INDONEWS.ID

  • Senin, 04/02/2019 13:25 WIB
  • Pengembangan Panas Bumi di Flores Harus Diintegrasikan dengan Sektor Hilir

  • Oleh :
    • very
Pengembangan Panas Bumi di Flores Harus Diintegrasikan dengan Sektor Hilir
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Ulumbu, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.COM -- Panas bumi merupakan potensi energi terbesar yang tersedia di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan potensi sebesar 1276 MWe, dan 776 MWe di antaranya ada di Pulau Flores. Dari 12 wilayah prospek panas bumi di Pulau Flores, ada tiga wilayah yang mendapat izin pengelolaan WKP (Wilayah Kerja Panas Bumi) dari Menteri ESDM, yaitu Ulumbu, Mataloko dan Sokoria dengan total kapasitas terpasang mencapai 12,5 MW. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Litbang ESDM, Sutijastoto pada "Workshop Investasi Panas Bumi di Provinsi Nusa Tenggara Timur", di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta (29/1). Workshop ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman antara Badan Litbang ESDM dengan Eastern Indonesia Geothermal Project Consortium, untuk mendalami permasalahan dan solusi pengembangan energi/listrik berbasis panas bumi untuk memudahkan para investor agar potensi yang ada dapat segera dimanfaatkan.

Baca juga : Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam

Sutijastoto menuturkan, energi panas bumi diharapkan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah timur Indonesia. Pengembangan panas bumi di Flores dapat diintegrasikan dengan sektor hilir seperti industri pertambangan, smelter, perikanan, perkebunan dan pariwisata agar potensinya dapat dimaksimalkan. Saat ini kebutuhan listrik di Pulau Flores mayoritas untuk konsumsi rumah tangga. "Diperlukan koordinasi lintas sektor yang lebih optimal guna meningkatkan investasi di Pulau Flores," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur PT PLN Geothermal, Aris Edi Susangkiono menjelaskan peranan panas bumi untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Pulau Flores - NTT saat ini. "Kondisi kelistrikan pada tahun 2027, proyeksi permintaan di Flores adalah 383 MW, sementara kapasitas total pembangkit baru adalah 629 MW," ungkap Aris seperti dikutip Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Agung Pribadi.

Baca juga : Tak Terdaftar di OJK, Perusahaan Investasi asal Hongkong Himpun Dana Masyarakat

Aris menambahkan jumlah ini tidak termasuk Wai Sano, Wai pesi, Lesugolo, Oka Ile Ange dan Gunung Sirung. Kebutuhan akan permintaan ciptaan untuk menyerap pembangkit listrik. 

Selain potensi panas bumi, Pulau Flores juga memiliki potensi hipotetik mineral emas primer sebesar 3.800.000 ton, mangan 34.938.936 ton dan pasir besi. Terdapat 11 perusahaan tambang yang masih beroperasi di Kabupaten Manggarai, antara lain: PT. Nusa Energy Raya, PT. Indomineral Resources, PT. Tamarindo Karya Resources, PT. Multindo Cakrawala Sejati, PT. Sumber Alam Nusantara, PT. Tribina Sempurna, PT. Masterlong Mining Resources, PT. Sumber Jaya Asia, PT. Rakhsa International, PT. Menara Armada Pratama, dan PT. Wijaya Graha Prima. Pengolahan smelter mangan sebesar 40 ribu ton/tahun membutuhkan energi sebesar 10 MW. (Very)

Baca juga : Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Artikel Terkait
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Tak Terdaftar di OJK, Perusahaan Investasi asal Hongkong Himpun Dana Masyarakat
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Artikel Terkini
Didik J Rachbini: Salim Said Maestro Intelektual yang Paling Detail dan Mendalam
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Bupati Tanahdatar buka Grand Opening Sakato Aesthetic
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas