Nasional

Amanat Baru PNM, Hapus Kemiskinan Ekstrim di Tanah Air

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 28/09/2024 17:37 WIB


Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi bersama Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Ekonomi RI Arif Budimanta saat meninjau nasabah PNM Mekaar di Dusun Klemungsari, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (27/9/2024). Indonews.id/Rikarr Djegadut

Banyuwangi, INDONEWS.ID – Setelah dinilai sukses menjalankan misa pemberdayaan perempuan pra-sejahtera, PT Permodalan Nasional Madani atau PNM kembali mendapat tugas baru yakni mengentas kemiskinan hingga nol persen di Tanah Air.

Target penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia sendiri diketahui semakin mendekati titik nol. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, penurunan angka kemiskinan ekstrem sangat signifikan hingga menyentuh 0.83%.

Sebagai lembaga keuangan khusus pemerintah, PNM diberi tugas khusus oleh pemerintah untuk membantu pencapaian target nasional tersebut. Dimana PNM diberikan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar 1 Triliun rupiah untuk disalurkan.

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani atau PNM, Arief Mulyadi menyampaikan pada tahun 2019 lalu PNM diamanati untuk mendampingi 1 juta masyarakat subsisten melalui pembiayaan dan pendampingan usaha agar dapat meningkatkan pendapatan mereka.

"Sampai akhir tahun 2019 lebih dari 6 juta penyaluran PNM lakukan dan kami leverage hampir 50 kali lipat dengan pendanaan dari sumber lain," ungkap Arief dalam acara Diskusi Media di Banyuwangi pada Jumat (27/9). 

Pembiayaan dan pendampingan bagi usaha rumah tangga di Banyuwangi sendiri dilayani oleh PNM melalui 60 unit yang telah tersebar di seluruh Kecamatan di Banyuwangi.

Dari 167 ribu data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) di Banyuwangi, lebih dari 99 ribu perempuan yang termasuk dalam golongan miskin ekstrem telah dilayani PNM melalui program Mekaar yang memberikan pembiayaan pada perempuan secara berkelompok.

Arief menambahkan, peran sentris ibu dalam aspek kemiskinan sangat besar. Dimana kondisi yang sering terjadi adalah suami di-PHK sehingga menjadi pengangguran dan istri menjadi tulang punggung ekonomi keluarga dengan menjalani usaha.

Arief bersyukur pemerintah melibatkan PNM untuk tugas mulia ini. "Tugas utama kami menjadi semakin terarah dan mempercepat ketepatan sasaran. Kedepannya tidak sekedar pembiayaan tapi lebih banyak aspek rekayasa sosial yang PNM lakukan," tambahnya.

Rekayasa sosial ini dikelompokan dalam 866 ribu kelompok Mekaar untuk saling berinteraksi membangun jejaring usaha. Di Banyuwangi sendiri terdapat 9 ribu kelompok yg bisa dilakukan sinergi program untuk pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan kemiskinan biasa.

PNM berkomitmen untuk terus mengoptimalkan pemberian modal finansial, intelektual, dan sosial agar kehidupan kelompok subsisten dapat meningkat menjadi lebih baik.

"Menjaga agar mereka yang sudah menjalani usaha agar sustain dan tidak jatuh lagi ke kemiskinan yang sebelumnya berhasil dilalui," tutupnya.

 

Artikel Lainnya