INDONEWS.ID

  • Senin, 11/12/2017 15:51 WIB
  • Ini Penyebab Tanah Bergerak yang Merusak Rumah di Purworejo

  • Oleh :
    • very
Ini Penyebab Tanah Bergerak yang Merusak Rumah di Purworejo
Tim dari PVMBG Bandung meneliti tanah bergerak di Purworejo. (Foto:detikcom)

Purworejo, INDONEWS.ID - Siklon tropis Cempaka pada akhir November lalu telah mengakibatkan berbagai bencana termasuk tanah bergerak. Ratusan rumah di 13 desa dalam 5 kecamatan di Purworejo terancam rusak akibat fenomena tersebut.

Untuk mengetahui dan menganalisis risiko retakan tanah, BPBD Purworejo mendatangkan tim ahli pengkaji tanah retak dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Jawa Barat. Tim yang terdiri dari 4 orang itu langsung terjun ke wilayah terdampak tanah bergerak.

Baca juga : Dua Rumah Rusak dan Listrik Padam Pascagempa M6,9 di Kepulauan Mentawai

Ketua tim PVMBG, Anas Lutfi (59), seperti dikutip detikcom, saat melakukan penelitian di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing mengatakan bahwa penyebab tanah retak dan bergerak adalah curah hujan yang tinggi. Selain itu, struktur batuan di dalam tanah juga menjadi faktor lain penyebab tanah bergerak.

"Penyebab pertama memang faktor keairan yang diberi curah hujan tinggi, kemudian faktor batuan. Jadi ini ada 2 formasi batuan yang disebut formasi jonggrangan. Jadi di bawahnya ada lapisan batu lunak ada batu pasir, batu lempung, nah itulah sebenarnya yang menjadikan tanah mudah bergerak," ungkap Anas, Senin (11/12/2017).

Baca juga : Gempa M7,5 di Kepulauan Tanimbar, 15 Rumah Rusak dan 1 Warga Terluka

Anas mengatakan gerakan tanah tersebut adalah jenis rayapan. Meskipun pelan, namun struktur tanah selalu bergerak sehingga menyebabkan tanah retak dan rumah warga ikut rusak.

"Jenisnya rayapan, jadi bergeraknya pelan-pelan tapi pasti bergerak terus dia, akhirnya membawa batuan gamping di atasnya dan rumah-rumah yang ada di atasnya sini ikut bergerak," katanya.

Baca juga : Warga Gowa dan Petugas Bersihkan Puing Rumah Rusak Akibat Angin Kencang

Kepala Desa Donorejo, Suparman (50) menambahkan bahwa peristiwa tanah bergerak sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2014 lalu. Namun, retakan tanah saat itu tidak terlalu parah dan tidak merusak rumah warga.

Hujan diprediksi masih akan turun hingga Januari 2018. Masyarakat diimbau tetap berhati-hati dan waspada, terutama yang berada di daerah retakan tanah bergerak atau daerah rawan bencana lainnya.

"Dulu pernah kejadian tanah bergerak sekitar tahun 2014, namun tidak parah seperti ini tidak sampai merusak rumah. Kalau yang sekarang kan lebih parah," kata Suparman. (Very)

Artikel Terkait
Dua Rumah Rusak dan Listrik Padam Pascagempa M6,9 di Kepulauan Mentawai
Gempa M7,5 di Kepulauan Tanimbar, 15 Rumah Rusak dan 1 Warga Terluka
Warga Gowa dan Petugas Bersihkan Puing Rumah Rusak Akibat Angin Kencang
Artikel Terkini
Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik, Menko Airlangga Berbincang Hangat dengan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair
PTPN IV Regional 4, Bangun Tempat Wudhu Masjid Tuo
Pj Bupati Maybrat Temukan Fakta Mengejutkan Saat Sidak Kantor Distrik Ayamaru Utara
Pj Bupati Maybrat Sidak SMK Negeri Ayamaru, Minta Pengelola Terapkan SOP Soal Pengunaan Fasilitas Laboratorium
Perjalanan Epik Menuju Rumah: Pengalaman Seru dari Ranca Buaya hingga Cibubur
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas