INDONEWS.ID

  • Selasa, 13/08/2019 19:01 WIB
  • Rencana Pergantian Direksi BUMN Dinilai Tak Etis

  • Oleh :
    • very
Rencana Pergantian Direksi BUMN Dinilai Tak Etis
Diskusi media bertajuk Kontroversi Rotasi Direksi BUMN: Istana Melarang, Menteri BUMN Melenggang” di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/8). (Foto: Indonews.id/Very)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Menteri BUMN Rini Soemarno dikabarkan segera melakukan pengantian direksi 4 BUMN bank dan 1 BUMN energi dalam waktu dekat.  Pergantian itu menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak. Apalagi,  beberapa waktu lalu Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko telah mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo mewanti-wanti para Menteri agar tidak melakukan pergantian para direksi atau pejabat eselon satu di kementeriannya.

Pertanyaannya, apakah rencana pergantian tersebut adalah sebuah pembangkangan yang dilakukan Rini Soemarno? 

Baca juga : Ini Penjelasan Erick Thohir Ajak Ahok Masuk Direksi BUMN

Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdulah, mengatakan, tidak etis menggantikan direksi BUMN dengan direksi yang baru. Apalagi pergantian itu hanya berdasarkan rasa suka atau tidak suka sang menteri.

"Namun, hemat saya, sangat tidak mungkin Menteri Rini melakukan pergantian tanpa ada lampu hijau dari Presiden Jokowi. Pasti karena ada restu dari Presiden Jokowi," ujarnya dalam diskusi media bertajuk Kontroversi Rotasi Direksi BUMN: Istana Melarang, Menteri BUMN Melenggang” di kawasan Menteng,  Jakarta Pusat,  Selasa (12/8).

Baca juga : Jokowi : Penempatan Ahok di BUMN Harus Berdasarkan Seleksi di Kementerian

Piter mengatakan, sangatlah tidak etis bila direksi yang baru saja diganti kemudian harus diganti lagi oleh Menteri BUMN yang baru. "Bisa saja nanti direksi yang baru –bila kembali dilakukan pergantian - melakukan perlawanan karena baru saja diganti dan kembali diganti oleh menteri yang baru. Sang direksi bisa saja melakukan perlawanan karena sang menteri melakukan tindakan yang melecehkan direksi,” ujarnya.

Menurut Piter, direksi, terutama bank buku IV, bukanlah seorang pemain yang  suka mengambil risiko tetapi seorang yang memilih “bermain aman”. Karena itu, dia jarang mengambil keputusan-keputusan yang mengandung risiko.

Selain itu, direksi juga tidak sepenuhnya mencari profit. Ini beda dengan BUMN di Hong Kong misalnya yang benar-benar mencari profit.

Karena itu, kata Piter, seorang direksi BUMN bisa tidur siang, dan waktu tidur itu pun dia mendapatkan profit.

Sementara itu anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Dr. Hedrawan Supratikno mengatakan, sah-sah saja seorang menteri mengganti direksi karena itu merupakan kewenangannya. “Tapi pergantian itu harus dilakukan secara rasional,” ujarnya.

Menurut Hendrawan, sekitar 70 persen BUMN kita kategori bagus. Karena itu, pergantian tidak perlu dilakukan. “Apalagi yang dilakukan oleh direksi BUMN kita yaitu hanya mengikuti acara seremonial saja,” ujarnya. (Very)

Artikel Terkait
Ini Penjelasan Erick Thohir Ajak Ahok Masuk Direksi BUMN
Jokowi : Penempatan Ahok di BUMN Harus Berdasarkan Seleksi di Kementerian
Artikel Terkini
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Maybrat Lakukan Study Tour ke Minahasa Tenggara
Upacara Peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional di Kabupaten Maybrat: Menuju Indonesia Emas
Di Acara Mengenang Tokoh Pers Nasional Prof Salim Haji Said, Pemred Asri Hadi Bertemu Bacalon Walkot Tangsel
Raih Gelar Doktor Honoris Causa Gyeongsang National University (GNU), Menko Airlangga Diakui Dedikasinya dalam Kemitraan Strategis Indonesia-Korea Selatan
ICC Terbitkan Surat Penangkapan Terkait Konflik Gaza, Hikmahanto: Tiga Alasan Masih Sulit Dilakukan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas