Internasional

Aksi Mogok Kerja Massal Guncang Jerman, Perusahaan Raksasa Terancam Gulung Tikar

Oleh : donatus nador - Rabu, 30/10/2024 09:06 WIB


Para pekerja atau buruh di sektor teknik listrik dan industri logam, yang tergabung dalam serikat IG Metall, di Jerman menggelar aksi mogok kerja besar-besaran. Foto dok isimewa

Jakarta, INDONEWS.ID-Para pekerja atau buruh di sektor teknik listrik dan industri logam, yang tergabung dalam serikat IG Metall, di Jerman menggelar aksi mogok kerja besar-besaran.

Aksi unjuk rasa yang melibatkan ribuan buruh itu menuntut kenaikan upah yang selama ini dinilai sudah tidak layak lagi bagi mereka.

Akibat mogok massal nasional ini sejumlah perusahaan besar di bidang otomotif, seperti BMW, Porsche AG, dan Mercedes terancam lumpuh dan bisa berujung bangkrut alias gulung tikar.

Menurut laporan kantor berita Reuters, Rabu (30/10/2024), para buruh yang tergabung dalam serikat pekerja menuntut kenaikan upah sebesar 7 persen.

Tuntutan ini jauh di atas kesanggupan yang bisa diberikan perusahaan yaitu hanya menawarkan kenaikan 3,6% dalam periode 27 bulan.

Reuters melaporkan, sekitar 71.000 perwakilan IG Metall, ikut serta dalam aksi mogok kerja. Aksi ini berdampak terhadap sekitar 370 perusahaan di seluruh Jerman.

Para buruh melakukan aksi di beberapa titik. Salah satu titik aksi mogok terbesar terjadi di pabrik Porsche di Stuttgart.

Di titik ini terdapat sekitar 4.500 pekerja bergabung dalam aksi protes pada shift pagi.

Di kota Ingolstadt, Bavaria, ribuan pekerja Audi, anak perusahaan Volkswagen, juga melakukan aksi serupa.

Para pekerja berbaris sambil meniup peluit dan membawa bendera, menyuarakan kekhawatiran mereka atas kemungkinan pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik.

Ketua IG Metall, Christiane Benner, menegaskan, memastikan bahwa pihaknya tidak mau menanggung beban kesalahan yang dilakukan perusahaan.

"Kami tidak menerima bahwa karyawan kami harus menanggung beban kesalahan manajemen," kata Christiane.

Aksi ini memperberat tekanan ekonomi Eropa yang saat ini mengalami penurunan daya saing internasional akibat tingginya biaya energi dan birokrasi yang ketat.

Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA), mencatat terjadi perubahan besar-besaran di sektor otomotif Jerman diperkirakan dapat menyebabkan hilangnya 186.000 lapangan pekerjaan pada tahun 2035.

Direktur Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK) Martin Wansleben mengatakan bahwa Jerman mengalami krisis saat ini.

"Jerman (alami) krisis struktural yang semakin parah" kata Martin seraya menambahkan bahwa ekonomi Jerman kini menjadi beban ekonomi bagi Eropa.

Menanggapi aksi mogok kerja buruh, Kanselir Olaf Scholz mengadakan pertemuan tertutup selama tiga jam dengan para pemimpin bisnis.

Kanselir Olaf Scholz duduk semeja dengan CEO Volkswagen, Oliver Blume, untuk membahas langkah-langkah kebijakan yang dapat mendukung pertumbuhan industri Jerman.

Kabarnya, pertemuan para CEO dan Kanselir akan dilanjutkan dengan diskusi lanjutan yang digelar pada 15 November.

 

Artikel Lainnya