
Jakarta, INDONEWS.ID - Pada awal tahun baru 2025 ini baik kalau kita memiliki harapan akan kesehatan yang lebih baik.
Organisasi kesehatan dunia, WHO, mempunyai sedikitnya 7 proyeksi harapan yang akan dicapai bagi kesehatan dunia pada 2025, yang terbagi dalam 4 target dan 3 prioritas kesehatan.
Target pertama kesehatan dunia adalah tambahan 1,5 miliar penduduk dunia di tahun 2025 harus lebih sehat dan sejahtera (“better health and well-being”).
“Ini tentu suatu target yang amat mulia dan amat perlu kita wujudkan juga di negara kita,” ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Target kedua adalah bahwa WHO memproyeksikan di tahun 2025 akan ada tambahan 585 juta orang yang dapat dilayani dengan pelayanan kesehatan esensial dan tidak mengalami hambatan keuangan untuk mendapat pelayanan tersebut. “Ini juga amat penting bagi negara kita tentunya,” ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.
Target WHO yang ketiga adalah bahwa di tahun 2025 ini akan ada tambahan 776,9 juta penduduk dunia yang terlindungi dari kegawat-daruratan kesehatan (“health emergencies”) seperti wabah besar dan pandemi.
Sejalan dengan itu maka WHO mengupayakan agar di tahun 2025 ini dapat menyelesaikan Aturan Dunia untuk mengendalikan pandemi, atau semacam “Pandemic Agreement”, agar dunia dapat lebih terlindungi dalam menghadapi kemungkinan pandemi di waktu mendatang.
“Saya sendiri pernah ikut menjadi anggota Delegasi Republik Indonesia (DELRI) dalam pembahasan ‘Pandemic Agreement’ ini, dan memang akhir 2024 sayangnya belum dicapai kesepakatan antar negara anggota WHO. Negosiasinya masih amat alot. Mudah-mudahan akan ada titik terang yang lebih jelas agar dunia - dan juga kita- lebih siap menghadapi pandemi mendatang, yang kita tahu pasti akan ada, kita hanya belum tahu kapan dan apa jenis penyakitnya,” ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) tersebut.
Target WHO keempat adalah bahwa di tahun 2025 akan ada penurunan 40% stunting pada balita di dunia. Dalam hal ini kita perlu upaya amat keras agar tengkes/stunting di negara kita juga dapat diturunkan secara bermakna.
Selain target tersebut, WHO juga mencanangkan tiga prioritas kesehatan pada 2025 ini.
Pertama adalah memprioritaskan investasi multi-sektoral dalam pengendalian penyakit tidak menular (PTM) dan kesehatan jiwa.
Prioritas kedua adalah mengintegrasikan pengendalian dan respon penyakit tidak menular (PTM) dan kesehatan jiwa dengan sistem anggaran masyarakat (“public financing systems”).
Kita dapat mengerti tentang prioritas penanganan penyakit tidak menular (PTM) ini, setidaknya karena tiga hal. Pertama, angkanya terus meningkat dan bahkan sudah melebihi penyakit menular. Kedua, karena PTM berhubungan dengan gaya hidup yang sehari-hari dilakukan masyarakat dunia dan juga kita. Ketiga sudah ada berbagai program yang relatif lebih mudah dan jelas hasilnya, yang disebut “best buy” program, yang baiknya juga diimplementasikan di negara kita.
Prioritas ketiga adalah melakukan berbagai program untuk akselerasi pencapaian “Universal Health Coverage – UHC”. Harus diingat bahwa pelayanan kesehatan dalam UHC ini bukan hanya menjangkau semua, atau “no one left behind”, tetapi juga harus bermutu. Selain itu pelayanan kesehatan memang harus menyeluruh, dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
“Semoga derajat kesehatan di negara kita juga akan dapat meningkat di tahun 2025 ini, dengan kerja bersama pemerintah, tenaga kesehatan dan peran aktif masyarakat,” ujar mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Kepala Balitbangkes tersebut. *