Opini

Mengkritisi Solusi Pemerintah dalam Memecahkan Masalah Keuangan

Oleh : indonews - Rabu, 14/09/2022 10:04 WIB

Kenaikan harga BBM, Pajak dan pengurangan subsidi. (Foto: Ilustrasi)

Oleh: Chris Komari*)

Jakarta, INDONEWS.ID – Karena masih ada ratusan juta rakyat Indonesia yang masih bisa memberi subsidi kepada pemerintah pusat, untuk membayar cicilan utang 7 turunan, dengan cara Sri Mulyani menaikan harga BBM, pajak,  listrik dan menghapus subsidi untuk rakyat, maka, itukah yang dimaksud Sri Mulyani sebagai manageable? Busyeetttt.....!!!

Bahkan Sri Mulyani dengan ketus dan bangganya mengatakan bahwa semua negara punya utang.

Mantra Sri Mulyani selalu meminta publik di Indonesia untuk membandingkan debt ratio to GDP antara Indonesia dengan USA dan Jepang.

Memang benar, karena debt ratio to GDP USA sudah tembus 134%. Debt ratio to GDP Jepang sudah tembus 263%. Sementara itu debt ratio to GDP Indonesia baru sekitar 42.83%.

Tapi hebat pemimpin negara USA dan Jepang tidak pernah menaikan harga BBM, listrik dan pajak untuk membayar cicilan utang.

Mengapa Indonesia yang debt ratio to GDP rendah hanya 42.83%, sudah kesulitan bayar cicilan utang???

Menkeu terbaik didunia Sri Mulyani, raja ngutang, sekarang mulai pusing cari dana untuk bayar cicilan utang.

Siapa juga yang nafsu dan kecanduan ngutang hingga tembus Rp.7.000 trilliun?

Jadi apa artinya Indonesia punya debt ratio to GDP rendah, tapi kesulitan bayar cicilan utnag?

Sekarang Indonesia mulai kesulitan bayar cicilan utang, rakyat yang dikorbankan untuk memberi subsidi kepada pemerintah pusat dengan kenaikan harga BBM.

Tidak hanya sampai disitu. Sebentar lagi mau menaikkan harga listrik, pajak dan mengurangi subsidi rakyat. (baca https://ekonomi.bisnis.com/read/20220816/10/1567574/sri-mulyani-sebut-anggaran-ikn-dan-pemilu-masuk-prioritas).

Ketika Sri Mulyani jualan bonds tidak laku, ngutang keluar negeri tidak berhasil, rakyat yang dipaksa memberi sumbangan subsidi kepada APBN pusat yang mulai kekurangan dana, dengan kenaikan BBM.

Lebih jahat lagi, kenaikan harga BBM itu utamanya untuk membiayai proyek Ibu Kota Negara (IKN) dengan memeras rakyat yang sudah menderita.

Itu sudah tergolong kejahatan dan penjajahan pemerintah pusat terhadap rakyatnya sendiri.

Sri Mulyani jualan bonds (SUN/SBN) dengan bunga tertinggi di dunia, tetapi tidak laku juga di pasar international. Karena investor international tahu, secara fundamental ekonomi Indonesia masih lemah.

Ketika pemerintah pusat kekurangan dana APBN 2023, rakyat yang menjadi sasaran dan korban dari penjajahan pemerintah pusat.

Sri Mulyani dan Jokowi ingin mengatasi kekurangan dana APBN 2023 dengan cara cepat, cara males, tidak mau mikir yang berat-berat, ambil jalan pintas dan tidak mau kerja keras.

Jalan pintas untuk mendapatkan dana APBN 2023 adalah dengan "malakin" rakyat lewat kenaikan pajak, kenaikan harga BBM, kenaikan harga listrik dan mencabut subsidi rakyat sebanyak mungkin.

Tiga (3) solusi yang selama ini selalu dilakukan oleh Jokowi dan Sri Mulyani dalam memecahkan masalah keuangan di Indonesia:

1). Ngutang lewat jualan bonds.

2). Menaikkan BBM, Pajak dan listrik.

3). Ngembat uang subsidi untuk rakyat.

Karena itu demostrasi buruh, mahasiswa dan semua elemen masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM patut mendapatkan dukungan dari semua elemen masyarakat Indonesia.

Karena yang diutamakan dari kenaikan BBM adalah mencari dana untuk mega proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).

That`s bullshit...!!!

Rakyat sudah menderita, tetapi proyek IKN Jokowi ingin jalan terus dengan memeras rakyat.

Harga crude oil di Saudi Arabia saja bisa dibeli dengan discounts. Harga crude oil international rata-rata juga mulai turun dan karena itu, harga bensin diseluruh USA sudah mulai turun sekitar $1 per gallon dibanding bulan lalu.

Tapi di Indonesia, harga BBM malah mau dinaikin; karena pemerintah pusat males mikir, males kerja keras dan ingin hidup enak diatas penderitaan rakyat banyak.

*) Aktivis Demokrasi, Activist Forum Tanah Air (FTA) USA & Global

Artikel Terkait