INDONEWS.ID

  • Rabu, 13/03/2019 10:10 WIB
  • Titiek Soeharto: Kondisi Kebangsaan Kita Mengalami Ujian yang Luar Biasa Berat

  • Oleh :
    • very
Titiek Soeharto: Kondisi Kebangsaan Kita Mengalami Ujian yang Luar Biasa Berat
Titiek Soeharto di antara para pembicara dalam acara seminar “53 Tahun Supersemar, Kepemimpinan Nasional dalam Perspektif Pancasila” di Gedung Granadi, Jakarta Selatan, Selasa (12/3). (Foto: indonews.id)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Ketua Yayasan Supersemar Siti Hediati Hariyadi atau yang biasa disapa Titiek Soeharto mengatakan bahwa Soekarno dan Suharto merupakan puterta terbaik yang pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Keduanya adalah pemimpin yang mengembangkan kepemimpinan berdasarkan Pancasila.

“Kepemimpinan Pancasila itu digali oleh Pak Karno dan dilaksanakan oleh Pak Harto,” ujar Titiek Soeharto dalam acara seminar “53 Tahun Supersemar, Kepemimpinan Nasional dalam Perspektif Pancasila” di Gedung Granadi, Jakarta Selatan, Selasa (12/3). Acara itu dihadiri oleh pembicara yaitu Sayidiman Suryohadiprojo, Yudi Latif, dan Fuad Bawzier.

Baca juga : Membaca "Tak Salaman" Megawati dan Cuaca Politik Pasca Pilpres

Titiek yang juga politisi Partai Berkarya itu mengatakan bahwa keduanya, Soekarno dan Soeharto sama-sama berkomitmen menjalankan dan mengembalikan Pancasila dan UUD 1945 pada arah yang benar.

Namun, puteri Presiden Soeharto ini mengatakan saat ini Indonesia mengalami ujian yang berat. “Kondisi kebangsaan kita hari ini mengalami ujian yang luar biasa. Kondisi saat ini merupakan posisi yang strategis untuk kembali merenungkan perjalanan bangsa kita,” ujarnya.

Baca juga : Megawati Kembali Percayakan Hasto Kristiyanto Sekjend PDI Perjuangan

Karena itu, Titiek berpesan agar semua anak bangsa bisa memilih pemimpin terbaik bangsa, yang bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan berjaya. “Kita harus memanfaatkan pemilu ini untuk memilih pemimpin yang mampu mengembalikan kejayaan bangsa dan negara kita,” ujarnya.

Menurutnya, Surat Perintah 11 Maret 1966 atau yang dikenal juga dengan Supersemar, merupakan produk konstitusional. Surat itu dikeluarkan oleh Presiden Soekarno dalam rangka pemulihan keamanan dan ketertiban akibat pemberontakan PKI 30 September 1965.

Baca juga : Puan Maharani: Keputusan Soal Ketua DPR Ada di Tangan Ibu Ketum

“Supersemar juga merupakan surat perintah untuk mengembalikan Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa, yang telah tergerus oleh Nasakom dengan dominasi paham Komunisme PKI. Berdasarkan Supersemar tersebut, kemudian PKI pun dibubarkan pada 12 Maret 1966,” ujarnya.

Menurut Titiek, bangsa Indonesia perlu memahami kepemimpinan Soekarno dan Soeharto yang ditugasi untuk menyelesaikan keruwetan pada masa itu. Kedewasaan politik dan komitmen kedua putra terbaik Indonesia itu mampu mengembalikan Pancasila sebagai ideologi dan dasar kehidupan bagi bangsa Indonesia.

“Kami berharap melalui seminar nasional ini kita bisa memberikan pemahaman praktek terbaik (best practice) pelaksanaan kepemimpinan dalam pembangunan nasional,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
Membaca "Tak Salaman" Megawati dan Cuaca Politik Pasca Pilpres
Megawati Kembali Percayakan Hasto Kristiyanto Sekjend PDI Perjuangan
Puan Maharani: Keputusan Soal Ketua DPR Ada di Tangan Ibu Ketum
Artikel Terkini
HOGERS Indonesia Resmi Buka Gelaran HI-DRONE2 di Community Park, Pantai Indah Kapuk 2
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas