INDONEWS.ID

  • Selasa, 15/10/2019 16:29 WIB
  • Tim Densus 88 Geladah Rumah Anak Buah AAS Di Permukiman Elite Bandung

  • Oleh :
    • Ronald
Tim Densus 88 Geladah Rumah Anak Buah AAS Di Permukiman Elite Bandung
Tim Densus 88 Antiteror. (Foto : istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Tim Densus 88 Antiteror menggeledah sebuah rumah di kawasan kompleks elit di Kota Bandung, Senin (14/10/2019) malam. Rumah tersebut diketahui merupakan kediaman terduga teroris yang ditangkap di Bandung.

Penggeledahan tersebut menyusul setelah sebelumnya ada penangkapan tiga orang terduga teroris berinisial N, JJ dan AAS yang dilakukan pada siang hari.

Baca juga : Jimly: Etika Adalah Kunci Kemajuan Bangsa di Masa Depan

Ketua RT 1 Jalan Manjahlega, Aam Rohiman (45) mengaku, tidak mengetahui secara spesifik identitas terduga teroris yang berada di lingkungannya tersebut. Namun yang ia ketahui, terduga teroris yang ditangkap tersebut merupakan anak buah AAS.

"Penggeledahan mulai sekitar pukul 21.30 WIB, kata polisi ini pengembangan penyelidikan yang dari Antapani dan di Komplek Grand Sharon, saya tidak tau siapa identitas yang di sini, yang jelas katanya dia itu anak buahnya AAS yang tinggal di Grand Sharon," kata Aam di lokasi penggeledahan sebagaimana dilansir laman Antara.

Baca juga : Panglima TNI Pimpin Upacara Peringatan HUT Kopassus Ke-72

Dia menyebut, terduga teroris yang berada di lingkungannya tersebut baru empat hari tinggal di sana dan membantu berjualan ayam geprek. Sedangkan menurutnya pemilik usaha tersebut tidak mengetahui bahwa terduga teroris itu telah diincar oleh Densus 88.

"Jadi si pemilik usaha ngontrak rumah disitu lalu berjualan ayam geprek dan pisang nugget, teroris itu baru empat hari kerja, katanya pemilik usaha itu masih satu keluarga dengan AAS," kata dia.

Baca juga : Kunjungi Sulsel, Menteri AHY Lari Pagi Bersama Komunitas Lari Makassar

"Tapi pemilik usaha itu tidak tahu bahwa seorang yang bekerja disitu serta AAS merupakan terduga teroris," tambahnya.

Dari penggeledahan tersebut berdasarkan kesaksian Aam, Densus 88 menyita tiga buah senapan laras panjang, dua pistol jenis FN beserta peredamnya, peluru sekitar tiga setengah dus dan sejumlah pisau.

"Jadi katanya rumah itu jadi tempat penyimpanan barang-barang milik AAS, pemilik rumah tersebut yang masih satu keluarga juga tidak tahu ada senjata-senjata itu," ujar Aam.

Beragam senjata tersebut, kata dia, dibawa menggunakan tiga kantung plastik besar oleh sekitar 20 aparat Densus 88 yang melakukan penggeledahan. Selain itu, ada juga dokumen-dokumen yang turut dibawa oleh penggeledah tersebut.

"Tidak ada gerak-gerik mencurigakan, baru empat hari, tadi siang dia (terduga teroris anak buah AAS) disergap saat lagi duduk di teras tempat berjualan," ungkapnya.

Rumah tersebut sudah dipantau sejak empat bulan yang lalu, tambahnya.

Sementara itu, kediaman AAS yang berlokasi di Komplek Grand Sharon, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung pun turut digeledah.

Berdasarkan informasi, selain dua lokasi tersebut Densus 88 juga turut menggeledah kediaman teroris yang berada di Antapani. Namun, yang baru diketahui identitas serta lokasi kediamannya hanya AAS, sedangkan dua lainnya yakni N dan JJ masih belum jelas kediamannya di antara Manjahlega atau Antapani.

Diduga ketiga terduga teroris tersebut termasuk kedalam jaringan teroris JAD Bandung. Aam menyebut berdasarkan informasi yang diterima dari Densus 88, mereka akan melancarkan aksinya saat pelantikan presiden.

"Katanya itu untuk tanggal 20 nanti, katanya untuk menghalangi pelantikan presiden, tapi gak keliatan untuk alat-alat seperti rakitan bom," ucap Aam.

Ketiga teroris yang ditangkap di Bandung termasuk ke-22 terduga yang ditangkap Densus 88 setelah penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto. Sebanyak 22 teroris itu ditangkap di 8 provinsi.

Delapan provinsi itu adalah Banten, Jawa Barat (Jabar), Bali, Jambi, Jakarta, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Utara (Sulut) dan Lampung. Data penangkapan itu tercatat pada 10-14 Oktober.

"Ini adalah penangkapan terduga pelaku tindak kejahatan terorisme dari tanggal 10 sampai 14 Oktober. Sudah 22 tersangka yang dilakukan preventive strike atau penegakan hukum," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019). (rnl)

Artikel Terkait
Jimly: Etika Adalah Kunci Kemajuan Bangsa di Masa Depan
Panglima TNI Pimpin Upacara Peringatan HUT Kopassus Ke-72
Kunjungi Sulsel, Menteri AHY Lari Pagi Bersama Komunitas Lari Makassar
Artikel Terkini
Indonesia Sambut Baik dan Dorong Kolaborasi dalam Perkuat Ketahanan Pangan melalui IDMA Exhibition dan TABADER Summit 2024
Nanik Yuliati, Pensiunan Guru Senang Bersama Mekaar Usahanya Berkembang
Soal Laka BUS PO Putera Fajar, Komisioner Kompolnal: Biar Tak Terulang Lagi, Utamakan Pencegahan dari Hulu ke Hilir
LPER Mendapat Penghargaan Terkait Ketahanan Pangan Dari Kepala KODIM Kota Bekasi
Pj Bupati Maybrat menerima kunjungan kerja dari Kepala BPJS Kesehatan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas