Qalbu Salim-Berpikir Positif

by : Noryamin Aini (Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta)

Bahagia itu menyenang dan menyehatkan. Bingkainya adalah qalbu saliim; hati dan pikiran yang selalu melihat segala hal, terutama perbedaan, musibah dan kebencian, dengan bingkai hati-jiwa pemaaf, penuh syukur dan kasih sayang.

Sahabat! Dalam qalbun saliim, dan pikiran positif, maka segala hal yang umum, dan lazim dinilai negatif oleh kebiasaan, akan menjadi indah, bernilai positif, menyenangkan. 

Semuanya indah. Subhanallah. Keindahan dan kebahagiaan itu dihadirkan oleh hati yang penuh empati dan kasih sayang untuk orang yang kita cintai-kasih. Mereka adalah kita dalam wujud lain. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kita.

Sahabat! Mengasihi itu adalah panggilan jiwa memberi-berbagi. Ia menghilang dari hati individu yang menjadi orang lain (instrumentasi, eksploitasi) sebagai media mengambil keuntungan pribadinya. Mengasihi itu ekspresi hari memberi-berbagi; ia bukan hati serakah, yang selalu menumpuk dan meminta.

Coba lihat gambar di atas! Dalam bingkai bahagia mengasihi sang adik, ada mimik wajah sang kakak yang bahagia saat elusan kaki adiknya yang cacat fisik, menyentuh mukanya. Qalbu dan pikiran positif sang kakak yang penuh cinta dan sayang membuat elusan kaki adik menjadi sangat indah. Allahu akbar.

Sahabat! Batin-pikiran yang selalu berpikir positif, qalbun salim, qalbu pemaaf, qalbu tanpa dendam, akan menghadirkan kebahagiaan yang tidak akan pernah didapatkan oleh hati dan jiwa pembenci, yang selalu berpikir negatif.

Selamat berbahagia dengan qalbu saliim dan pikiran yang positif, yaitu qalbu yang mengasihi, peduli, penuh empati. Semuanya menjadi indah dan menyenangkan. 

Hidup ini menyenangkan, maka rawatlah qalbu saliim dan pikiran positif untuk menambahkan kebahagiaan dan imunitas tubuh kita. Kepada-Mu kami bersyukur ya Allah atas karunia, berkah, rahmah dan ridlo-Mu.

#Ya-Allah-tuntunlah-kami-untuk-merawat-qalbun-saliim-kami

Pamulang, 5 September 2021