Jakarta, INDONEWS.ID -- Presiden Jokowi menyatakan bahwa ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia, yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan hoax.
Menanggapi pernyataan Jokowi itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno Andre Rosiade mengatakan pernyataan capres Joko Widodo merupakan fitnah. Jokowi dinilai panik dan stres dalam menghadapi Pilpres 2019.
"Kepanikan yang menjadikan Pak Jokowi mengeluarkan fitnah dan hoax baru ini sehingga beliau panik, beliau stres dan mengeluarkan tuduhan yang keji kepada kami," katanya.
Pengamat politik dari President University, Muhammad AS Hikam mengatakan, pernyataan Jokowi itu tentu bukan hal yang biasa dan/atau bisa dianggap sepi.
Pertama, pernyataan itu dikeluarkan oleh Presiden, sehingga soal akurasi dan validitas menjadi taruhan kredibilitas beliau. Kedua, pernyataan tersebut menggunakan diksi yang langsung bukan hipotetis atau memakai kata seperti "konon kabarnya".
Ketiga, kata AS Hikam, pernyataan Presiden Jokowi juga sudah pernah muncul di ruang publik sebelumnya. Dalam acara Satu Meja di Kompas TV tanggal 30/1/19 lalu, Prof. Mochtar Pabottingi (MP) menanyakan kabar adanya konsultan Rusia kepada Dr. Sudirman Said (SS), yang notabene adalah salah satu pimpinan BPN 02. Ketika itu jawaban Sudirman Said tegas, tidak ada penasihat Rusia dalam timnya.
Keempat, pernyataan Presdien Jokowi memang tidak menyebut terang-terangan pihak pelaku propaganda Rusia itu dari kubu mana. Namun tentu aneh atau tidak mungkin Jokowi menuding TKN 01. Padahal dalam kontestasi Pilpres kali ini, hanya ada dua kubu yang punya tim kampanye. Inilah yang berpotensi bisa digoreng dan menciptakan kegaduhan.
Apakah Presiden Jokowi sedang bicara tentang kampanye Presiden Trump di AS pada Pilpres 2016 yang diduga - dan masih diselidiki sampai saat ini - telah diintervensi oleh intelijen Rusia itu? “Saya kira juga tidak. Hanya saja jenis dan substansi propaganda Rusia yang disebut beliau memang mirip, yakni penyebaran hoax,” ujarnya.
AS Hikam mengatakan bahwa pernyataan Jokowi tentu berdasar sumber yang valid, baik dari analisa intelijen maupun non intelijen. Apalagi jika kita melihat fakta maraknya hoax, siasat adu domba, ujaran kebencian, dan pemutarbalikan fakta dalam panggung kampanye yang sedang berjalan saat ini, maka sulit untuk tidak menyetujui bahwa pernyataan beliau tersebut cukup beralasan.
Karena itu, agar masalah ini tidak berkembang liar, tak terkontrol, dan hanya menciptakan kegaduhan politik dalam masyarakat, kata AS Hikam, aparat penyelenggara Pemilu dan petugas keamanan perlu proaktif melakukan pencegahan dan penindakan. Keterbukaan menjadi sebuah keniscayaan untuk menghindari saling tuduh yang ujungnya hanya kerusakan secara bersama.
“Hajatan demokrasi berupa Pileg dan Pilpres 2019 tak boleh diacak acak oleh kekuatan asing, langsung maupun tak langsung. Jangan sampai negeri ini mengalami chaos dan menghancurkan harkat dan martabat serta kedaulatan bangsa dan NKRI,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Jokowi mengatakan ada tim sukses yang menyiapkan propaganda ala Rusia. Capres nomor urut 01 tersebut mengatakan perpolitikan di Indonesia saat ini dipenuhi banyak fitnah dan kabar bohong alias hoax.
Jokowi menyebut persoalan terkait banyaknya hoax dan fitnah itu karena adanya upaya adu domba ala asing yang disiapkan oleh tim sukses. Hanya, dia tak mengungkap secara gamblang tim sukses yang dimaksud.
"Problemnya adalah ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia! Yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan hoax, ini yang segera harus diluruskan Bapak-Ibu sebagai intelektual," ujar Jokowi dalam deklarasi Forum Alumni Jawa Timur di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/2). (Very)