INDONEWS.ID

  • Kamis, 15/03/2018 19:10 WIB
  • BMKG: Puncak Musim Kemarau Jakarta di Bulan September

  • Oleh :
    • hendro
BMKG: Puncak Musim Kemarau Jakarta di Bulan September
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D saat konferensi pers di kantor BMKG Jakarta, Kamis (15/3/2018)

Jakarta, INDONEWS.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau tahun ini terjadi mulai April mendatang. Analisa BMKG menunjukkan curah hujan semakin rendah dimulai dari wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Kita bisa lihat April ini curah hujan semakin rendah, dalam satu bulan bisa mencapai 55 milimeter terlihat mulai di daerah Nusa Tenggara Timur.  Sementara, itu April ini di wilayah lain masih ada yang mengalami hujan mencapai sampai 150 milimeter per-bulan. Melalui peta Indonesia yang  terlihat di awal Mei zona kemarau semakin bertambah, dan puncaknya terjadi pada Agustus 2018," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati di Kantor BMKG, Jakarta, Kamis (15/3/2018).

Baca juga : Siddharta The Musical Hadir Kembali di Jakarta, Nantikan Keseruannya

Dwikorita menjelaskan, curah hujan diperkirakan milimeter yang artinya tidak ada curah hujan sama sekali khususnya di daerah Jawa Timur dan NTT. Bahkan pada bulan Agustus mendatang  di Jawa Timur dan NTT di perkirakan  curah hujan bisa sampai 0 itu bisa terjadi artinya tidak hujan sama sekali. 

"Sehingga Agustus ini semakin luas dan kering. Jadi, meluas kemarau itu diawali Juni dan puncaknya Agustus, namun 
BMKG memperkirakan curah hujan dengan intensitas 400 milimeter hingga 500 milimeter mulai terjadi di beberapa daerah pada bulan September," ujarnya. 

Baca juga : Didik J Rachbini: Gagasan Menyatukan Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Baik dan Berani

Lebih lanjut Dwikorita mengarang, pada bulan September mendatang tidak semua wilayah sudah mengalami curah hujan yang normal. Kemarau akan tetap bertahan hingga Oktober 2018 di wilayah selatan Indonesia khususnya di Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. 

Sedangkan untuk Jakarta, kata Dwikorita, puncak kemarau ada di bulan September. Agustus itu Jakarta sudah mulai harus waspada dan Juli sudah mulai berwarna coklat tua, khusus Jakarta mulai Juli sudah masuk musim kering dan puncaknya Agustus hingga September. 

Baca juga : Sekjen Kemendagri Dorong Pemprov DKI Jakarta Optimalkan Pengelolaan Urbanisasi

Lebih lanjut Dwikorita menambahkan, pada bulan November musim kemarau terlihat semakin berkurang dan curah hujan sudah mulai meningkat di daerah Jawa. 

Sedangkan di bulan Desember, kata Dwikorita,  curah hujan sudah kembali meningkat hingga mencapai 500 milimeter. "Akhirnya Desember kita lihat curah hujan semakin tinggi yang mencapai 500 milimeter semakin meluas di Kalimantan, Papua 300 milimeter hampir di seluruh Indonesia," kata Dwikorita.(hdr)

Artikel Terkait
Siddharta The Musical Hadir Kembali di Jakarta, Nantikan Keseruannya
Didik J Rachbini: Gagasan Menyatukan Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Baik dan Berani
Sekjen Kemendagri Dorong Pemprov DKI Jakarta Optimalkan Pengelolaan Urbanisasi
Artikel Terkini
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Tak Terdaftar di OJK, Perusahaan Investasi asal Hongkong Himpun Dana Masyarakat
Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi
Perkuat Binwas Pemerintahan Daerah, Mendagri Harap Penjabat Kepala Daerah dari Kemendagri Perbanyak Pengalaman
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas