INDONEWS.ID

  • Senin, 21/10/2019 21:30 WIB
  • Pidato Menggelora, Harapan Baru di Balik Cita-cita Besar Sang Presiden

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Pidato Menggelora, Harapan Baru di Balik Cita-cita Besar Sang Presiden
Kabiro Indonews, NTT Hilarius Abut, S.Sos, MM (Foto: Ist)

Oleh Hilarius Abut*)

Opini, INDONEWS.ID - Jokowi memang bukan Presiden baru. Tetapi beliau baru dilantik tanggal 20 Oktober 2019 yag lalu untuk periode yang ke-2 (dua) setelah menang telak dalam pertarungan Pilpres April 2019 yang lalu. Beliau berhasil memenangkan pertarungan head to head dengan rivalnya, pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Harus diakui oleh segenap elemen bangsa bahwa berbagai terpaan badai dengan riak politik yang luar biasa gaduh membuat anak-anak negeri ini hampir terbelah dua. Namun Tuhan yang Maha Kuasa berkehendak lain, Ia senantiasa menyertai Presiden Ir H.Joko Widodo dan Wakilnya Prof. Dr. Kiyai Ma`aruf Amin beserta segenap bangsa Indonesia. Sehingga sampai dengan acara pelantikannya beberapa hari yang lalu,  berjalan lancar tanpa kurang satu apapun.

Menjadi permenungan bagi bangsa ini bahwa, Tuhan telah menyediakan jalan bagi Jokowi, sang tukang kayu itu untuk menduduki kursi orang nomor satu di negeri ini. Sehingga, patut kita yakini, apapun cobaan yang menghantam perjalanan bangsa ini ke depannya di bawah kepemimpinan Jokowi, pastilah Allah SWT akan senantiasa melindunginya.

Ada hal yang tak kalah menariknya dari rangkaian moment pelantikan presiden dan wakil presiden kemarin yakni kehadiran dari para rival Jokowi: Prabowo dan Sandiaga Uno. Kehadiran kedua tokoh itu mengisyaratkan banyak hal dan tentunya memberikan pelajaran yang berharga bagi bangsa ini dan segenap generasinya.  Sebab, kehadiran kedua tokoh ini menujukkan sikap ksatria yang luar biasa dan mempunyai nilai tersendiri dalam perjalanan pemerintahan Joko Widodo dan Ma`aruf Amin untuk 5 (lima) tahun yang akan datang.

Tentunya, kehadiran kedua tokoh berpengaruh dengan basis massa yang kuat ini harus dibaca sebagai bentuk dukungan kepada pemerintahan yang sah secara konstitusional. Selain itu, kehadiran pasangan ini juga harus dibaca dari sisi gaya kepemimpinan Jokowi. Yaitu gaya dan model kepemimpinan yang sederhana, populis, tidak arogan, terutama atas kemenangannya.

Untuk itulah, seluruh rakyat Indonesia, menaruh harapan besar di balik cita-cita besar Jokowi yang termaktub dalam setiap untaian kata-kata dari pidato Jokowi yang menggelora menggetarkan jiwa raga seluruh anak bangsa. Dengan dukungan yang luar biasa besar dari rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, maka mimpi besar bangsa ini mudahan-mudahan dapat terealisasi.

Menilik isi pidato awal Jokowi usai dilantik MPR di Gedung Nusantara, Senayan Jakarta,  Jokowi menggantungkan harapan dan cita-cita yang tinggi dari bangsa ini. Harapan dan cita-cita itu adalah harapan dan doa seluruh anak bangsa.  Mimpi, cita-cita dan harapan yang tinggi itu oleh Jokowi melihat memiliki target yang realistis dan tercapai di tahun 2045 berdasarkan kalkulasi dan perhitungan secara ekonomis. Sehingga, pada satu abad Indonesia merdeka mestinya, Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah.

Menurut hitung-hitungan, Rp320 juta per kapita per tahun atau Rp27 juta per kapita per bulan, Indonesia akan telah menjadi negara maju dengan pendapatan seperti itu.  Itulah target kita. Target kita bersama.

Namun dengan catatan. Mimpi Jokowi dan semua elemen bangsa akan terealisasi apabila semua pihak mengambil peran dengan caranya masing-masing tanpa menghambat program atau rencana kerja pemerintah selama lima(5) tahun kedepan. Kendati, disadari bahwa dalam perjalanan bangsa ini lima tahun atau lebih kedepannya, ancaman yang nyata akan selalu datang menghadang. Ancaman yang paling besar dan nyata adalah seperti ancaman keamanan dan pengangguran. 

Di bidang keamanan, ancaman terbesar adalah terorisme yang berkedok agama dan separatisme. Untuk mengatasi masalah ini, maka peran dari para ulama dan pemuka agama lintas kepercayaan atau lintas agama sangat dibutuhkan. Para pemuka agama memiliki andil yang luar biasa besar dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara. Maka dari itu,  mereka harus saling bahu-membahu mencegah radikalisasi agama dan mencegah separastime.

Ancaman terbesar kedua adalah penggangguran atau kemiskinan. Meskipun belum ada suatu kajian ilmiah secara mendalam yang menyebutkan korelasi antara pengangguran (kemiskinan) dengan keamanan. Namun secara kasat mata kita bisa menyaksikan mata rantai ganggunan keamanan yang berskala kecil, yang pada akhirnya menggangu keamanan negara.

Semua aksi demostrasi yang terjadi secara sporadis di beberapa titik di seluruh wilayah Indonesia, merupakan titik temu antara harapan dengan kondisi riil atau realita yang terjadi di masyarakat. Kendati dalam negara yang menganut sistem demokrasi, aksi demonstrasi diperbolehkan. Namun jika dilakukan secara terus-menerus akan mengganggu kemanan dan kenyamanan.

Ada beberapa pandangan yang menyebutkan bahwa mereka yang anti demonstrasi adalah kalangan yang mapan secara ekonomi. Pandangan ini jelas keliru. Sebab orang dapat mencari pekerjaan di mana saja asalkan keamanan dan kenyamanannya terjamin. Termasuk saudara-saudara kita pedagang asongan yang menjajakan barang dagangan dalam partai kecil.

Pedagang asongan tidak akan merasa aman menjajakan dagangannya dalam kondisi yang tidak nyaman. Salah satu terobosan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi pada lima tahun pertama kepemimpinannya adalah membuka keterisolasian daerah terjauh dan terluar dengan membangun infrastruktur seperti jalan raya termasuk tol laut dan lsitrik dari kampung ke kampung.

Pada kampanye 2014, Joko Widodo melontarkan ide tol laut, masyarakat awam terheran-heran dan tidak sedikit yang sanksi karena ketidatahuan. Namun setelah sah menjadi presiden, janji-janji itu perlahan-lahan, satu per satu mulai terealisasi.

Sebut misalnya, tol laut yang menghubungkan Surabaya, Jawa Timur dengan Kota Labuan Bajo, Ende dan Maumere Flores NTT. Sebelum beroperasinya tol laut yang menghubungkan pulau Jawa dan Flores itu,  maka biaya yang dikelaurkan cukup tinggi. Karena jarak tempuh 96 jam atau empat hari yang membuat barang yang tidak bertahan lama cepat rusak.

Dengan adanya tol laut, waktu tempuh dipangkas menjadi 26 jam sampai dengan 30 jam. Meskipun dalam hal pelayanan masih jauh dari ekspektasi, namun  harapan ke depannya, pelayanan para operator kapal tol laut Surabaya-Labuan Bajo ditingkatkan lagi, sehingga hasilnya maksimal.

Derap pembangunan yang sangat terasa manfaatnya di desa-desa seluruh Indonesia dapat mengeliatkan roda perekomian masyarakat desa. Meskipun belum merata karena ulah oknum kepala desa yang mementingkan konco-konco serta keluaragnya. Penggunaan dana desa yang salah karena kebijakan yang salah oleh oknum kepala desa akan menghambat program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintahan Joko Widodo-Ma`ruf Amin.

Oleh karena itu, sangat perlu pengawasan yang ketat atas penggunaan dana desa. Sampai saat ini sepantauan penulis bahwa peran BPD di Desa belum maksimal bahkan diabaikan oleh oknum kepala Desa.

Akhir kata, selamat atas pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Bpk. Ir.H. Joko Widodo dam Bpk. Prof. Dr. Kiyai Ma`ruf Amin. Semoga mimpi kita semua terelisasi dalam periode kedua kepemimpinan Jokowi 5 tahun ke depan.


*)Hilarius Abut, S.Sos, MM adalah Kabiro Indonews, NTT domisili Labuan Bajo, Flores. 

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Lagu Rujak Maznah ke Tuju ! Popular di Radio Bandung dan Jakarta
Mantap! PNM Jambi Nasilitasi Nasabah Pamerkan Produk di Bandara Sultan Thaha
Beri Peringkat idAA+, Pefindo Sebut PNM Punya Kas Internal Rp1,3 T dan Fasilitas Kredit Rp12 T untuk Bayar Utang
Tumpuan Pemenuhan Kebutuhan Beras, Fakultas Pertanian IPB Perkenalkan Sistem Padi Gogo
Top! Bayar Utang Jatuh Tempo, Pefindo Beri Rating idAA Plus untuk PNM
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas