengusaha dan pelaku industri, yang akan menggunakan atau memanfaatkan hasil teknologi, serta (3) pengambil kebijakan teknologi dan ekonomi dalam mendorong kegiatan riset dan pengembangan serta mendorong penggunaan hasil teknologi sendiri dalam meningkatkan ekonomi.

Pada acara Peluncuran Produk TFRIC-19 Next Gen ini, BPPT juga melanjutkan aksi Bakti Inovasi Teknologi dengan menyampaikan produk-produk hasil inovasi TFRIC-19 Next Gen ini kepada masyarakat langsung.

BPPT akan menyampaikan produk-produk ini kepada saudara-saudara kita di daerah, diantaranya kota Medan, Lampung, Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat dan Kalimantan Timur.

Semoga produk inovasi dalam negeri ini bisa dirasakan dan memberikan manfaat untuk masyarakat secara langsung. BPPT juga menghibahkan satu unit Laboratorium mobile Biosafety Level 2 versi Bus kepada Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan, sebagai bagian dari peran BPPT untuk membantu meningkatkan Testing di wilayah Tangerang Selatan.*

 

 

 

Artikel Terkait