INDONEWS.ID

  • Minggu, 10/02/2019 15:35 WIB
  • Sekjen Kemenkominfo: Teknologi Informasi Sedang Mengalami Fenomena Mediamorfosis

  • Oleh :
    • Ronald
Sekjen Kemenkominfo: Teknologi Informasi Sedang Mengalami Fenomena Mediamorfosis
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan kemajuan teknologi informasi saat ini tanpa diragukan memberikan kemudahan bagi masyarakat dari berbagai kalangan, untuk mendapatkan informasi secara cepat.

Surabaya, INDONEWS.ID - Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, kemajuan tekonologi informasi saat ini tengah menghadapi fenomena yang disebut sebagai "mediamorfosis" atau transformasi media karena adanya perkembangan teknologi informasi.

"Kebiasaan masyarakat dengan adanya perkembangan teknologi informasi dimana saat ini terjadi mediamorfosis. Yaitu, transformasi media karena perkembangan teknologi informasi. Kalau dulu kebiasaan masyarakat mendapatkan informasi dari media mainstream, seperti radio, tv, media cetak. Tapi sekarang ini detik demi detik serbuan informasi itu begitu cepatnya masuk langsung ketangan atau ke gadget masyarakat," ungkap Rosarita kepada wartawan saat acara rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019).

Baca juga : Waspada AI Bisa Digunakan Kelompok Teror, Pemerintah Perlu Siapkan SDM Kompeten

Menurutnya, kemajuan teknologi informasi saat ini tanpa diragukan memberikan kemudahan bagi masyarakat dari berbagai kalangan, untuk mendapatkan informasi secara cepat.

Hanya saja sangat disayangnya mediamorfosis yang membuka peluang tersebarnya informasi dengan cepat itu terkadang berisi mengenai hoax atau berita bohong, ujaran kebencian hingga fitnah yang langsung ke gadget masyarakat, tidak dibarengi dengan kecepatan verifikasi.

Baca juga : SETARA Institute: RUU Penyiaran Ancaman Bagi Kebebasan Berekspresi dan Hak Atas Informasi

"Kecepatan informasi itu tidak dibarengi dengan kecepatan untuk verifikasi, "cek n ricek" data-data maupun fakta yang ada,"imbuhnya.

Maka dari itu, Niken berharap media mainstream bisa memainkan perannya untuk menjadi "fact check" atau cek fakta dari berbagai informasi yang diterima masyarakat khususnya yang bersumber dari media sosial.

Baca juga : MK KI Pusat Peringatkan KPU dan ICW Terkait Esensi Sidang Sengketa Informasi

"Itulah pada era digital ini media mainstream kami harapkan bisa menjadi acuan berita terpercaya dan menyediakan fact checking (cek fakta) dari informasi-informasi yang sifatnya negatif. Seperti hoax, ujaran kebencian, provokasi, kampanye hitam, fitnah dan menghasut. Media sosial memang berisi banyak hal yang positif, tapi akhir-akhir ini kita merasakan disana berisi informasi-informasi yang negatif," tandasnya.

Sekedar gambaran, berdasarkan laporan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) periode Juli-September 2018, dilaporkan bahwa facebook dan twitter merupakan platform paling dominan yang digunakan dalam menyebarkan hoax.

Dimana penyebaran hoax tertinggi melalui platform facebook terjadi pada bulan Agustus dengan persentase mencapai 51,9 persen. Kemudian, penyebaran berita bohong melalui twitter terjadi dibulan September sebanyak 15,08 persen.

Sementara itu, dalam laporan MAFINDO itu juga tidak menapik jika penyebaran hoax juga turut dilakukan melalui whatsapp. (ronald)

 

Artikel Terkait
Waspada AI Bisa Digunakan Kelompok Teror, Pemerintah Perlu Siapkan SDM Kompeten
SETARA Institute: RUU Penyiaran Ancaman Bagi Kebebasan Berekspresi dan Hak Atas Informasi
MK KI Pusat Peringatkan KPU dan ICW Terkait Esensi Sidang Sengketa Informasi
Artikel Terkini
Statistik 3 Laga Timnas Indonesia Moncer, China Terancam
Pagelaran Wayang Kulit di Warung Solo, Ki Sutrisno Bawakan Lakon Lahire Parikesit
Menteri Basuki Dorong Tindakan Konkret dari Generasi Muda dan Pemerintah Daerah
Kader TP PKK dan Posyandu Gerak Bersama Ciptakan Semangat Sehat dan Bahagia
Ditjen Bina Keuda Kemendagri: Rakornas Pendapatan Daerah untuk Penyamaan Persespsi dan Pemahaman
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
vps.indonews.id