INDONEWS.ID

  • Selasa, 26/03/2019 16:39 WIB
  • Pushidrosal Gelar Survei Hidro- Oseanografi di Pelabuhan Namlea, Maluku

  • Oleh :
    • luska
Pushidrosal Gelar Survei Hidro- Oseanografi di Pelabuhan Namlea, Maluku
Pushidrosal lakukan survei pemetaan hidro-oseanografi di Pelabuhan Namlea, Maluku.(Humas Pushidrosal)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) melakukan survei dan pemetaan hidro-oseanografi untuk memutakhirkan data alur dan Pelabuhan Namlea, Maluku.

Survei ini dilaksanakan guna mendukung tol laut dan konektivitas antar pulau di wilayah timur Indonesia khususnya di perairan Namlea, dengan menjamin keselamatan navigasi dan keamanan pelayaran di perairan tersebut, mengingat Pelabuhan Namlea merupakan lokasi transportasi utama di Kabupaten Buru untuk berhubungan dengan pulau-pulau sekitar termasuk dengan kota Ambon, Ibukota Provinsi Maluku.

“Pelabuhan Namlea terpetakan dalam Peta Laut Indonesia (PLI) Nomor 397 berdasarkan sumber data survei pada perairan Namlea terakhir, yang dilaksanakan pada tahun 1985, sehingga memerlukan pemutakhiran data survei Hidro-oseanografi” kata Kapushidrosal Laksda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H di Mako Pushidrosal, Ancol Timur, Jakarta.

Baca juga : Pushidrosal Gelar Seminar International Hari Hidrografi Dunia 2023

Berkaitan dengan hal tersebut Pushidrosal Selama 50 hari, menggelar Operasi “Kerta Wardana 03-2019“ dibawah pimpinan Komandan Unit Survei-7 Satsurvei Hidros Mayor Laut (P) A. Agus Sutomo, S.T dengan jumlah personil sebanyak 15 orang, yang dalam beberapa hari lagi akan segera menuntaskan tugasnya melakukan up date data hidrografi, oseanigrafi , geografi maritim serta sarana bantu pelayaran di perairan tersebut.

Operasi “Kerta Wardana 03-2019“ bertugas melaksanakan operasi survei Hidro-oseanografi yang meliputi akuisisi, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data Hidro-oseanografi di perairan Namlea, Pulau Buru Maluku.

Baca juga : Kemendagri Bahas Supervisi Penegasan Status Pulau, Pushidrosal sebagai Narasumber

Pada saat survei, Tim Survei Kerta Wardana 03-2019 mendapatkan dua Pulau yang ada di PLI nomor 397 skala 1 : 200.000 yaitu Pulau Batu Tanah Roboh dan Pulau Baju, sudah tidak ada (hilang). Hilangnya kedua pulau ini tentunya akan mengurangi jumlah Pulau yang ada di perairan Indonesia atau yang sudah dipetakan.

Selain untuk memutakhirkan data alur pelabuhan Namlea dan publikasi nautika untuk menjamin keselamatan pelayaran, survei dan pemetaan yang dilakukan Pushidrosal ini juga dapat dipergunakan sebagai kajian penataan ruang laut dan pemetaan sumber daya alam yang ada, khususnya bagi Pemda setempat serta penelitian bagi peneliti maupun akademisi Perguruan Tinggi.(Lka)

Baca juga : Indonesia Ajukan Pembakuan Nama Fitur Bawah Laut di IHO/IOC-Unesco
Artikel Terkait
Pushidrosal Gelar Seminar International Hari Hidrografi Dunia 2023
Kemendagri Bahas Supervisi Penegasan Status Pulau, Pushidrosal sebagai Narasumber
Indonesia Ajukan Pembakuan Nama Fitur Bawah Laut di IHO/IOC-Unesco
Artikel Terkini
Kawal Musrenbang di Riau, Kemendagri Tekankan Pentingnya Pembangunan Berbasis Partisipatif
Pataka 83 Gelar Halal bi Halal, Silaturahmi sekaligus Temu Kangen
Pertemuan Menko Airlangga Meminta dengan Menteri Iklim, Lingkungan dan Energi Inggris
Inggris Memberikan Dukungan dan Berbagai Pengalaman dengan Indonesia untuk Bergabung Ke CPTPP
Relawan GARIS Dukung Ridwan Kamil Maju Pilgub Jakarta 2024
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas