INDONEWS.ID

  • Selasa, 13/08/2019 10:50 WIB
  • Berantas Radikalisme-Terorisme Harus Mulai dari Hulu

  • Oleh :
    • very
Berantas Radikalisme-Terorisme Harus Mulai dari Hulu
Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) Fajroel Rachman saat menjadi pembicara dalam seminar Nasional “Bebersih BUMN dari Radikalisme dan Korupsi, Benahi BUMDES Menjadi Perusahaan Big Data Centre Desa”, di Gedung Joeang, Jakarta Pusat, Senin (12/8). (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Pemberantasan paham radikalisme dan terorisme di negara ini tidak bisa dilakukan secara setengah-setengah. Hal itu harus dilakukan mulai dari hulu sampai hilir.

Baca juga : Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea

“Untuk membubarkan paham radikalisme dan terorisme di negara ini harus dimulai dari hulu sampai hilir, yaitu mulai dengan amandemen kelima UUD 1945 yang menyatakan bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum,” ujar Fajroel Rachman dalam Seminar Nasional bertajuk “Bebersih BUMN dari Radikalisme dan Korupsi, Benahi BUMDES Menjadi Perusahaan Big Data Centre Desa”, di Gedung Joeang, Jakarta Pusat, Senin (12/8).  

Fajroel mencontohkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) walau telah dibubarkan oleh pemerintah namun dengan gampang mengganti organisasi itu dengan nama lain. Di Institut Teknologi Bandung (ITB), misalnya, HTI dengan mudah berubah menjadi “Islamic Studies Forum”.

Baca juga : Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman

Karena itu, untuk membubarkan HTI, katanya, harus dimulai dari hulu. “Mestinya pembubaran HTI tidak hanya masuk dalam UU Ormas, tetapi harus masuk di dalam TAP MPR dan kemudian di bawahnya lagi yaitu UU,” ujarnya.

Menurut Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) ini, dalam lingkungan BUMN, paham intoleransi dan khilafah sudah sangat mengkuatirkan. Dia mencotohkan di lingkungan BUMN, hal yang harus menjadi perhatian dalam pekerjaan yaitu selalu mengutamakan keselamatan kerja atau K3. Namun betapa terkejutnya dia karena di salah satu pengumuman dituliskan “Utamakan Sholat dan Keselamatan Kerja”. “Padahal, yang bekerja di situ bukan hanya satu agama saja, tetapi dari berbagai agama,” ujarnya.

Baca juga : Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL

Melihat semua fenomena itu, Fajroel mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo harus memimpin perang melawan radikalisme, intoleransi, khilafah dan terorisme. “Pak Jokowi harus menjadi panglima perang dalam menghadapi terorisme dari hulu sampai ke hilir,” ujarnya. (Very)

Artikel Terkait
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Artikel Terkini
Didik J Rachbini: Salim Said Maestro Intelektual yang Paling Detail dan Mendalam
Penyumbang Devisa Negara, Pemerintah Harus Belajar dari Drama Korea
Bupati Tanahdatar buka Grand Opening Sakato Aesthetic
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas