Jakarta, INDONEWS.ID - Belum diputuskannya siapa yang akan mendampingi sebagai Cawapres dari Capres Joko Widodo untuk Pilpres 2019, menimbulkan banyak pertanyaan sosok seperti apa yang layak menjadi RI-2 sebagai pengganti Jusuf Kalla.
Ada beberapa ketua umum partai yag ngotot untuk menjadi Cawapres. Ada juga beberapa lembaga survei dan berbagai elemen masyarakat yang mengajukan tokoh nasional serta agama yang dinilai pantas mendampingi Jokowi pada Pilpres mendatang.
Namun, Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP), Maruarar Sirait, menyatakan sosok Cawapres pendamping Jokowi tidak mengejutkan dirinya.
Presiden Jokowi tentu sudah mengantongi rekam jejak, prestasi, dan kemampuan sosok Cawapres sebagai pendampinginya,
"Tidak ada yang mengejutkan, karena jejak rekam dan prestasinya sudah jelas. Jadi tidak membeli kucing dalam karung. Yang pasti sosok Cawapres itu harus berkualitas dan bukan sosok karbitan," kata Maruarar Sirait yang akrab disapa Ara di Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Dijelaskan, maksud tidak mengejutkan itu misalnya sosok yang tidak memiliki rekam jejak yang baik, atau tidak memiliki prestasi tapi tiba-tiba terpilih menjadi Cawapres Jokowio.
Setiap mencalonkan atau mengusung seseorang, harus dilihat parameternya. Tidak ada tempat di Indonesia bagi pemimpin karbitan.
"Contohnya, Pak Jokowi itu kan pernah menjabat sebagai wali kota Solo, terus Gubernur DKI Jakarta, dan sekarang Presiden Republik Indonesia. Saya pikir itu bisa menjadi role model kepemimpinan Indonesia ke depannya. Pemimpin itu harus pro proses," jelasnya.
Menurut Ara, yang diperlukan Jokowi adalah cawapres berkualitas. Sebab, dari nama-nama Cawapres yang beredar tidak ada yang bisa menambah suara. Padahal berkualitas yang dimaksudnya adalah bisa saling percaya, saling mendukung, dan bisa bekerja sama.
Selain itu, sosok tersebut juga harus bisa mengatasi persoalan ekonomi, mulai dari harga sembako, soal daya beli, soal kesenjangan. Artinya, Cawapres itu harus memiliki kualitas yang dapat mengatasi persoalan-persoalan tersebut. (ato)