Jakarta, INDONEWS.ID - Beberapa hari menjelang keberangkatan kloter pertama jamaah Haji kita, pada 8 Mei 2024, WHO melaporkan “Disease Outbreak News” tentang tiga kasus MERS CoV di Arab Saudi. Menurut laporan tersebut, hingga April 2024, satu di antara pengidap MERS CoV itu meninggal.
Anggota Emergency Committe MERS CoV WHO. 2013 – 2015, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, penularan dari kasus pertama kepada dua kasus lainnya itu tampaknya terjadi di rumah sakit, “healthcare-associated “, walaupun penelitian kepastian modalitas penularannya masih terus dilakukan di lapangan.
Kasus pertama, yang dalam istilah kesehatan disebut indeks kasus, adalah seorang guru, 56 tahun, tinggal di Riyadh.
Pada 29 Maret, pasien mulai mengalami demam, batuk dll, dan masuk IGD pada 4 April. Kemudian dia masuk bangsal. Pada 6 April masuk ruang isolasi di Intensive Care Unit (ICU), kemudian dilajutkan intubasi. Hasil PCR menunjukkan bahwa dia positif MERS-CoV. Kemudian pada 7 April pasien tersebut meninggal dunia.
Kasus kedua, katanya, dirawat di bangsal bersama-sama dengan kasus pertama pada 4 April. Tampaknya, pasien tersebut tertular disana. Dua hari kemudian, pada 6 April, kasus kedua ini juga, berdasarkan hasil PCR positif MERS-CoV.
Sementara itu kasus ketiga, ada di IGD bersama-sama ketika kasus pertama masuk IGD pula, dan kembali tampaknya tertular disana. Kasus ketiga ini juga PCR positif MERS-CoV.
Kasus kedua dan ketiga ini kemudian memberat, di-intubasi dan dirawat di ICU.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi lalu melakukan pemeriksaan pada 27 petugas kesehatan yang kontak dengan kasus-kasus ini. Namun sejauh ini semuanya sehat dan PCR negatif MERS-CoV.
Prof Tjandra mengatakan, perlu diingatkan bahwa MERS CoV adalah kepanjangan dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. “Jadi ini menyerang paru dan penapasan (respiratory), sama seperti COVID-19. Penyebabnya juga virus Corona, sama dengan COVID-19 walaupun jenisnya tentu berbeda. Jadi bagaimanapun tentu kita harus amat waspada,” ujarnya.
Prof Tjandra adalah satu dari 15 anggota Emergency Committe MERS CoV yang dibentuk WHO pada waktu penyakit ini pertama kali merebak di tahun 2013, 2014 dan 2015.
Pada waktu itu para pakar kesehatan dari berbagai negara dunia yang ditunjuk oleh WHO, termasuk dirinya, mengkaji secara mendalam mulai merebaknya penyakit ini, mulai dari jazirah Arab dan kemudian menyebar juga ke Asia.
Ketika 2015, Prof Tjandra melaporkan bahwa jumlah kasus MERS CoV di Korea Selatan memang melewati batas psikologis 100 orang, yaitu 108 orang dan sembilan diantaranya meninggal dunia, sehingga terjadi kepanikan ketika itu. Jumlah orang yang dikarantina di Korea Selatan di tahun 2015 juga cukup banyak, sampai 3.439 orang.
Dia mengatakan, kita berharap agar tiga kasus baru di Arab Saudi itu tidak makin meluas. Apalagi jamah Indonesia sudah mulai tiba di tanah suci, kendati tentu di Kota Mekkah dan Madinah serta bukan di Riyadh.
“Tetapi tentu pemerintah setempat perlu menjaga agar kasus di Kota Riyadh jangan sampai merebak ke kota-kota dimana Jamaah Haji datang dan berkumpul. Pemerintah Indonesia juga perlu melakukan antisipasi yang tepat dan baik untuk MERS CoV ini,” pungkasnya. ***