INDONEWS.ID

  • Minggu, 11/08/2019 23:45 WIB
  • Haedar Nashir Kritik Gaya Elit Politik Rebut Jabatan

  • Oleh :
    • Mancik
Haedar Nashir Kritik Gaya Elit Politik Rebut Jabatan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir(Foto:Detik.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan kritik pedas kepada elit politik Indonesia dalam mengejar kursi kekuasaan setelah pemilihan presiden dan pemilu legislatif. Haedar tidak melihat elit politik Indonesia memikirkan bagaimana nasib bangsa Indonesia setelah pemilu berlangsung.

"Yang muncul sekarang itu kan egoisme lebih di para elite. Bisa kita lihat sekarang sekarang. Pasca Pilpres, pasca Pileg, itu para elite bukan berpikir bangsa ini mau dibawa kemana. Tetapi satu sama lain saling menjatah kursi dan kemudian berebut kursi," kata Haedar seperti dilansir cnnindonesia, Jakartan, Minggu,(11/08/2019)

Baca juga : Jokowi Kumpulkan Para Menteri di Istana Bahas Defisit Beras 2,8 Juta Ton

Haedar menambahkan, momentum idul adha mesti dijadikan sebagai ajang untuk menunjukkan sikap saling berbagai kepada sesama. Dengan demikian, muncul rasa kepedulian dan saling percaya untuk membangun kepentingan bersama yang lebih besar.

"Harus ada jiwa kepedulian terhadap keadaan jangan menikmati dan berebut kekuasaan tanpa hati. Ini penting menjadi pelajaran agar kita ini naik kelas secara peradaban supaya tidak ribut dalam hal-hal yang sifatnya kekuasaan," jelasnya.

Baca juga : Pertemuan PBNU dan PP Muhammadiyah, Pemimpin Harus Miliki Etika Kepantasan Publik

Ia juga meminta kepada elit politik untuk lebih dalam mendalami makna kurban terutama demi kepentingan bangsa dan negara. Kurban tidak boleh hanya dihayati untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu saja.

Selain itu, Haedar juga mengingatkan kepada kepada seluruh organisasi kemasyarakatan. Organisasi kemasyarakat diminta untuk menempatkan kepentingan bersama di atas kepetingan pribadi dan golongan.

Baca juga : Wakafkan Ribuan Alquran, Sinar Mas Gandeng Sekjen PBNU dan Sekum PP Muhammadiyah

"Memang betul bahwa partai politik dan elite politik itu pekerjaan utamanya siapa dapat apa, kapan bagaimana caranya. Tetapi kan kita ini bangsa Indonesia, katanya punya Pancasila, katanya religius, mestinya menyadarkan para elit bahwa bangsa kita ini masalahnya banyak," pungkasnya.*(Marsi)

 

Artikel Terkait
Jokowi Kumpulkan Para Menteri di Istana Bahas Defisit Beras 2,8 Juta Ton
Pertemuan PBNU dan PP Muhammadiyah, Pemimpin Harus Miliki Etika Kepantasan Publik
Wakafkan Ribuan Alquran, Sinar Mas Gandeng Sekjen PBNU dan Sekum PP Muhammadiyah
Artikel Terkini
UU DKJ Disahkan, Fahira Idris Soroti Pentingnya Dana Abadi Kebudayaan
Kawal Musrenbang di Riau, Kemendagri Tekankan Pentingnya Pembangunan Berbasis Partisipatif
Pataka 83 Gelar Halal bi Halal, Silaturahmi sekaligus Temu Kangen
Pertemuan Menko Airlangga Meminta dengan Menteri Iklim, Lingkungan dan Energi Inggris
Inggris Memberikan Dukungan dan Berbagai Pengalaman dengan Indonesia untuk Bergabung Ke CPTPP
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas