INDONEWS.ID

  • Kamis, 24/10/2019 16:01 WIB
  • Mantan Presiden Catalonia Nyatakan Dukungan Terhadap Kemerdekaan Papua

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Mantan Presiden Catalonia Nyatakan Dukungan Terhadap Kemerdekaan Papua
Ilustrasi pendukung pro-kemerdekaan Papua Barta (Foto: BBC)

Jakarta, INDONEWS.ID - Mantan Presiden sekaligus tokoh separtis Catalonia Carles Puigdemont menyatakan dukungannya terhadap perjuangan kelompok pro-kemerdekaan Papua Barat yang disampaikannya melalui kicauan di Twitter pada Kamis (24/10).

"Saya mendukung penuh perjuangan panjang orang West Papua untuk memenuhi hak atas penentuan nasib sendiri," ucap Puigdemont yang merupakan mantan Presiden Catalonia, melalui kicauan di Twitter pada Kamis (24/10).

Baca juga : Musim Dingin Sambut Kedatangan 14 Mahasiswa Indonesia dari Papua di Rusia

Dalam kicauan itu, Puigdemont turut menyinggung penghargaan yang didapat Veronica Koman, salah satu pengacara hak asasi manusia asal Indonesia yang vokal mengangkat isu dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Papua.

Sebelumnya dikabarkan, Veronica menerima penghargaan Sir Ronald Wilson Human Rights Award dari Australian Council for International Development (ACFID) pada Rabu (23/10) kemarin.

Baca juga : Indonesia Sabet Gelar Juara Tinju Profesional Oceania

"Hari istimewa, pengacara asal Indonesia @VeronicaKoman menerima penghargaan @ACFID`s karena komitmennya terhadap HAM. Bintang kejora akan bangkit pada akhirnya," tulis Puigdemont dalam kicauannya itu.

Veronica kini masih mengasingkan diri di Australia dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Jawa Timur.

Baca juga : Pemungutan Suara di Papua Nugini dan Kepulauan Solomon Berlangsung sesuai Jadwal

Veronica menjadi buronan Polri karena tak kunjung memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai tersangka kasus provokasi dan penyebaran informasi bohong, dalam insiden asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

Dalam akun Facebook, Koman turut mengunggah tangkapan layar (screenshot) kicauan Puigdemont. Ia juga mengunggah cerita dan pidatonya saat menerima Sir Ronald Wilson Human Rights Award.

Catalonia memang telah lama mendesak pemisahan diri dari Spanyol. Puncak unjuk rasa pemisahan diri Catalonia berlangsung pada 2017 lalu.

Catalonia bahkan telah menggelar referendum pada Oktober 2017 lalu, di mana 90 persen dari 2,26 juta warga Catalan mendukung pemisahan wilayah tersebut dari Spanyol meski akhirnya gagal.

Belakangan ratusan ribu orang kembali turun ke jalan di Catalonia untuk memprotes vonis para pemimpin separatis oleh Mahkamah Agung Spanyol.

Para demonstran dilaporkan memblokir sekitar 20 jalan di wilayah itu, termasuk jalan raya A7 yang menghubungkan Spanyol dengan Prancis, jalan A2 antara Madrid dan Barcelona, titik masuk utama ke kota Mediterania, serta jalur ganda kereta api dengan menduduki rel.

Pemerintah Negara Bagian Catalonia saat ini meminta pemerintah Spanyol menggelar dialog untuk meredam aksi massa yang cenderung ke arah kerusuhan. Saat ini Puigdemont juga mengasingkan diri ke Jerman setelah kabur tak lama usai referendum.

Artikel Terkait
Musim Dingin Sambut Kedatangan 14 Mahasiswa Indonesia dari Papua di Rusia
Indonesia Sabet Gelar Juara Tinju Profesional Oceania
Pemungutan Suara di Papua Nugini dan Kepulauan Solomon Berlangsung sesuai Jadwal
Artikel Terkini
Bakti Sosial dan Buka Puasa Bersama Alumni AAU 93 di HUT TNI AU ke-78
Satgas BLBI Tagih dan Sita Aset Pribadi Tanpa Putusan Hukum
Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro
Pj Bupati Maybrat Temui Tiga Jenderal Bintang 3 di Kemenhan, Bahas Ketahanan Pangan dan Keamanan Kabupaten Maybrat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas