Piala Dunia Qatar 2022

Pesta Kemenangan Rakyat Argentina

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 22/12/2022 09:21 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Lionel Messi dan kawan-kawan disambut gegap-gempita bagai pahlawan perang, yang berhasil menang di laga pertempuran.

Jutaan masyarakat tua muda, anak-anak sampai nenek-nenek menyemut di sepanjang jalan Buenos Aires Argentina yang dilalui rombongan pesebakbola kebanggaan negara yang berhasil menjuarai sepakbola piala dunia Qatar 2022.

Lionel Messi, sang pahlawan kebanggaan rakyat Argentina berkata dengan jujur, cari pemain hebat dan berbakat di Argentina itu mudah.

Tetapi penjaga gawang yang handal sekelas Nery Pumpido yang selalu mendampingi era emas Maradona itu sulit. Itu titik lemah Argentina sehingga paceklik gelar sejak 36 tahun lalu.

"Dia fenomenal. Kami tenang ketika dia ada di belakang," ujar Messi sambil menunjuk Martinez sang penjaga gawang tim Argentina saat ini.

Emiliano Martinez tahun 2018 ketika Argentina ikut piala dunia di Rusia datang cuma sekedar jadi penonton, tapi 4 tahun kemudian siapa sangka pemain lawan dibikin ciut nyalinya oleh gayanya yang tengil suka memprovokasi lawan dan kekuatan mental yang sekuat baja.

Dua pemain Perancis gagal melesatkan gol tendangan penalti: Aurelien dan Kingsley, plus 30 detik sebelum pertandingan berakhir masih mampu menepis dengan kaki dari Kolo Muani padahal sudah berhadapan satu lawan satu.

"Saya tidak bisa berkata-kata, semua yang saya inginkan telah tercapai. Ini adalah takdir," ujar Martinez.

Martinez besar di kota kecil Mar de Plata. Hidupnya berkekurangan karena ayahnya kerja serabutan. Meskipun ayahnya sangat mendorong bakatnya.

Tapi sang ayah tak mampu membelikan sarung tangan kiper buat sang anak. Tapi sang ayah merelakan dua anak lelakinya untuk makan malam meskipun sang ayah dan ibunya rela membiarkan perutnya yang kosong.

Lain di Argentina lain di Indonesia, di sana anak kecil masih bisa mewujudkan mimpi-mimpi indahnya buat dirinya sendiri atau membanggakan orang tua.

Di sini mengantungkan nasib dan mimpi di karir sepakbola masih riskan, manajemen PSSI masih Amburadul. Jangankan menjadi sarana untuk mewujudkan bakat bakat anak terpendam, untuk membuat sepakbola menjadi tontonan yang menarik mereka gagal total, orientasinya melulu berburu fulus dan kekuasaan.*(Zaenal)

Artikel Terkait