Jakarta, Indonews.id - Ratusan pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) mendatangi Istana negara. Mereka datang untuk betemu langsung dan beraudiensi dengan Presiden Jokowi. Pekerja Pertamina ingin mendapatkan masukan yang berimbang dari sumber primer yaitu pekerja Pertamina yang berada di garda depan pelayanan ketersediaan dan ketahanan energi di seluruh wilayah Indonesia.
Kehadiran mereka untuk menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo di perayaan HUT Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia terkait harga Avtur dan monopoli yang dilakukan oleh Pertamina. Harga Avtur digadang-gadang sebagai penyebab naiknya harga tiket pesawat dan menurunkan okupasi hotel.
Arie Gumilar, Presiden FSPPB mewakili serikat pekerja menilai, pernyataan Presiden RI tersebut terkesan menyudutkan Pertamina dengan mengomentari monopoli Pertamina seolah menjadi penyebab harga jual avtur tidak kompetitif. "Penyataan Presiden disertai ancaman memasukkan kompetitor justru semakin menimbulkan bias pemberitaan kepada publik terhadap rangkaian penyebab sebenarnya yang melatarbelakangi kenaikan harga tiket pesawat domestik baru-baru ini," terangnya di depan Istana Negara (19/2/2018).
Indonesia National Air Carriers Association (INACA) sebelumnya mengelarkan pernyataan, dimana harga avtur tidak secara langsung mengakibatkan harga tiket pesawat menjadi lebih mahal. Karena Beban biaya operasional penerbangan lainnya seperti leasing pesawat, maintenance dan lain-lain memang menjadi lebih tinggi di tengah meningkatnya nilai tukar dollar Amerika Serikat.
"Oleh karena itu, pernyataan Presiden RI mengenai harga avtur Pertamina yang seolah menyumbang persentase signifikan pada kenaikan harga tiket perlu dikaji ulang kebenarannya secara berimbang dengan membandingkan cost structure yang terbentuk dari leasing pesawat, asuransi, biaya pemeliharaan dan biaya tak langsung lainnya," paparnya.
FSPPB sudah melayangkan surat kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Kementrian Perhubungan untuk menyampaikan fakta terkait harga avtur Pertamina yang masih bersifat kompetitif dan berada pada batas wajar.
Penurunan harga avtur Pertamina menurut Arie sudah berlangsung sejak November 2018 sampai Januari 2019, namun harga tiket pesawat justru terus meningkat. "Harga jual avtur di Indonesia terbilang paling murah keempat di kawasan ASEAN," tambah Arie.
FSPPB juga mendesak Jokowi agar berani memberikan perlakuan yang adil bagi Pertamina termasuk tetapi tidak terbatas kepada komponen biaya yang harus ditanggung, pemberian insentif dan tata niaga dalam distribusi avtur.
Dalam tuntutannya, FSPPB meminta Presiden RI melaksanakan amanat konstitusi Pasal 33 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan, ”Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
Tentunya dengan mengutamakan keberlangsungan daya hidup dan kesehatan bisnis Pertamina selaku badan usaha 100% milik negara yang menyokong pilar energi dan perekonomian di Indonesia sesuai nawacita dan janji kampanye membesarkan Pertamina selayaknya pemerintah negeri tetangga membesarkan perusahaan migasnya.
Kehadiran mereka pun terbentur oleh waktu, sebenarnya pihak Sekretariat Negara meminta FSPPB menunggu, namun karena sudah terlalu lama dan waktu mereka sudah habis, maka pekerja Pertamina pun membubarkan diri. Mereka juga kedepan jika tidak ditanggapi dengan positif akan melakukan aksi yang lebih besar.