Jakarta, INDONEWS.ID - Sosiolog Universitas Gajah Mada Sunyoto Usman mengatakan, memberikan ucapan selamat kepada pemenang dalam sebuah kontestasi politik telah lama jadi budaya di Indonesia. Hal ini ia sampaikan menaggapi apa yang dilakukan oleh lawan politik Jokowi setelah KPU menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih.
Menurut Sunyoto, ucapan selamat telah lama berkembang dalam kebudayaan orang Jawa. Tidak hanya itu, beri ucapan selamat kepada pemenang dalam sebuah kontestasi politik juga jadi kebiasaan dalam masyarakat Sunda.
"Iya (memberi selamat kepada pemenang) saya kira sudah lama menjadi budaya Indonesia. Ya orang Jawa itu juga bilang, kata `sugeng` itu kan selamat, `sugeng rawuh`, Sunda juga kan, kata Sunyoto, Jakarta, Senin,(1/07)
Ia menambahkan, memberi ucapan kepada lawan politik berbeda dengan ucapan selamat seperti yang biasa yang dilakukan oleh masyarakat.Ucapan selamat juga semacam bentuk pengakuan kepada lawan politik atas kemenangannya.
"Kalau itu (selamat) kita setiap hari memberi ucapan selamat pagi, selamat sore, selamat makan," jelasnya.
Lebih lanjut Sunyoto menjelaskan, upaya pelaksanaan rekonsiliasi setelah pilpres tidak akan terjadi dalam waktu yang begitu cepat. Hal demikian membutuhkan waktu yang cukup lama.
Biasanya, jelas Sunyoto, karena komunitas politik akar rumput masih membutuhkan waktu untuk menerima kenyataan yang ada. Karena itu, kontestan yang kalah kemarin masih menunggu suasana yang lebih aman dari seluruh pendukungnya.
Apa yang dilakukan oleh Sandiaga, hemat Sunyoto,tidak lebih dari menjaga perasaan masyarakat arus bawah yang bersama-sama dalam proses pemilu kemarin. Jadi, tidak ada tujuan lain kalau belum sempat memberikan ucapan selamat secara resmi.
"Saya kira pilihan kata (Sandiaga) untuk tidak mengucapkan selamat untuk tidak menyinggung perasaan pendukungnya terutama di tingkat bawah," jelasnya.
Sunyoto kembali menegaskan, hubungan antara Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma`ruf setelah putusan MK sudah tidak ada masalah lagi. Sebab, baik Prabowo maupun Sandiaga sama-sama menerima keputusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi.
"Menghormati keputusan MK itu kan artinya sudah tidak ada masalah lagi. Itu adalah final dan mengikat. Saya kira Pak Prabowo ingin menenangkan semua kalangan yang mendukung dia,"ungkapnya.
Jika tidak memberikan ucapan selamat resmi, bagi Sunyoto, bukan merupakan hal yang aneh. Hal ini juga tidak perlu dibesar-besarkan karena MK sudah mengeluarkan keputusan dan semua pihak menerima keputusan tersebut.
"Saya kira itu tidak aneh, saya kira dengan menghormati keputusan MK itu kan lebih dari kata selamat. Kalau selamat kan `oke kamu berhasil` lalu saya ucapkan selamat. Tapi menghargai keputusan MK itu sudah lebih daripada mengucapkan selamat," pungkasnya.*(Marsi Edon)