INDONEWS.ID

  • Sabtu, 25/11/2017 16:48 WIB
  • Dedi Mulyadi Berharap Golkar Bebaskan Diri dari Beban Kasus e-KTP

  • Oleh :
    • very
Dedi Mulyadi Berharap Golkar Bebaskan Diri dari Beban Kasus e-KTP
Ketua DPD partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya Jawa Barat Dedi Mulyadi berharap Golkar mengubah struktur dan kultur untuk mendorong pembenahan dalam partai tersebut sehingga lebih baik lagi dalam mewujudkan harapan masyarakat.

Menurut Dedi, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar harus bergerak cepat merespon harapan publik dalam menyelesaikan polemik partai semenjak Ketua Umum Setya Novanto tersangkut kasus dugaan korupsi KTP elektronik.

"Kalau publik meminta Golkar untuk berbenah dan berubah berarti publik ini memiliki harapan untuk memilih Golkar, maka elite DPP-nya harus cepat merespon keinginan publik ini," katanya dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (25/11/2017).

Dedi bahkan menginginkan struktur partai harus mulai disederhanakan.

"Pengurus DPP, DPD I tidak boleh terlalu banyak seperti sekarang. Strukturnya harus berubah. Golkar mulai mengembangkan paradigma baru sebagai partai kerakyatan, partai yang setiap hari berbicara makna Pancasila dalam ekonomi, makna Pancasila dalam demokrasi, partai yang setiap hari memposting seluruh kadernya memamerkan hasil karyanya membangun rumah untuk rakyat miskin, menyuapi anak-anak yatim. Ini akan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia,"  kata Dedi.

Dia menginginkan Golkar berkembang menjadi partai yang setiap hari berdebat mengembangkan infrastruktur di Tanah Air.

"Membicarakan Golkar itu membicarakan karya. Berbicara Golkar itu bicara keberpihakan kepada rakyat, berbicara Golkar itu bicara perubahan, bicara ekonomi. Bicara Golkar adalah Golkar harus melangkah," ujarnya.

Dedi mengatakan, jika Golkar tidak menggunakan momentum untuk segera berbenah, maka kepercayaan publik terhadap Golkar bisa turun. "Beban (kasus KTP elektronik) yang ada hari ini jangan dipegang terus sama Golkar. Kalau bebannya terus dipegang sama Golkar maka orang akan menyalahkan Golkar," ujar Dedi.

Golkar seharusnya menkonsolidasi diri dengan baik, membangun paradigma baru, membangun sistem organisasi yang memadai dan rekrutmen legislatif yang memadai.

"Ini rumah sedang terbakar, masa rumah terbakar kita rapat dulu di dalam untuk menentukan langkah kita harus apa agar apinya tidak menjalar," kata Dedi.

Dia menganggap musyawarah nasional bukan untuk menyulut perpecahan melainkan menjadi sarana untuk mengubah diri kembali menjadi partai kader, bukan lagi partai yang menjadi milik orang per orang atau kelompok.

"Masalahnya bukan di DPP. Masalahnya di orang per orang saja," pungkas Dedi. (Very)

Baca juga : Emrus Sihombing: Presiden Jokowi Bisa Dimaknai Intervensi Kasus E-KTP
Artikel Terkait
Emrus Sihombing: Presiden Jokowi Bisa Dimaknai Intervensi Kasus E-KTP
Bupati Purwakarta Gugat Cerai Dedi Mulyadi
Jadi Relawan, Dedi Mulyadi: Siap Dukung Karya Hebat Orang Indonesia yang Selalu Kandas
Artikel Terkini
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Semangat Kartini dalam Konteks Kebangsaan dan Keagamaan Moderen
Kementerian PUPR Tuntaskan Pembangunan Enam Titik Sumur Bor Bertenaga Matahari di Mamuju
Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas