INDONEWS.ID

  • Minggu, 07/07/2019 17:05 WIB
  • Hadiri HBH FMM Donny Moenek Main Kim Dapat Motor

  • Oleh :
    • hendro
Hadiri HBH FMM Donny Moenek Main Kim Dapat Motor
Dosen IPDN staf ahli sekjend DPD RI menang KIM dapat motor

Jakarta, INDONEWS.ID - Setelah rahasia Allah dengan hadiah Umrah di acara Halalbihalal FMM, Sabtu, 6 Juli 2019, mungkin ada satu rahasia Allah yang terjadi pada Grand Prize Main KIM yang semua kita nggak manyangko doh,  ini kisahnya.

Alkisah tersebutlah seorang bapak muda,  bernama Ahmad Averus, orangnya masih muda, rapi bersih, sisiran rambut tertata, berkacamata, kening agak lebar layaknya pemikir, dan memang beliau seorang dosen di IPDN, pakai batik tangan panjang hadir di HBH FMM, dia memberikan senyum kepada semua orang, kemudian mengambil tempat di bagian paling  belakang. 

Baca juga : Calon DPD RI Maksimus Ramses Lalongkoe Kunjungi Ketua IKMR Kupang

Dengan tenang dia selalu mengikuti acara demi acara HBH, mungkin ini sudah biasa,karena sebagai seorang muslim dia sering mengikuti hbh. Ketika tiba saatnya main KIM, sepertinya ada rasa galau, ingin rasanya dia pamit, tidak ikut, dia merasa asing dan nggak ngerti sama sekali apa itu main KIM, kemudian dia menerima satu bundel kertas dengan angka angka, mungkin yang memberikan bung Sony, atau bung Dekie atau bisa saja bung Ika, tapi siapapun yang memberikan Ahmad sudah memegang kertas itu, dia memperhatikan kertas dengan angka angka yang nggak lengkap, loncat loncat dengan seksama, mungkin ini baru pertama kai dia memegang kertas kim dan mungkin ini pertama kali ikut main KIM, memang “SOP panitia kemaren, setiap orang yang hadir di acara main KIM semua mendapat satu bundle kertas KIM.

Ahmad ingin pamit saja dan duduk di lobby hotel Mercure Cikini, tapi sebagai staf ahli Sekjen DPD RI dia harus siap kemana saja pak Sekjen menugaskan, kali ini beliau mendampingi pak Sekjen DPD RI yang kebetulan urang Minang, pak Donnie Moenek ke HBH FMM, jadilah dia tamu di HBH FMM. 

Baca juga : Angin Kencang Terjang Pemukiman Warga di Serang

Sebagai seorang yang berasal dari Gorontalo, bagi dia Minangkabau atau Sumatera Barat tidak terlalu asing, dia sudah banyak bergaul, berbaur dengan semua etnis yang ada di Indonesia, yang membuat dia bingung adalah ketika musik pengiring Main Kim mulai didendangkan, dia bisa menikmati irama musik, tapi dia nggak ngertisama sekali  lirik lagu Min Kim itu.

Yang membuat dia heran, kok irama main Kim ini banyak sekali, liriknya tetap saja bahasa Minang, tapi irama selalu berganti, mulai dengan , irama Rabab, pindah ke Dangdut, nggak lama keroncong, Pop, Jazz herannya lagu yang sudah popular juga dimainkan dengan lagu KIM malah dengan lirik bahasa Minang. Oo ternyata lagu Kim itu multi irama ya, itu fikirnya.

Baca juga : Ikut Andil dalam Aksi OASE KIM, Achmedi Akbar: PTPV VI Dukung Kelestarian Alam Sejak Dini

Dia nggak mengerti kata kata yang disampaikan sepasang pemain KIM, karena dia membawakan acara dan nyanyi dalam bahasa Minang dan teralu cepat kalau mau dieja, dia nikmati sendiri.

Dia hanya mencocokkan angka di kertas yang dipegangnya dengan angka yang dimunculkan di layar Infocus dekat mejanya. Bagi yang lain, main KIM bukan hanya sekedar hadiah, tapi lirik lagunya yang lucu itu sebagai hiburan, Diguncang batu diguncang, Diguncang si jando mudo, Hei tolong si abang pasang, Pasangkan si tigo duo (32). Karambia satan dan labek, Baminyak tangah kuali, Bapasan jo anak ketek, Si anam nan duo kali (62) dsbnya.

Mungkin ibu Prof Marlina main Kim sebagai hiburan, dia senyum senyum saja mendengar penyanyi bernyanyi yang mungkin bagi beliau di kampus agak aneh, saat ini prof sedang ada penelitian besar di Bandung, jadi ini sebagai selingan di weekend, ketika beliau sebagai bundo kanduang diminta pendapat oleh pak Prfo Fasli tentang gubernur ke depan, sambil berseloroh Rangkayo Marlina sedikit “protes”, kok ngga ada Kofifah atau Risma dari Sumbar ya, pecah ruangan spontan ketewa mendengar cuitan hati ibu ketua IA ITB Sumbar ini. Atau bagi pak Ginta dari Lampung, main KIM juga hiburan, badan kekarnya jadi lembut ketika bergoyang, atau bagi pak Febrin main Kim kemaren juga hiburan, mungkin hiburan setelah beliau memaparkan Minang Geopark dengan harapan bisa cepat terealisasi, atau bagi pak Edi Nur Salam, main Kim sebagai hiburan, karena setiap acara rang Minang selalu ditanya kapan jalur kereta api Padang Bukittinggi terealisasi, he… he. 

Ketika pemain Kim berteriak Kocok apa Cabut, ada yang Cokiiii, lagi lagi Ahmad hanya senyum dan matanya ggak lepas dari layar, takut miss. Lembar lembar demi lembar sudah dirobeknya, karena nggak satunpun angka yang masuk penuh satu baris, ketika yang lain sudah mendapatkan tiga kertas karena ada hibah dari tetangga sebelah yang izin pamit duluan pulang, Ahmad tetap saja pegang satu kertas, itupun dia haru sebebrapa kali menyeka kacamatanya utuk mencocokkan angka angka di kertas.

Tibalah saatnya grand prize hadiahnya sebuah Sepeda Motor roda dua, sepeda motor itu sengaja dipajang oleh panitia di depan pintu mau masuk ruang acara, sangat mencolok memang kelihatannya. Hadiah sepeda motor adalah sumbangan Kapolda Sumbar, bapak Irjen Pol Fakhrizal yang disampaikan melalui Pak Firdaus HB dan pak Rektor UNJ dua hari sebelumnya di Padang.
Untuk mendapatkan hadiah ini barisan angka angkanya harus penuh atau cocok angkanya dalam tiga baris. Ini seperti detik detik menegangkan, mungkin lebih menegangkan dari mendengarkan keputusan MK, he.,he.. penyanyi kim seperti menyanyi sendiri, semua tegang mencocokkan angka angka dengan yang dinyanykan atau yang dilayar, malah ada yang 4 kertas hibah dari tetangga, satu per satu kertas diperiksa, ada teman yang dapat, ketika diperiksa di depan, ternyata ada angka yang belum dicontreng, gagaaal.

Siapapun yang dapat hadiah mungkin nggak akan ada yang mau “menghibahkan”, karena semua berusaha untuk mendapatkan, dan hadiahnya sangat bermanfaat, minimal mensiasiati kemacetan traffic ibu kota.

Suasana tegang, nggak ada goyang kepala, goyang kaki, semua melotot ke kertas dan layar lebar, malah ada yang sering memperbaiki letak kacamatanya, seperti tidak yakin dengan penglihatannya, ketika HP bergetarpun hanya dilirik sebentar dan dicuekin, ada yang salah ambil gelas minum, terambil gelas sebelah. He.. he.. 

Tiba tiba pak Ahmad angkat tangan, sedikit dan dengan tenang maju ke depan, dia menyerahkan kertas kepada pemain KIM dan petugas, sementara ada yang berharap itu salah lagi, he..he.. satu per satu angka dicocokkan, satu baris cocok, dua baris cocok, dan tiga baris cocok dan betul semuaaaa, “Bingggooooo”, betuuuullll cocooook  teriak duet penyanyi KIM itu, spontan gedung seperti pecah dengan tepuk tangan hadirin. Bung Ahmad Vairus berhak mendapat Grand Prize sebuah motor,  semua gembira, luar biasa sportif, tidak ada yang protes, tidak ada yang teriak, semua setuju bahwa Ahmad berhak mendapatkan hadiah puncak ini.
Ahmad yang baru mengenal dan baru pertama kali main Kim seperti tidak percaya, sejenak dia agak bingung, tapi cepat take easy, Ahmad gembira sekali, nggak pernah terbayang baginya Allah akan memberikan rezeki melalui HBH FMM ini. 
Entah mimpi apa beliau semalam, ketika di Mushalla mau shalat magrib, semua menyalami, Ahmad menyambut salam dengan genggaman salam erat dan akrab, dan juga baru tahu kalau mas Ahmad, bukan orang Padang yang sudah familiar dengan KIM.

Selamat mas Ahmad Vairus, ini rahasia Allah di HBH FMM kemaren setelah hadiah umrah yang diterima Ibu Menteri.
Penyerahan hadiah langsung diserahkan oeh pak Leonardi, Anggota DPD RI didampingi pak Firdaus HB sebagai Admin dan juga ketua panitia HBH FMM 2019.
Sekali lagi selama mas Ahmad, dan selamat kepada semua kita atas terselenggaranya HBH FMM dengan lancar, selamat dan sukses….

Rahasia dibalik Grand Prize HBH FMM

Setelah rahasia Allah dengan hadiah Umrah di acara HBH FMM, Sabtu, 6 Juli 2019, mungkin ada satu rahasia Allah yang terjadi pada Grand Prize Main KIM yang semua kita nggak manyangko doh,  ini kisahnya.

Alkisah tersebutlah seorang bapak muda,  bernama Ahmad Averus, orangnya masih muda, rapi bersih, sisiran rambut tertata, berkacamata, kening agak lebar layaknya pemikir, dan memang beliau seorang dosen di IPDN, pakai batik tangan panjang hadir di HBH FMM, dia memberikan senyum kepada semua orang, kemudian mengambil tempat di bagian paling  belakang. 

Dengan tenang dia selalu mengikuti acara demi acara HBH, mungkin ini sudah biasa,karena sebagai seorang muslim dia sering mengikuti hbh. Ketika tiba saatnya main KIM, sepertinya ada rasa galau, ingin rasanya dia pamit, tidak ikut, dia merasa asing dan nggak ngerti sama sekali apa itu main KIM, kemudian dia menerima satu bundel kertas dengan angka angka, mungkin yang memberikan bung Sony, atau bung Dekie atau bisa saja bung Ika, tapi siapapun yang memberikan Ahmad sudah memegang kertas itu, dia memperhatikan kertas dengan angka angka yang nggak lengkap, loncat loncat dengan seksama, mungkin ini baru pertama kai dia memegang kertas kim dan mungkin ini pertama kali ikut main KIM, memang “SOP panitia kemaren, setiap orang yang hadir di acara main KIM semua mendapat satu bundle kertas KIM.

Ahmad ingin pamit saja dan duduk di lobby hotel Mercure Cikini, tapi sebagai staf ahli Sekjen DPD RI dia harus siap kemana saja pak Sekjen menugaskan, kali ini beliau mendampingi pak Sekjen DPD RI yang kebetulan urang Minang, pak Donnie Moenek ke HBH FMM, jadilah dia tamu di HBH FMM. 

Sebagai seorang yang berasal dari Gorontalo, bagi dia Minangkabau atau Sumatera Barat tidak terlalu asing, dia sudah banyak bergaul, berbaur dengan semua etnis yang ada di Indonesia, yang membuat dia bingung adalah ketika musik pengiring Main Kim mulai didendangkan, dia bisa menikmati irama musik, tapi dia nggak ngertisama sekali  lirik lagu Min Kim itu.

Yang membuat dia heran, kok irama main Kim ini banyak sekali, liriknya tetap saja bahasa Minang, tapi irama selalu berganti, mulai dengan , irama Rabab, pindah ke Dangdut, nggak lama keroncong, Pop, Jazz herannya lagu yang sudah popular juga dimainkan dengan lagu KIM malah dengan lirik bahasa Minang. Oo ternyata lagu Kim itu multi irama ya, itu fikirnya.

Dia nggak mengerti kata kata yang disampaikan sepasang pemain KIM, karena dia membawakan acara dan nyanyi dalam bahasa Minang dan teralu cepat kalau mau dieja, dia nikmati sendiri.

Dia hanya mencocokkan angka di kertas yang dipegangnya dengan angka yang dimunculkan di layar Infocus dekat mejanya. Bagi yang lain, main KIM bukan hanya sekedar hadiah, tapi lirik lagunya yang lucu itu sebagai hiburan, Diguncang batu diguncang, Diguncang si jando mudo, Hei tolong si abang pasang, Pasangkan si tigo duo (32). Karambia satandan labek, Baminyak tangah kuali, Bapasan jo anak ketek, Si anam nan duo kali (62) dsbnya.

Mungkin ibu Prof Marlina main Kim sebagai hiburan, dia senyum senyum saja mendengar penyanyi bernyanyi yang mungkin bagi beliau di kampus agak aneh, saat ini prof sedang ada penelitian besar di Bandung, jadi ini sebagai selingan di weekend, ketika beliau sebagai bundo kanduang diminta pendapat oleh pak Prfo Fasli tentang gubernur ke depan, sambil berseloroh Rangkayo Marlina sedikit “protes”, kok ngga ada Kofifah atau Risma dari Sumbar ya, pecah ruangan spontan ketewa mendengar cuitan hati ibu ketua IA ITB Sumbar ini.

Atau bagi pak Ginta dari Lampung, main Kim juga hiburan, badan kekarnya jadi lembut ketika bergoyang, atau bagi pak Febrin main Kim kemaren juga hiburan, mungkin hiburan setelah beliau memaparkan Minang Geopark dengan harapan bisa cepat terealisasi, atau bagi pak Edi Nur Salam, main Kim sebagai hiburan, karena setiap acara rang Minang selalu ditanya kapan jalur kereta api Padang Bukittinggi terealisasi, he… he. 

Ketika pemain Kim berteriak Kocok apa Cabut, ada yang Cokiiii, lagi lagi Ahmad hanya senyum dan matanya ggak lepas dari layar, takut miss. Lembar lembar demi lembar sudah dirobeknya, karena nggak satunpun angka yang masuk penuh satu baris, ketika yang lain sudah mendapatkan tiga kertas karena ada hibah dari tetangga sebelah yang izin pamit duluan pulang, Ahmad tetap saja pegang satu kertas, itupun dia haru sebebrapa kali menyeka kacamatanya utuk mencocokkan angka angka di kertas.

Tibalah saatnya grand prize hadiahnya sebuah Sepeda Motor roda dua, sepeda motor itu sengaja dipajang oleh panitia di depan pintu mau masuk ruang acara, sangat mencolok memang kelihatannya. Hadiah sepeda motor adalah sumbangan Kapolda Sumbar, bapak Irjen Pol Fakhrizal yang disampaikan melalui Pak Firdaus HB dan pak Rektor UNJ dua hari sebelumnya di Padang.
Untuk mendapatkan hadiah ini barisan angka angkanya harus penuh atau cocok angkanya dalam tiga baris.

Ini seperti detik detik menegangkan, mungkin lebih menegangkan dari mendengarkan keputusan MK, he.,he.. penyanyi KIM seperti menyanyi sendiri, semua tegang mencocokkan angka angka dengan yang dinyanykan atau yang dilayar, malah ada yang 4 kertas hibah dari tetangga, satu per satu kertas diperiksa, ada teman yang dapat, ketika diperiksa di depan, ternyata ada angka yang belum dicontreng, gagal.

Siapapun yang dapat hadiah mungkin nggak akan ada yang mau “menghibahkan”, karena semua berusaha untuk mendapatkan, dan hadiahnya sangat bermanfaat, minimal mensiasiati kemacetan traffic ibu kota.

Suasana tegang, nggak ada goyang kepala, goyang kaki, semua melotot ke kertas dan layar lebar, malah ada yang sering memperbaiki letak kacamatanya, seperti tidak yakin dengan penglihatannya, ketika HP bergetarpun hanya dilirik sebentar dan dicuekin, ada yang salah ambil gelas minum, terambil gelas sebelah.

Tiba tiba pak Ahmad angkat tangan, sedikit dan dengan tenang maju ke depan, dia menyerahkan kertas kepada pemain KIM dan petugas, sementara ada yang berharap itu salah lagi, he..he.. satu per satu angka dicocokkan, satu baris cocok, dua baris cocok, dan tiga baris cocok dan betul semuaaaa, “Bingggooooo”, betuuuullll cocooook  teriak duet penyanyi Kim itu, spontan gedung seperti pecah dengan tepuk tangan hadirin. Bung Ahmad Vairus berhak mendapat Grand Prize sebuah motor,  semua gembira, luar biasa sportif, tidak ada yang protes, tidak ada yang teriak, semua setuju bahwa Ahmad berhak mendapatkan hadiah puncak ini.

Ahmad yang baru mengenal dan baru pertama kali main Kim seperti tidak percaya, sejenak dia agak bingung, tapi cepat take easy, Ahmad gembira sekali, nggak pernah terbayang baginya Allah akan memberikan rezeki melalui HBH FMM ini. 
Entah mimpi apa beliau semalam, ketika di Mushalla mau shalat magrib, semua menyalami, Ahmad menyambut salam dengan genggaman salam erat dan akrab, dan juga baru tahu kalau mas Ahmad, bukan orang Padang yang sudah familiar dengan Kim.

Selamat mas Ahmad Vairus, ini rahasia Allah di HBH FMM kemaren setelah hadiah umrah yang diterima Ibu Menteri. Penyerahan hadiah langsung diserahkan oeh pak Leonardi, Anggota DPD RI didampingi pak Firdaus HB sebagai Admin dan juga ketua panitia HBH FMM 2019.


Sekali lagi selama mas Ahmad, dan selamat kepada semua kita atas terselenggaranya HBH FMM dengan lancar, selamat dan sukses.

Artikel Terkait
Calon DPD RI Maksimus Ramses Lalongkoe Kunjungi Ketua IKMR Kupang
Angin Kencang Terjang Pemukiman Warga di Serang
Ikut Andil dalam Aksi OASE KIM, Achmedi Akbar: PTPV VI Dukung Kelestarian Alam Sejak Dini
Artikel Terkini
Kak Wulan Bikin Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru
PNM Peduli, Gerak Cepat Bantu Bencana Banjir Bandang dan Lahar Dingin Sumatera Barat
Pj Bupati Maybrat Sambut Kedatangan Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Rekomendasi Jasa Penerjemah Tersumpah Terbaik di Jabodetabek
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas