INDONEWS.ID

  • Kamis, 01/08/2019 18:47 WIB
  • Tangkal Narasi Intoleran, Perempuan Jangan Jadi Korban Narasi Kekerasan dan Teror

  • Oleh :
    • very
Tangkal Narasi Intoleran, Perempuan Jangan Jadi Korban Narasi Kekerasan dan Teror
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. Ir. Hamli, ME, saat menjadi narasumber kegiatan Pelibatan Perempuan sebagai Agen Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme di Hotel Lumire, Kamis (1/8/2019). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Belakangan ini seakan menjadi tren baru dalam aksi terorisme dengan hadirnya keterlibatan perempuan dan anak. Dulu perempuan hanya menjadi faktor simpatisan dan pendukung, tetapi saat ini mereka turut mengambil andil sebagai pelaku teror.

“Di Syiria banyak pria yang tewas karena peperangan, yang tersisa adalah para wanita dan anak. Sehingga para wanita dan anak pun turut dikerahkan untuk menjadi teroris. Ternyata kecenderungan ini pun turut menyebar ke seluruh dunia,” ujar Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. Ir. Hamli, ME, saat menjadi narasumber kegiatan Pelibatan Perempuan sebagai Agen Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme di Hotel Lumire, Kamis (1/8/2019).

Baca juga : KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia

Kalau dicermati lebih jauh, menurut Hamli, pola pemanfaatan perempuan dalam aksi ini bagian dari kelompok teror mengeksploitasi perempuan sebagai martir baru. Semakin kurangnya kader dan anggota memaksa mereka untuk mendorong perempuan agar tampil sebagai pelaku aksi.

Karena itulah, dia meminta perempuan menjadi agen perdamaian yang secara aktif memberikan pencerahan dan pendidikan baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat secara luas. Keterlibatan perempuan mempunyai peran strategis karena menjadi tumpuan pendidikan anak di keluarga maupun melalui komunitas perkumpulan perempuan.

Baca juga : Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel

Lebih lanjut, Hamli mengatakan di lingkungan sosial kita saat ini sudah banyak sekali sebaran narasi bernuansa sentimen dan kebencian berbasis perbedaan agama yang berpotensi memecahbelah masyarakat. Narasi ini sebenarnya dikembangkan sebagai bagian dari upaya meradikalisasi masyarakat. Perpecahan dan konflik pada akhirnya merupakan ladang subur berkembangnya paham dan jaringan terorisme.

Baca juga : Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat

Narasi lainnya yang patut diwaspadai, menurut jenderal bintang satu ini adalah, emosi keagamaan dengan mengimpor konflik di negara lain sebagai alasan untuk perjuangan. Penderitaan yang terjadi di Timur Tengah seperti Syria, Irak dan lainnya  dijadikan propaganda untuk mengajak dan merekrut anggota di dalam negeri yang tidak mengerti peta konflik yang sebenarnya.

“Patut dipahami bahwa seseorang menjadi teroris bukan proses yang instan, tetapi melalui tahapan dari mengadopasi narasi-narasi intoleran, radikalisme dan terakhir menuju terorisme,” ungkap Hamli.

Hamli berharap perempuan harus menjadi bagian penting dalam menangkal narasi-narasi tersebut, bukan justru menjadi korban narasi kekerasan dan teror. Apalagi sebaran narasi radikalisme itu saat ini tidak hanya terjadi secara offline, tetapi yang lebih mengkhawatirkan narasi radikalisme yang bertebaran di dunia maya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan BNPT di daerah yang bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DKI Jakarta. (Very)

 

Artikel Terkait
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas