INDONEWS.ID

  • Kamis, 21/12/2017 09:26 WIB
  • Kemenhub Anggarkan Rp20 Miliar untuk Subsidi Angkutan Perintis Rute Nabire

  • Oleh :
    • very
Kemenhub Anggarkan Rp20 Miliar untuk Subsidi Angkutan Perintis Rute Nabire
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Nabire, Papua, Rabu (20/12). (Foto:Ist)

Nabire, INDONEWS.ID - Kementerian Perhubungan telah menganggarkan Rp.20 milyar untuk subsidi angkutan udara perintis di Nabire pada 2018. Anggaran ini naik dari tahun 2017 yang mencapai Rp17 milyar.

Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Nabire, Papua, Rabu (20/12).

Baca juga : Menhub: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk Perencanaan Kemenhub

Menhub mengatakan dengan subsidi ini maka masyarakat cukup membayar Rp. 300-350 ribu saja untuk membeli tiket pesawat dari harga yang seharusnya Rp. 3,5 juta. Subsidi ini untuk 10 rute dari dan ke Nabire.

“Contohnya rute Nabire-Mulya, kalau mereka beli tiket sendiri harganya Rp. 3,5 juta per orang. Dengan kita subsidi jadi tinggal Rp. 300 ribu atau paling mahal Rp. 350 ribu, sisanya kita subsidi, “ ujar Menhub seperti dikutip dari siaran pers humas Kemenhub.

Baca juga : Harga Beras Naik, Rizal Ramli: Situ yang Kurangi Subsidi Pupuk Sehingga Petani Merugi Kalau Tanam Padi

Menhub menambahkan untuk Papua, pemerintah telah menyiapkan dua anggaran, yakni anggaran pembangunan dan anggaran subsidi. Selain di Papua, anggaran subsidi angkutan udara perintis juga ada di Kalimantan Utara dan sebagian di Sulawesi.

“Daerah pedalaman seperti pedalaman Papua, sangat bergantung terhadap penerbangan perintis. Masyarakat sangat terbantu dengan penerbangan perintis ini dan subsidinya langsung dirasakan oleh masyarakat. Selain pesawat, masyarakat harus jalan kaki. Contohnya Fawi, Puncak Jaya ke Nabire dengan jarak 170 km, harus ditempuh selama lima hari berjalan kaki,” tutur Menhub.

Baca juga : Realisasi Subsidi dan Kompensasi Energi pada 2022 Capai Rp551,2 Triliun

“Bandara di Nabire sekarang sudah ada, tetapi dia mempunyai permasalahan punya obstacle, ada gunung di situ. Jadi kalau mau menambah, masalahnya obstaclenya membuat ini tidak dapat diperpanjang. Jadi pada tahun 2015 kita setuju untuk pindah,” sebut Menhub.

Lebih lanjut Menhub menuturkan Bandara Nabire Baru dibangun dengan penuh kehati-hatian. Antara lain melakukan inventarisasi beberapa hal seperti gempa bumi dan tsunami.

Oleh karena itu, menurut Menhub daya dukung bandara harus kuat dan harus memiliki ketinggian untuk mengatasi tsunami. Target pembangunan bandara ini dimulai dilakukan pada tahun 2018 hingga 2020.

“Yang perlu dilakukan adalah satu tes beban tertentu yang mempersiapkan agar kuat terhadap gempa. Rencananya sekarang kita bangun setelah desainnya selesai. Pembangunannya sendiri ada airside dan landside (terminal dll). Land side juga harus dipersiapkan karena kalau gempa diatas 7 skala richter itu ada pondasi yang mesti dipersiapkan dengan baik. Begitu juga landasan kita harus persiapkan dengan baik bukan saja menilik fungsi-fungsi kebandaraan tetapi juga fungsi keamanan,” pungkas Menhub. (Adv)

 

Artikel Terkait
Menhub: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk Perencanaan Kemenhub
Harga Beras Naik, Rizal Ramli: Situ yang Kurangi Subsidi Pupuk Sehingga Petani Merugi Kalau Tanam Padi
Realisasi Subsidi dan Kompensasi Energi pada 2022 Capai Rp551,2 Triliun
Artikel Terkini
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Satgas Pamtas Sektor Timur Yonif 742/SWY Laksanakan Patroli di Perbatasan darat RI-RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas