BPP Bahasa Kemendikbud Targetkan 12 Juta Eksemplar Buku Terkirim ke Daerah 3T Sepanjang 2022

Jakarta, INDONEWS.ID - Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (BPP Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristekditkti) terus melakukan berbagai inovasi dan transformasi. Salah satunya adalah terkait pemerataan penyebaran informasi dan pengetahuan melalui pendistribusian buku ke berbagai daerah di Indonesia.

Daerah yang menjadi fokus Badan Bahasa dalam menyebarkan buku bacaan bagi anak-anak dalam rangka meningkatkan literasi kebahasaan dan kesastraan adalah daerah dengan kategori 3T yakni Terdepan, Terpencil dan Tertinggal.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPP Bahasa), Prof. E. Aminudin Aziz, Ph.D mengatakan tahun ini, BPP Bahasa mendapat sokongan anggaran mencapai Rp564 milliar dalam merealisasikan programnya. Dari total tersebut, katanya, sebesar Rp135 milliar digelontarkan khusus untuk percetakan dan pengiriman buku literasi. 

"Tahun ini anggaran kami itu Rp564 milliar karena literasi memegang peranan yang sangat besar gitu ya. Karena untuk percetakan dan pengiriman buku saja dan pendampingan guru-guru kemarin, itu sekitar 135 miliar," kata Prof Amin dalam Kegiatan Riung Wartawan bertema “Dua Tahun Kinerja Badan Bahasa” di Gedung Intermark Indonesia, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (1/7).

Pada tahun ini, kata Prof Amin, pihaknya dikabarkan akan menerima tambahan anggaran untuk program literasi. Hal ini sejalan dengan semangat Menteri Nadiem yang menginginkan penyebaran buku bacaan untuk anak-anak PAUD hingga SD dapat tersebar secara meluas dan merata hingga ke seluruh pelosok negeri.

Kondisi saat ini, Prof Amin menuturkan, jumlah buku di sekolah-sekolah sangat terbatas. Padahal, niat dan minat anak-anak untuk memperolah buku bacaan cukup tinggi. Kalaupun ada, tambahnya, buku-buku tersebut tidak sesuai dengan minat anak-anak. Kalaupun ada yang sesuai, namun jumlahnya sangat terbatas.

"Nah, bisa dibayangkan dalam satu SD misalnya, murid ada 25 orang. Kalau ada seorang anak mengatakan "buku ini menarik" dia bawa pulang. Satu orang pinjam minimal satu hari. Berarti anak yang lain mau baca, harus tunggu 25 hari. Situasi seperti ini yang ingin diubah oleh mas Menteri," imbuhnya.

Prof Amin menyampaikan, pada 2020, BPP Bahasa telah sukses menyediakan sebanyak 71 buku bacaan literasi dengan ricincian sebanyak 6 buku terjemahan, 30 buku bertema ASEAN dan toleransi di Indonesia, 30 buku komik dan 5 hasil karya residensi sastrawan di daerah 3T.

"Capaian lain di 2020 adalah kita membuat video pembelajaran berjudul "Petualangan Glen", membuat buku audio disnetra sejumlah 20 dengaran dan menambah jumlah bahan bacaan digital sebanyak 654 judul," paparnya.

Sementara pada 2021, BPP Bahasa telah mencetak dan mengirimkan sebanyak 120 judul buku ke 84 kabupaten di daerah 3T dengan jumlah buku sebanyak 1.511.761 eksemplar.

"Pada tahun 2022 ini, kita menargetkan pencetakan dan pengiriman buku literasi menggunakan anggaran yang bersumber dari BA-BUN Rp135 Miliar sebanyak 12.159.182 eksemplar ke 81 kabupaten di daerah 3T," ungkapnya.

Pada 2020, Prof Amin menambahkan, pihaknya telah melakukan pembinaan generasi muda sebanyak 6193 orang, sementara pada 2021 sebanyak 46 orang dan 14.005 pada 2022. Adapaun bimtek pemberdayaan komunitas literasi yakni taman baca sebanyak 300 komunitas pada 2021 dan 797 pada 2022.

"Pada 2022 itu, 14.005 orang muda kita bina. 6.000 tersebar di DKI Jakarta. Sementara Bimtek Komunitas Literasi sebanyak 797 komunitas, 100 di DKI Jakarta sisanya tersebar di seluruh provinsi," bebernya.

Pada kesempatan itu, Prof Amin membeberkan berbagai inovasi dan capainnya selama menjabat sebagai Kepala Badan Bahasa. Antara lain mulai dari melakukan transformasi kelembagaan dan program, hingga capaian Badan Bahasa serta inovasi, penghargaan dan peta kerjasama BPP Bahasa selama dua tahun terakhir sejak 2020 lalu.*