INDONEWS.ID

  • Selasa, 21/08/2018 17:01 WIB
  • BNPT Ajak Masyarakat Aktif Tangkal Narasi Radikalisme

  • Oleh :
    • very
BNPT Ajak Masyarakat Aktif Tangkal Narasi Radikalisme
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorism (BNPT), Ir Hamli, ME dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Bandung (UPI) dengan "Menangkal Radikalisme di Kampus", Selasa (21/8/2018). (Foto: Ist)

 

Bandung, INDONEWS.ID - Situasi konflik selalu menjadi lahan subur bagi masuknya kelompok radikal teroris. Berbagai kejadian konflik domestik di Irak dan Suriah telah menjadi eksploitasi teroris dengan memperkeruh suasana di negara-negara tersebut. 

Baca juga : Media Massa Harus Bisa Bersinergi Bangun Deteksi Dini dan Daya Tangkal Terhadap Ideologi Terorisme

"Kelompok radikal teror paling suka jika ada konflik. Misalnya di Indonesia konflik Poso dan Ambon. Di sana mereka anggap sebagai lahan berperang" demikian ujar Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorism (BNPT), Ir Hamli, ME dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Bandung (UPI) dengan "Menangkal Radikalisme di Kampus", Selasa (21/8/2018).

Dalam kegiatan dengan peserta mahasiswa baru pasca sarjana  UPI tahun 2018/2019 ini, Hamli mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan untuk tidak mudah terprovokasi ajakan konflik. Masyarakat harus bisa menahan diri dari berbagai provokasi agar tidak menimbulkan konflik yang meluas di lingkungan sosial.

Baca juga : Jelang Natal dan Tahun Baru, Perkuat Kewaspadaan Terhadap Ancaman Intoleransi dan Radikalisme

"Hindarilah konflik internal. Kita harus jaga ego-ego kita karena konflik tidak hanya merugikan tetapi di situlah orang radikal teror masuk untuk memperkeruh suasana," tegas Hamli.

Termasuk, lanjut Hamli, masyarakat harus menjaga akal sehat ketika melihat konflik di luar negeri, karena itu juga mempunyai imbas kondisi dalam negeri. Beberapa konflik di regional seperti Thailand, Filipina dan Myanmar ternyata mempunyai imbas terhadap Indonesia.

Baca juga : Pendakwah Wajib Bangun Moderasi Beragama di Masyarakat

"Jadi mahasiswa dan kalangan terdidik harus bisa bersikap cerdas dan tidak mudah termakan informasi hoaks dari konflik luar negeri yang dijadikan alat untuk meningkatkan emosi kebencian terhadap yang lain," ajak Hamli.

Terorisme merupakan ujung dan pangkal hasilnya. Sementara itu intoleransi dan radikalisme merupakan bahan awal yang mendorong seseorang terjatuh dalam tindakan teror.

Saat ini masyarakat Indonesia, lanjut Hamli, memang sepakat bahwa terorisme  harus ditolak. Tetapi,  narasi radikalisme masih kuat di tengah masyarakat, misalnya narasi militansi kebencian, narasi keterancaman, narasi teori konspirasi, narasi umat yang didzalimi, dan narasi intoleransi sentimen keagamaan.

"Sebenarnya mayoritas masyarakat Indonesia ini menolak radikalisme, tetapi justru kita menjadi silent majority. Ingat Afganistan jatuh dalam kubangan  konflik karena fenomena silent majority. Karenanya saya mengajak masyarakat yang mayoritas ini harus aktif bergerak untuk menangkal narasi-narasi radikalisme di tengah masyarakat," tegas Hamli.

Penyebaran narasi radikalisme saat ini, menurut Hamli, sudah sangat meresahkan. Paham dan narasi radikal telah menyebar di berbagai lini kehidupan masyakarat seperti sekolah, kampus, lembaga keagamaan dan masyarakat. Di lingkungan kampus fenomena radikalisme justru telah lama terjadi.

"Mempersempit ruang gerak paham dan narasi radikal harus dilakukan terpadu oleh pihak kampus baik di level kebijakan pemerintah, kebijakan kampus, kurikulum, penguatan bela negara, kegiatan mahasiswa," pungkas Hamli. (Very)

 

Artikel Terkait
Media Massa Harus Bisa Bersinergi Bangun Deteksi Dini dan Daya Tangkal Terhadap Ideologi Terorisme
Jelang Natal dan Tahun Baru, Perkuat Kewaspadaan Terhadap Ancaman Intoleransi dan Radikalisme
Pendakwah Wajib Bangun Moderasi Beragama di Masyarakat
Artikel Terkini
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Pj Bupati Maybrat Sidak Kantor Distrik Ayamaru Jaya, Ini yng Dijumpai
Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik, Menko Airlangga Berbincang Hangat dengan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair
PTPN IV Regional 4, Bangun Tempat Wudhu Masjid Tuo
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas