INDONEWS.ID

  • Selasa, 21/05/2019 12:08 WIB
  • Azyumardi: Klaim Demo 22 Mei 2019 Adalah Jihad Harus Ditolak

  • Oleh :
    • very
Azyumardi: Klaim Demo 22 Mei 2019 Adalah Jihad Harus Ditolak
Cendekiawan Muslim Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, CBE. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil Pemilu 2019, Senin (20/5/2019) malam. Masyarakat diminta untuk menghormati keputusan itu sebagai produk konstitusi sesuai Undang-Undang yang ada. Bagi yang tidak puas, ada jalur melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Apalagi sekarang bertepatan dengan bulan Ramadan sudah seharusnya masyarakat bisa mengendalikan diri dan tidak melakukan perbuatan sia-sia, apalagi anarkistis.

"Puasa Ramadhan adalah pengendalian diri untuk mewujudkan kebersamaan. Oleh karena itu, setiap dan seluruh mereka yang beriman dan berpuasa wajib menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia yang mengandung banyak mudharat seperti unjuk rasa yang dapat menjadi anarki yang merugikan bangsa dan negara," ujar Cendekiawan Muslim Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, CBE di Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Baca juga : Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora

Menanggapi rencana demo besar-besaran pada 22 Mei besok, Azyumardi menilai rencana itu merupakan ekspresi hawa nafsu. Ia mengimbau masyarakat hanya mendengar ulama yang netral dan tidak berpihak pada kelompok tertentu.

"Yang namanya demo adalah ekspresi dari hawa nafsu. Padahal puasa itu menahan hawa nafsu. Jadi saya kira ulama seperti itu tidak perlu didengar. Yang perlu didengar itu ulama netral, berpihak pada kepentingan umat, negara. Kita harus apresiasi ulama NU dan Muhammadiyah yang netral," tuturnya.

Baca juga : PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok

Azyumardi juga menyatakan bahwa demo 22 Mei bukanlah jihad. Karena itu, klaim atas nama ulama yang menyerukan jihad 22 Mei itu harus ditolak. “Itu politisasi agama,” tegasnya,

Ia mengingatkan ulama seharusnya menenangkan umat dan tidak memercik permusuhan di antara umat. Apalagi, rencana aksi massa itu ada di dalam bulan puasa.

Baca juga : Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyarankan masyarakat sebaiknya mengikuti prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal itu jika memang ada pihak yang tidak puas dengan hasil rekapitulasi Pemilu 2019 dari KPU.

"Ada KPU, Bawaslu, MK. Biarkan lembaga yang diamanatkan UU itu melaksanakan tugasnya. Gak usah mengerahkan massa, apalagi atas nama jihad,” kata Azyumardi. (Very)

 

Artikel Terkait
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas