Nasional

Relawan Jokowi: Utang BUMN Akibat Pemerintahan Masa Lalu

Oleh : very - Rabu, 29/09/2021 18:38 WIB

Sekretaris Jenderal, Akhrom Saleh. (Foto: Dokumen Pribadi)

Jakarta, INDONEWS.ID --- Menumpuknya utang PT Krakatau Steel sebagai perusahaan milik negara, tentu tak terlepas dari warisan noda hitam pemerintahan masa lalu. Karena itu, pemerintahan sekarang mendapat bagian “mencuci piring kotor” akibat pesta yang dilakukan pemerintahan terdahulu.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa dirinya mengendus adanya indikasi korupsi di beberapa perusahaan milik negara seperti di PT Perkebunan Negara (PTPN), dan PT Krakatau Steel (KS).

Menyikapi hal itu, Kornas-Jokowi melalui Sekretaris Jenderal, Akhrom Saleh mengatakan bahwa endusan Menteri BUMN khususnya di PTPN dan Krakatau Steel tentu berkaitan erat dengan pemerintahan dimasa lalu. Akhrom menganggap pemerintahan masa lalu gagal dalam mengelola BUMN, sehingga menyebabkan penumpukan utang di perusahaan-perusahaan plat merah. Seperti membengkaknya utang di PT Waskita Karya, PT Perkebunan Negara (PTPN), PT Krakatau Steel (KS) dsbnya.

“Saya kira banyaknya utang BUMN tak terlepas dari warisan masa lalu, jadi enggak heran kalau pemerintahan Presiden Jokowi yang cuci piring kotornya. Coba kita lihat banyaknya utang Waskita Karya, PTPN atau KS hingga triliunan itu sejak tahun berapa menumpuk utangnya? Bahkan ironisnya lagi BUMN banyak yang mengalami kerugiaan. Makanya perlu kita lihat sejak kapan BUMN tersebut rugi dan menumpuknya utang. Jadi jangan terburu-buru menyimpulkan atau menyalahkan pemerintahan sekarang yang sedang membenahinya,” tegas Aktivis Pergerakkan ini.

Selain itu Akhrom juga menerangkan bahwa utang Krakatau Steel yang sejak tahun 2012 yang lalu kini telah dibenahi hingga perusahaan baja milik negara tersebut dapat mengurangi utang-utangnya. Bahkan lanjut Akhrom, KS di tangan Direktur Utama Silmy Karim mendapatkan keuntungan yang sejak lama mengalami kerugian. Ini artinya, sebut dia, Direksi yang sekarang masuk dalam kategori berhasil membenahi secara berlahan.

“Kalau ditanya bagaimana KS tentu saya menjawab paling tidak di tangan Silmy Karim KS dapat mengurangi utangnya. Kedua, KS mendapatkan keuntungan yang sejak lama enggak dapat untung. Ketiga, sejarah mencatat kini KS telah memiliki pabrik baja terbesar setelah Amerika Serikat yang kemarin diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Paling tidak itu, Silmy sudah berupaya membenahi KS dengan warisan masa lalunya,” kata Akhrom. 

Karena itu dia mengatakan agar pemerintahan sekarang diberi kesempatan untuk membenahi sejumlah BUMN yang lagi sementara sakit. “Kita juga enggak mau selalu menyalahkan pemerintahan dimasa lalu. Yang paling penting sekarang kita bergotong-royong untuk memperbaiki perekonomian negara ini,” pungkas Akhrom. ***

Artikel Terkait