INDONEWS.ID

  • Sabtu, 05/10/2019 23:31 WIB
  • Punya 4, Menperin Optimistis Akan Lahir Lagi 2 Unicorn Hingga 2024

  • Oleh :
    • very
Punya 4, Menperin Optimistis Akan Lahir Lagi 2 Unicorn Hingga 2024
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto ketika menghadiri acara Millenial Fest Industry 4.0 di Medan, Sumatera Utara, Jumat (4/10). (foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Kementerian Perindustrian berupaya memaksimalkan potensi dari penerapan ekonomi digital pada era industri 4.0. Indonesia dinilai memiliki sumber daya yang penting untuk pengembangan ekosistem ekonomi digital, sehingga pemerintah terus memberikan dukungan melalui berbagai kebijakan strategis.

Baca juga : Berkah Ramadan, Persediaan Produk Industri Pengolahan Terserap Optimal Terutama di Pasar Domestik

“Indonesia memiliki lebih dari 60 juta masyarakat yang memiliki smartphone. Dengan resources ini, tidaklah heran kalau dalam waktu cepat Indonesia sudah punya empat unicorn, dan menjadi terbanyak di ASEAN. Kami optimistis sampai dengan 2024 akan lahir dua unicorn lagi di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto ketika menghadiri acara Millenial Fest Industry 4.0 di Medan, Sumatera Utara, Jumat (4/10).

Menperin menyebutkan, melalui penerapan ekonomi digital, diproyeksi mampu mendorong  peningkatan pada pertumbuhan ekonomi hingga 1-2%, penyerapan tenaga kerja lebih dari 10 juta orang, dan kontribusi industri manufaktur sebesar 25% terhadap PDB nasional. Hal ini sesuai dengan target yang terdapat dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.

Baca juga : Kemenperin Heran Amanat Perpres HGBT Industri Tidak Dilanjutkan

Oleh karena itu, dipilih pula sektor-sektor andalan yang mampu memberikan dampak besar dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia. “Telah dipilih lima sektor yang menjadi prioritas, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik serta kimia-biokimia,” ujarnya seperti dikutip Humas Kemenperin.

Menurut Airlangga, dalam peta jalan implementasi Industri 4.0 tersebut, telah dipersiapkan berbagai inisiatif strategis untuk masing masing sektor prioritas. “Kemudian, telah ditunjuk lighthouse atau pabrik percontohan bagi penerapan industri 4.0 yang sudah menggunakan artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT), antara lain Schneider di Batam dan Petrosea di Tangerang, Banten,” ujarnya.

Baca juga : Kemenperin Boyong Industri Alat Kesehatan Unggulan Tampil di Arab Health 2024

Airlangga mengungkapkan, berdasarkan studi Mckinsey, didorongnya ekonomi digital, Indonesia akan membutuhkan 17 juta tenaga kerja yang melek digital, dengan komposisi 30% di industri manufaktur dan 70% di industri penunjang. Sehingga, nantinya mendorong tambahan ekonomi sebesar USD150 miliar kepada ekonomi Indonesia.

“Inilah yang didorong agar kesempatan sebesar USD150 dalam bentuk ekonomi digital itu dimanfaatkan oleh tenaga kerja dan masyarakat Indonesia. Bisnis ini ada di Indonesia tergantung bagaimana kita memanfaatkannya,” tegasnya.

Airlangga menuturkan, dalam memaksimalkan potensi digital ekonomi di Tanah Air, Kemenperin juga mendorong startup atau perusahaan rintisan agar mereka mampu mengembangkan Industri Kecil Menengah (IKM) di Tanah Air.

Merujuk pada laporan Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), dalam Mapping & Database Startup Indonesia 2018, bahwa jumlah startup di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 992 startup. Dari jumlah tersebut, tidak sedikit yang merupakan technology provider menghasilkan teknologi digital aplikatif dan solutif bagi Industri Kecil Menengah (IKM).

“Tentunya startup tersebut akan bisa dimanfaatkan di lini manajerial, produksi, maupun pemasaran. Karena itu, keberadaan startup menjadi hal penting dalam akselerasi transformasi digital IKM melalui penerapan teknologi digital hasil inovasi startup teknologi,” ungkapnya.  

Menperin menambahkan, Kemenperin juga senantiasa mendukung IKM dalam menyiapkan diri untuk melakukan transformasi digital, serta mendorong startup teknologi untuk lebih banyak lagi hadir dalam memberikan inovasi teknologi yang tepat kepada IKM.

“Kemudian dunia industri memanggil para akademisi, peneliti, startup, science techno park, untuk bersama-sama membangun industri kecil dan menengah lebih berkelas melalui program startup 4 industry,” tandasnya. (Very)

 

 

Artikel Terkait
Berkah Ramadan, Persediaan Produk Industri Pengolahan Terserap Optimal Terutama di Pasar Domestik
Kemenperin Heran Amanat Perpres HGBT Industri Tidak Dilanjutkan
Kemenperin Boyong Industri Alat Kesehatan Unggulan Tampil di Arab Health 2024
Artikel Terkini
Indonesia Sambut Baik dan Dorong Kolaborasi dalam Perkuat Ketahanan Pangan melalui IDMA Exhibition dan TABADER Summit 2024
Nanik Yuliati, Pensiunan Guru Senang Bersama Mekaar Usahanya Berkembang
Soal Laka BUS PO Putera Fajar, Komisioner Kompolnal: Biar Tak Terulang Lagi, Utamakan Pencegahan dari Hulu ke Hilir
LPER Mendapat Penghargaan Terkait Ketahanan Pangan Dari Kepala KODIM Kota Bekasi
Pj Bupati Maybrat menerima kunjungan kerja dari Kepala BPJS Kesehatan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas