INDONEWS.ID

  • Jum'at, 20/07/2018 18:37 WIB
  • Pengamat: Dua M Pantas Jadi Cawapres Jokowi

  • Oleh :
    • budisanten
Pengamat: Dua M Pantas Jadi Cawapres Jokowi
Mahfud MD dan Moeldoko diyakini bisa menjadi pilihan utama sebagai Cawapres mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang. (foto:dok)

Jakarta, INDONEWS.ID - Nama Cawapres yang akan mendampingi Capres Joko Widodo atau Jokowi pada Pilrpes 2019, kian mengerucut.

Mungkin nama-nama yang sudah ada di kantong Jokowi menyisakan Mahfud MD, Moeldoko, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, dan KH Maruf Amin.

Baca juga : Skenario di Balik Tersingkirnya Moeldoko Jadi Menkopolhukam

Dari lima nama itu, pengamat politik UGM, Arie Sujito menilai bahwa Mahfud MD dan Moeldoko atau dua M, adalah yang paling kuat berpeluang mendampingi Jokowi.

"Dua-duanya punya kekuatan, tapi nanti Jokowi yang akan memilih," kata di Jakarta, Jumat (20/7/2018),

Baca juga : Moeldoko: Presiden Jokowi Tak Pernah Abaikan Suara Publik

Dikatakan, Moeldoko yang berlatar belakang militer diyakini dapat merangkul banyak pihak, sementara Mahfud MD dinilai memiliki kekuatan jaringan di HMI, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Jika terpilih sebagai Cawapres, keduanya bisa mempererat NKRI.

Arie Sujito menilai, setidaknya ada empat kriteria yang harus diperhatikan Jokowi untuk memilih pendampingnya.

Baca juga : Moeldoko: 5 Fenomena Global Jadi Tantangan Mahasiswa ke Depan

Empat kriteria itu adalah tidak kontroversial, bisa diterima semua komponen parpol pendukung, mampu menambal keterbatasan Jokowi secara politik dan mampu mengimbangi ritme kerja Jokowi di pemerintahan.

Saat ini, Moeldoko dipercaya oleh Jokowi menduduki jabatan sebagai Kepala Staf Presiden (KSP). Sementara Mahfud MD menjabat sebagai Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo menilai Mahfud MD adalah sosok yang pas.

Dia punya pengalaman legislatif sebagai anggota DPR dari PKB, pengalaman eksekutif sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Gus Dur, dan pengalaman yudikatif sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi.

Namun pengalaman di tiga unsur negara itu, menurutnya, tidak bisa menjadi tolok ukur kecakapan Mahfud.

Sementara karier Mahfud di yudikatif yang paling lama, tidak bisa menjadi tolok ukur kemampuannya mengelola negara seandainya ia menjadi wakil presiden nanti. (ato)

Artikel Terkait
Skenario di Balik Tersingkirnya Moeldoko Jadi Menkopolhukam
Moeldoko: Presiden Jokowi Tak Pernah Abaikan Suara Publik
Moeldoko: 5 Fenomena Global Jadi Tantangan Mahasiswa ke Depan
Artikel Terkini
Tiga Warga Meninggal Imbas Longsor dan Lahar Dingin Gunung Semeru
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi di Papua dan Permasalahan Tanah di Sumsel
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Pj Bupati Maybrat Sidak Kantor Distrik Ayamaru Jaya, Ini yng Dijumpai
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas