INDONEWS.ID

  • Rabu, 19/12/2018 19:35 WIB
  • Prospek Pilpres Serempak Pileg 17 April 2019

  • Oleh :
    • hendro
Prospek Pilpres Serempak Pileg 17 April 2019
Pengamat sosial dan politik Christanto Wibisono

Jakarta, INDONEWS.ID - Dalam menganalisis prospek pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) yang akan diselenggarakan pada 17 April 2019 mendatang, pengamat sosial politik Christianto Wibisono mencoba melakukan. Wawancara imajiner dengan proklamator RI Bung Karno. Berikut wawancara yang dilakukannya.

CW: Selamat sore pak apa skenario Bapak terhadap prospek hasil pilpres serempak pileg Rabu 17 April 2019.
BK: Kenapa kamu tidak wawancara Gabriel langsung seperti sudah kamu lakukan dua kali di Husada 1985 dan Cornell Presbyterian Hospital New York 2006.

Baca juga : Jelang Musim Haji, MERS CoV di Arab Saudi Perlu Diwaspadai

CW: Wah bapak ini membuat  saya merinding amit amit wawancara itu kan saya sudah nyaris dipanggil pulang karena bleeding wasir dan sinus yang sama gawatnya.. Gabriel yang berhak mengambil inisiatif, bukan saya menghadap, itu pada saat predestinasi Tuhan terhadap manusia siapapun akan berlangsung.
BK: Tapi kamu menulis bab ini dengan Kontemplasi Immortalitas Imajiner berarti kamu sudah membayangkan manusia bisa immortal.

CW : Ya tapi dalam perspektif manusia itu mengalami mutasi genetik dan DNA steril dari hate crime dan hawa nafsu angkara murka membunuh sesamanya karena benci kinerja. Selama masih ada DNA Kabil yang mengatasnamakan Tuhan membunuhi orang lain, ya manusia tidak akan dibiarkan immortal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Lho ini kita mau bahas pemilu kok bapak malah balik ke immortalitas imajiner. Kita kembali dulu 17 April 2019 ini apa prospek skenarionya
BK: Saya mungkin agak bias terhadap Sumitro dan anaknya Prabowo karena Sumitro pernah memberontak ikut PRRI /Permesta dan eksil keluar negeri selama 10 tahun sejak 1957-1967. Dan dia memang hokgie karena pulang dari berontak langsung jadi Menteri Perdagangan Kabinet Pembangunan I 1968-1973. Tapi  Soeharto waspada karena sebagai Menperdag mengakumulasi kekuatan bisnis ekonomi maka ia menggeser ke Menteri negara Riset pada Kabinet Pembangunan II 1973-1978 yang kemudian dijabat Habibie sampai 20 tahun.  Sumitro sendiri langsung jadi besan Presiden Soeharto ketika Prabowo menikah dengan Titiek Soeharto pada 1983  Tapi dalam memoir terakhirnya ia merasa keki karena anaknya dipecat oleh besannya pascaThe Rape of Jakarta Mei 1998.

Baca juga : PNM Sosialisasikan Program Mekaar Pada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama Serang

CW : Pak lho ini kok kembali urusan stamboom yang publik ingin tahu ramalan bapak siapa pemenang pilpres 17 April 2019?
BK: Kan saya bilang saya mau kasih 2 probabilitas Kalau Prabowo menang dan kalau Jokowi menang. Saya tidak boleh membuka rahasia langit meski saya hidup bersama Gabriel tapi tidak boleh mendahului Providential Predestination. OK

CW: Terserah bapak yang sudah lebih arif bijaksana sebagai mantan manusia.
BK: Kembali ke rekam jejak dan kinerja memang sayang kalau Jokowi sampai kalah oleh Prabowo hanya gara gara isu PKI dan tebaran kebencian sara dan politik identitas daur ulang 194/2017 (pilgub dimana Anies mengalahkan A Hok). Karena itu petahana wanti wanti kepada relawan dan partai pendukung agar jangan lengah lena, intensif di grass roots, door to door” Garap pemilih secara intensif dan langsung ke lapangan.

Baca juga : BNPP Terima Audiensi DPRD Kabupaten Sambas Terkait Pembentukan BPPD

CW : ya itu resep yang dibisikkan minggu akhir Desember ini  tapi tetap saja ada was was dan kegamangan kalau 01 kalah di internal pendukung petahana.
BK: Hanya ada satu resep petahana harus bertindak dengan aksi kebijakan yang memastikan dukungan voters.  Bukan menjadi lame duck president atau presiden demisioner dalam sistim parlementer. Salah satu utang petahana ialah pelanggaran HAM berat yang belum diselesaikan. Sebetulnya mudah bila Presiden mengundang korban Mei dan korban HAM masa lalu yang lain dan menyatakan bahwa Pemerintah memprakarsai Komite Rekonsiliasi Nasional yang segera menginvestigasi semua kasus dan menyelesaikan dengan semangat Nelson Mandela. Yang mengaku salah melakukan pelanggaran HAM mengakui, mohon maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatan serta rela dicabut hak politiknya , sehingga tidak ada impunitas untuk menjamin dimasa depantidak ada lagi penyelenggara negara yang melakukanpelanggaran HAM berat terhadap rakyatnya sendiri. Dalam semangat Nelson Mandela yang memaafkan bekas sipir bui yang mengencinginya waktu dalam tahanan rezim apartheid. Indonesia memaafkan dan berdamai dengan sejarah masa lalu segala pahit getir pembrontakan dan pertikaian serta pembunuhan, penclikan, perkosaan penjarahan yang terjadi  untuk membuka lembaran baru. Otomatis semua voters tidak akan memilih no 02.

CW: Skenario 02 menang terpikirkan oleh bapak?
BK; Mungkin kalau Prabowo menang yang akan berlaku adalah skenario Indonesia bubar yang dipropagandakan ketika berpidato di FakultasEkonomi UI. Indonesia akan pecah jadi negara syariah dan negara sekuler dengan pelbagai variasi “Sara”. Terakhir Prabowo sesumbar kalau dia kalah pilpres, Indonesia bakal punah kayak dinosaurus. Pada saat itu para pendukung Jokowi menyesal pun sudah terlambat bila tidak all out membangkitkan voters untuk mendukung Rekonsiliasi Nasional yang sebetulnya secara otomatis juga membebaskan Prabowo dari ancaman hukuman bila kasus pelanggaran HAM masa lalu di adili secara terbuka tanpa proses Rekonsiliasi ala Mandela.

CW:Bagaimana kalau justru kubu Prabowo mengambil prakarsa Rekonsiliasi.
BK: Ya syukur kalau Prabowo sendiri mengakui terlibat Mei 1998 dan mau bertobat salam semangat  rekonsiliasi, tapi rakyat yang akan menilai apakah pertobatan itu sincere seperti Nelson Mandela atau tidak, sebab posisinya kan berbeda. Prabowo bukan dalam posisi korban pada tragedi Mei 1998.

CW: Wah kali ini bapak mirip juris pakar hukum tata negara ketimbang insinyur dan orator.
BK: Bukan, ini adalah bagian dari  sinergi Sun Tsu, Cao Cao, Zugeliang, Clausewitz,  Hannibal, Julius Caesar, Alexander the Great setelah mengikuti 74 tahun Republik dengan pelbagai pencak silat oportunis Ken Arokian dari elite politik kita yang bisa salto akrobat jungkir balik kutu loncat dan lebih lihay dari Machiavelli yang hanya berteori tapi Ken Arok kan real politician dalam Real Politik Tumapel Singasari bukan sekedar teori Florence Italia.

CW: Siapapun yang menang bapak tidak “kalah” karena tidak pernah meramalkan siapa yang menang atau kalah Cuma menyebut 2 skenario yang bisa terjadi dalam hal pemenang adalah petahana atau penantang.
BK: Ya saya Proklamator dan presiden pertama, tidak boleh turun pangkat jadi surveyor bayaran kelas tim sukses yang bisa keliru fatal seperti waktu Foke.  ( Pengamat sosial politik Christianto Wibisono)

Artikel Terkait
Jelang Musim Haji, MERS CoV di Arab Saudi Perlu Diwaspadai
PNM Sosialisasikan Program Mekaar Pada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama Serang
BNPP Terima Audiensi DPRD Kabupaten Sambas Terkait Pembentukan BPPD
Artikel Terkini
Jelang Musim Haji, MERS CoV di Arab Saudi Perlu Diwaspadai
PJ Bupati Maybrat Pantau Ujian Nasional 3 SD Terdalam di Aifat Utara
PNM Sosialisasikan Program Mekaar Pada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama Serang
Pj Bupati Maybrat Hadiri Rapat Persiapan Penilaian Akreditasi Delapan Puskesmas
Peringatan Hari Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura ke-207
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas