Jakarta, INDONEWS.ID - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo memastikan bahwa Densus 88 akan mengusut sumber aliran dana teroris yang masuk ke wilayah Indonesia. Dalam melancarkan upaya tersebut, Densus 88 akan bekerja sama dengan kedutaan besar dari enam negara.
Dedi menjelaskan bahwa ada beberapa bukti kuat yang menegaskan teroris dari berbagai negara mengirimkan sejumlah uang untuk melancarkan aksi-aksi di Indonesia. Negara -negara tersebut diantaranya adalah Trinidad Tobago, Maladewa, Venezuela, Jerman, Filipina, dan Malaysia.
"Densus 88 sudah menyampaikan para perwakilan Kedubes yang ada di Indonesia, ada Liaison Officer yang diundang untuk mengomunikasikan terkait jaringan terorisme," kata Dedi sebagaimana dilansir CNNIndonesia,Jakarta, Kamis,(25/07/2019)
Kerja sama dengan beberapa kedutaan negara sahabat tersebut, jelas Dedi, merupakan upaya untuk menelusuri lebih jauh sumber dana dari kelompok teroris yang ada di Indonesia. Jika sumber dana diketahui, maka langkah selanjutnya dari pihak kepolisian dan Densus 88 adalah merencanakan upaya pemutusan alairan dana tersebut.
Dedi menambahkan, selain kerja sama dengan beberapa keduataan besar dari enam negara, Densus 88 akan menjalin kerja sama dengan Pusat Pelaporam dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Kerja sama dengan PPATK lebih difokuskan pada upaya pengusutan aliran dana teroris di Indonesia.
"Nanti saling tukar informasi apa yang kita dapat, termasuk aliran dana ini dengan PPATK,"jelas Dedi.
Lebih lanjut Dedi menjelaskan, Densus 88 pernah menemukan sumber dana dari kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia. Jamaah Ansharut Daulah mendapatkan dana dari Saefulah alias Daniel alias Chaniago yang merupakan penjaga salah perpustakaan di Ponpes Ibnu Mas`ud, Bogor, Jawa Barat.
Sementara itu, keberadaan Saefullah saat ini sedang berada di Khurasan, Afghanistan dan sedang dalam upaya pengejaran oleh Densus 88 Antitero
Saefullah, jelas Dedi, mendapatkan uang dari orang di beberapa negara. Uang-uang tersebut kemudian disalurkan kepada Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ada di Indonesia.
"Saudara Saefulah ini menerima beberapa aliran dana, ini aliran dana dari negara Trinidad Tobago ada tujuh kali, dari Maldives ada satu kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali dan Malaysia sekali," tutupnya.*(Marsi)