INDONEWS.ID

  • Kamis, 10/10/2019 06:30 WIB
  • Berpontesi Bentuk Petral Jilid II, Pertamina Abaikan Perintah Presiden Jokowi

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Berpontesi Bentuk Petral Jilid II, Pertamina Abaikan Perintah Presiden Jokowi
Presiden Republik Indonesia Dua Periode, Joko Widodo dan Iriana Jokowi

Jakarta, INDONEWS.ID - Anggota Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas Fahmy Radhi mengkritik keras pembentukan trading arm baru PT Pertamina (Persero) di Singapura. Menurutnya, kantor pemasaran itu bisa jadi cikal bakal terbentuknya Petral jilid II.

Nama dan riwayat Petral sendiri di Indonesia memang tak sedap rekam jejaknya, terindikasi sebagai sarang praktik mafia migas, anak usaha Pertamina ini dibubarkan pada 2015 lalu. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahkan menetapkan mantan bos Petral sebagai tersangka korupsi, setelah 5 tahun lebih melakukan penyelidikan.

Baca juga : Temui Hendi, Ahok Ingin LKPP RI `Cawe-Cawe` di Pengadaan Pertamina

"Setelah penutupan Petral, pembukaan kembali trading arm Pertamina di Singapura sangat tidak tepat, bahkan blunder yang berpotensi mengundang mafia migas," ujar Fahmi, Rabu (09/10/2019).

Fahmy mengingatkan kembali susah payahnya pemerintah memberantas praktik mafia migas di Petral. "Petral akhirnya dibubarkan pada 2015 sesuai perintah Presiden Joko Widodo. Tanpa perintah Joko Widodo, Petral mustahil dibubarkan," kata dia.

Baca juga : 7 Kebakaran Kilang Minyak Pertamina dalam 2 Tahun, RR: Sudah Terkait Corporate Culture yang Tidak Beres

Ia mengutip pernyataan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan soal Petral, di mana sangat sulit membubarkannya karena ada kekuatan 7 langit yang mencegahnya.

"Tidak berlebihan dikatakan bahwa pembukaan kembali trading arm di Singapura setelah Petral ditutup, Pertamina abaikan perintah Presiden Jokowi."

Baca juga : TIM DVI Rilis Daftar Korban Tewas Kebakaran Pertamina Plumpang

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan kantor pemasaran yang dibuka di Singapura jauh berbeda dengan Petral.

Trading arm Pertamina yang ada di Singapura kini bernama Pertamina International Marketing & Distribution Pte Ltd (PIMD). Kantor pemasaran ini sendiri baru dibuka September lalu.

"PIMD merupakan trading arm Pertamina dalam ekspor produk Pertamina dan jual produk pihak ke-3 ke pasar internasional," ujar Fajriyah saat dihubungi, Selasa (8/10/2019).

PIMD, kata dia, difokuskan untuk menangkap peluang terutama di bisnis bunkering terutama di Singapura. Caranya adalah dengan memanfaatkan fasilitas blending MFO 380 dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina di Sambu, serta masuk ke pasar regional dengan membangun bisnis retail untuk memperkenalkan brand Pertamina secara global.

Lebih lanjut dirinya mengatakan PIMD ini digagas dan di bawah direksi Marketing. "Dia justru ekspor jual produk pertamina justru," imbuhnya.*(Rikardo).

Artikel Terkait
Temui Hendi, Ahok Ingin LKPP RI `Cawe-Cawe` di Pengadaan Pertamina
7 Kebakaran Kilang Minyak Pertamina dalam 2 Tahun, RR: Sudah Terkait Corporate Culture yang Tidak Beres
TIM DVI Rilis Daftar Korban Tewas Kebakaran Pertamina Plumpang
Artikel Terkini
Pj Bupati Maybrat Jajaki Kerjasama dengan Asdep Pengembangan Logistik Nasional
Bupati Tanah Datar Temui Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR RI
Sidang Ketiga Gugatan 11 Triliun, Kemenkeu dan Bank Indonesia Hadir Tanpa Kelengkapan Administrasi
UU DKJ, Masa Depan Jakarta Sebagai Pusat Perdagangan Global
Kementerian PANRB Segera Gelar Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas