Jakarta, INDONEWS.ID - Gubernur NTB dua periode TGH Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang menjawab pertanyaan tentang dukungannya pada Presden Jokowi untuk periode kedua kepresidenannya. TGB mengatakan bawah dukungannya itu berdasarkan pengamatan selamat 4 tahun ini tentang konsistensi Jokowi untuk membangun Indonesia secara keseluruhan.
“Berdasarkan percermatan selama 4 tahun belakangan ini saya melihat bahwa Pak Jokowi betul-betul konsisten membangun Indonesia Timur, yang secara ekonomi belum tentu mendatangkan keuntungan bagi ekonomi nasional. Tapi itu dilakuan agar semua masyarakat merasakan sebagai bagian dari Indonesia yang satu dan sama,” ujarnya dalam wawancara dengan sebuah stasiun TV swasta di Jakarta, Minggu (8/7/2018).
TGB mengatakan, bahwa pendapatnya itu merupakan pandangan pribadi sebagai bagian dari kemewahan berdemokrasi. “Ini adalah kemewahan berdemokrasi. Karena itu harus dihargai sebagai pendapat pribadi saya, tidak ada kaitannya dengan pandangan politik sebagai anggta Majelis Tinggi Partai Demokrat,” ujar TGB yang merupakan anggota anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.
Untuk diketahui, Partai Demokrat memutuskan untuk mendukung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pemilu 2019 mendatang, entah sebagai cawapres atau sebagai cawapres. TGB mengatakan, sejauh ini beliau belum pernah bertemu dengan Presiden Jokowi untuk membahas pencalonan dirinya sebagai cawapres Jokowi. Juga TGB belum pernah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, pernyataan TGB yang menyatakan dukungannya untuk Presiden Jokowi melanjutkan periode kedua kepemimpinannya itu ditanggapi Prabowo Subianto sebagai sesuatu yang tidak mempengaruhi peta dukungan Islam terhadap dirinya. “Masih banyak tokoh Islam lain yang menyatakan dukungan untuk kita. Ada Amien Rais, dan para tokoh lain,” ujar Prabowo.
Pernyataan itu juga ditanggapi politisi PKS Mardani Ali Sera sebagai bagian dari upaya agar Presiden Jokowi melanjutkan proyek di Mandalika, NTB. Menurut TGB, semua pernyataan para tokoh itu tidak perlu ditanggapi karena merupakan pendapatnya. “Pendapat para tokoh itu perlu kita hargai,” ujarnya.
TGB menyatakan, sikapnya itu merupakan pernyataan pribadi dan karena itu dirinya berharap tidak ada persoalan bagi Partai Demokrat.
TGB juga menolak tegas penggunaan ayat-ayat perang dalam pesta demokrasi. “Ini adalah kontek memilih calon pemimpin yang sama-sama baik untuk memimpin bangsa ini. Jadi, sama-sama kita berlomba-lomba dalam kebaikan untuk memimpin bangsa ini dan bukannya dalam konteks perang. Karena kalau konteks perang maka siapa berperang melawan siapa dan untuk kasus apa,” ujar TGB. (Very)