Jakarta, INDONEWS.ID - Akhirnya Sukmawati Soekarno Putri melakukan klarifikasi atas puisanya yang menuai kontroverasi dan kritikan dari berbagai lapisan masyarakat maupun ormas Islam, Hal tersebut lantaran Puisi `Ibu Indonesia: yang dibacakan oleh putri Proklamator RI ini dinilai telah menistakan agama Islam.
Dengan berlinang air mata, dia meminta maaf kepada umat Islam Indonesia.
"Dari lubuk hati yang paling dalam saya mohon maaf lahir dan batin , kepada umat Islam Indonesia," ujar Sukmawati dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018).
Dalam klarifikasi permintaan maafnya tersebut, Sukmawati menuliskan lima hal penting klarifikasi soal puisi `Ibu Indonesia`.
Berikut lima klarifikasi permintaan Sukamawati yang dibacakannya :
1. Puisi Ibu Indonesia yang saya bacakan adalah sesuai dengan tema dari acara pagelaran busana yakni Cultural Identity, yang mana semata-mata adalah pandangan saya sebagai seniman dan murni merupakan karya sastra Indonesia.
2. Saya mewakili pribadi, tidak ada niatan untuk menghina umat Islam Indonesia dengan puisi Ibu Indonesia. Saya adalah seorang muslimah yang bersyukur dan bangga akan keIslaman saya, putri seorang proklamator Bung Karno yang dikenal juga sebagai tokoh Muhammadiyah, dan juga tokoh yang mendapatkan gelar dari Nahdatul Ulama sebagai Waliyul Amri Ad Dharari Bi Asyyaukah (pemimpin pemerintahan di masa darurat yang kebijakan-kebijakannya mengikat secara de facto dengan kekuasaan penuh.
3. Puisi Ibu Indonesia adalah salah satu puisi yang saya tulis, yang menjadi bagian dari Buku Kumpulan Puisi Ibu Indonesia yang telah diterbitkan tahun 2006. Puisi Ibu Indonesia ini ditulis sebagai refleksi dari keprihatinan saya tentang rasa wawasan kebangsaan dan saya rangkum semata mata untuk menarik perhatian anak anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia asli.
4. Puisi itu juga saya tulis sebagai bentuk upaya mengekspresikan dari melalui suara kebudayaan, sesuai dengan tema acara. Saya pun tergerakkan oleh cita-cita untuk semakin memahami masyarakat Islam Nusantara yang berkemajuan, sebagaimana cita-cita Bung Karno. Dalam hal ini Islam yang bagi saya begitu agung, mulia, dan indah. Puisi itu juga merupakan bentuk penghormatan saya terhadap Ibu Pertiwi Indonesia yang begitu kaya dengan tradisi kebudayaann dalam susunan masyarakat Indonesia yang begitu berbineka namun tetap tunggal ika.
5. Namun karena karya sastra dari puisi Ibu Indonesia ini telah memantik kontroversi di berbagai kalangan, baik pro dan kontra khususnya di kalangan umat Islam, dengan ini dari lubuk hati yang paling dalam saya mohon maaf lahir batin kepada umat Islam Indonesia khususnya bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan puisi Ibu Indonesia. (Lka)