Nasional

Bukan Sekadar Recyling, Ekonomi Sirkular Sifatnya Restoratif dan Generatif

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 29/07/2022 11:34 WIB

Ibu Kota Negera Nusantara (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur yang menerapkan konsep ekonomi sirkular atau circular economy mendapat sorotan dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

Deputy Director, Green Building Council Indonesia (GBCI), Prasetyo Adi mengatakan berdasarkan definisi dari world economic forum, ekonomi sirkular sendiri adalah sistem industri yang restorative atau regeneratif.

"Kalau kita lihat definisi dari world economic forum, ekonomi sirkular sendiri adalah sistem industri yang restorative atau regeneratif. Jadi itu kata kuncinya by intention dan design," kata Prasetyo dalam diskusi virtual bertajuk "Menyongsong Ibu Kota Negara Circular" yang digelar Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Kamis (28/7).

Untuk diketahui, penerapan konsep ekonomi sirkular di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah diamanatkan dalam UU Nomor 3/2022. Implementasi ekonomi sirkular disebut akan mewujudkan visi IKN Nusantara sebagai World-Class City for All.

Konsep ekonomi sirkular ditujukan untuk menggantikan pendekatan "ambil-pakai-buang" dari ekonomi linear, dengan berupaya memperpanjang siklus hidup dan nilai produk, bahan baku, dan sumber daya agar bisa digunakan selama mungkin serta meminimalkan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkannya.

Jika mengacu pada kata kunci by design dan intention, jelas Prasetyo, makan pembangunan IKN Nusantara dalam menerapakan konsep sirkular ekonomi dinilai sudah terlambat. Sebab menurutnya, realisasi penerapan konsep itu harus dari awal.

"Jadi harus dari awal gitu ya. Menurut saya, sekarang IKN, karena sudah membuat infrastruktur udah agak telat, harusnya segera gitu ya. Karena termasuk dengan rantai pasok," ujarnya.

Prasetyo menambahkan, seharunya yang pertama kali dibangun di IKN Nusantara adalah taman. Sebab taman bersifat regeneratif dan restorativ.

"Bagi saya untuk IKN, yang pertama dibangun adalah tamannya. Karena taman itu bersifat regeneratif, bersifat restorative.

Yang kedua, lanjutnya, dari taman atau hutan kota itu sendiri, kita bisa menerapkan konsep grow your own city. Dengan konsep ini, jelas Prasetyo, bahan yang digunakan untuk membangun infrastruktur diambil dari daerah tersebut, dalam hal ini Kalimantan.

"Kalau ini kan pendekatannya beda tadi. Bikin dulu bangunan megah, gambar dulu bangunan megah oleh pematung, kemudian bahannya kita impor," pungkasnya.

"Jadi salah satu kata kunci tadi adalah tentang lokalitas sebenarnya. Jado gimana kita membangun satu kota dari pulau kalimantan dulu dengan konsep revert logistik. Sesuatu yang seharusnya dibuang dikembalikan lagi ke pabriknya," tukasnya.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Bidang Pengembangan PS-PPI, BKTL-PII & Akademisi Persampahan ITB,
Emenda Sembiring mengatakan salah satu sebaiknya diterapkan di IKN Nusantara metode pengumpulan sampah menggunakan aplikasi.

Sistem ini seiring dengan konsep ekonomi sirkular yang kedepankan oleh pemerintah. Selain itu, cara ini juga sudah mulai banyak dipakai di kota-kota smart city. Hal

"Sekarang kan sudah mulai banyak inisiatif dalam mengumpulkan sampah itu menggunakan aplikasi. Whynot! Kita juga bisa menerapkan hal tersebut di sana," kata Emenda.

Berikutnya yang patut dicoba di IKN Nusantara, tambahnya, adalah penerapan internet of thing (IoT) terkait material recovery facilities. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya interaksi antara individu sehingga dapat mencegah terjadinya resiko kesehatan.

"Jadi kita tidak lagi banyak menggunakan interaksi antara manusia dan tanpa sadar kalau resiko kesehatan itu kan terjadi kalau adanya interaksinya langsung," terangnya.

Selanjutnya, Emenda menyarankan agar juga menggunakan sensor untuk memisahkan antara berbagai jenis material. Sebab menurutnya, keberhasilan dalam pengolahan sampah itu tergantung pada upaya pemisahan dari sumber sejak awal.

"Karena kalau kita lihat rate keberhasilan dari pengelolaan sampah kunci utamanya memang di pengumpulan dan pemisahan dari sumber. Karena sudah by design yakni dipisahkan dari sumber, maka sampah lebih mudah dipisahkan," tutupnya.*(Rikard Djegadut)

Artikel Terkait