Nasional

Simak Ya! Harga Pertalite Dipastikan Naik

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 15/08/2022 16:02 WIB

Ilustrasi (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah memilih opsi untuk menaikan harga BBM subsidi. Di mana pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp502 triliun untuk subsidi BBM hingga akhir tahun.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan jika harga BBM terpaksa dinaikan. Nilai kenaikannya tidak akan terlalu tinggi.

"Kalaupun naik kita akan buat jangan terlalu berat," kata dia, Senin (15/8/2022).

Kenaikan harga BBM dilakukan dalam upaya menjaga kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.

Seperti diketahui pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp 502 triliun hingga akhir tahun. Namun di sisi lain harga minyak dunia terus meningkat di tingkat global.

"Angkanya semua sedang dihitung, kita sedang siapkan angkanya. Kita sudah rapat beberapa kali," kata Susiwijono.

Dia membeberkan perhitungan kenaikan harga BBM sedang dilakukan berbagai kementerian dan lembaga terkait. Termasuk dampak kenaikan inflasi yang bisa dihasilkan jika pemerintah memutuskan kenaikan BBM.

"Semua sedang dihitung, kalau naik nanti kontribusi ke inflasinya berapa karena akan dorong inflasi," kata dia.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan membagikan bantuan sosial bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Utamanya mereka yang terdampak langsung.

"Kalau ada kenaikan harga kita siapkan bansos-bansos lagi dan ini lebih fair," kata dia.

"Kalau harga sekarang semua bisa menikmati, yang pakai mobil-mobil juga pakai. Jadi ini bisa kita alirkan ke bansos," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung masalah harga BBM di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari imbas perang Rusia-Ukraina yang membuat harga minyak dunia meroket.

Sejumlah negara lain menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga dua kali lipat. Namun, jika terjadi kenaikan BBM di Indonesia, Presiden mengkhawatirkan akan terjadi gejolak di masyarakat.

“Bayangkan kita naik kadang-kadang 10 persen saja, demonya 3 bulan. Ini (negara-negara lain) naik dua kali lipat artinya 100 persen naik” ujar Jokowi.*

Artikel Terkait