Jakarta, INDONEWS.ID --- Para anggota Seniman Rakyat Peduli Lingkungan dan Anti-Korupsi atau SERAK menggelar aksi teaterikal dan pembacaan puisi berjudul "Kaesang Gate" di halaman gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Jumat (21/1).
Para demonstran menyatakan keprihatinannya terhadap situasi nasional yang terjadi belakangan ini.
Dalam pernyataanya, kaum demonstran mengatakan sangat kecewa terhadap kondisi keadilan ekologis yang tidak lagi menjadi prioritas penegakan hukum. Kebijakan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup saat ini tidak menjadi prioritas KPK.
“Bila para perusak lingkungan bebas melenggang, jangan harap kita mewariskan kebaikan bagi para penerus bangsa. Bila masa kekuasaan dianggap waktu yang wajar untuk mengembangkan bisnis anaknya, kami tidak sependapat. Kami pandang itu sebagai KKN, korupsi, kolusi dan nepotisme. Karena itu kami juga tidak sepaham dengan mereka yang memuja suatu konflik kepentingan semacam ini,” ujar Koordinator Acara, Suryadi.
Dia mengatakan, seharusnya kita mengenang sikap bersahaja para pejabat, yang sangat disiplin menjaga etika selama menjabat. Sebagai contoh, Kapolri Hoegeng dahulu saat menjabat menutup bisnis keluarganya karena takut bisnis keluarganya menjadi laris karena posisinya sebagai Kapolri.
“Kejujuran semacam keluarga Jenderal Hoegeng inilah yang didambakan seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya seperti dikutip konfrontasi.com/.
Kemudian, mereka membacakan puisi dengan judul Kaesang Gate.
Berikut puisi tersebut:
KAESANG GATE
sekarang zaman edan
hutan-hutan dibakar
rakyat sesak nafas
pembakarnya lepas
denda tak seberapa
lingkungan rusak
ibu pertiwi menangis
negara rugi
rakyat sakit
hewan punah
lingkungan rusak
pembakar hutan aman
berlindung di ketiak penguasa
diangkat jadi duta besar
aparat pun hanya centeng mereka
KPK masih diam membisu
sementara
bisnis cendol pangeran
mereka suntik dana puluhan miliar
bisnis saham
mereka suntik dana puluhan miliar
dan bisnis bisnis lainnya
dan suntikan puluhan miliar lainnya
yang kata pangeran
kita pasti akan lebih kaget
jangan-jangan ada yang ratusan miliar
atau triliunan rupiah!?
luar biasa, naudzubillah min dzalik..
ah bukan korupsi!
siapa bilang pangeran tak boleh berbisnis
kata mereka pemuja pangeran
tapi kata kita
rakyat jelata yang susah dan miskin
tindakan pangeran adalah korupsi
pangeran mendagangkan kuasa sang raja
maka kami hadir di sini
demi tuntaskan Reformasi
ini adalah api pembuka....
Gedung KPK, Jumat Suci ,21 Januari 2022. ***