Jakarta, INDONEWS.ID -Menteri Agama, Fachrul Razi, memberikan penekanan kepada seluruh jajaran kementerian agama untuk mengutamakan dialog dalam menyelesaikan penolakan pembangunan gereja di masyarakat. Jalan dialog akan semakin memperat toleransi kehidupan beragama di Indonesia.
Menurutnya, jalan dilaog dalam menyelesaikan masalah tersebut akan mempertemukan masyarakat, mencarikan solusi terbaik. Dengan demikian, masyarakat terhindar dari konflik horisontal yang disebabkan oleh masalah tersebut.
"Sudah kita sampaikan. Kita lihatnya case by case dan memang ditolak maka kita musyawarah, ditolaknya karena apa. Bisa nggak kita musyawarahkan," kata Fachrul kepada media di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa,(29/10/2019)
Selama ini, kata Fachrul, banyak persoalan penolakan pembangunan rumah ibadah tidak terlesaikan dengan baik dan terkadang menimbulkan gesekan kecil di masyarakat. Karena itu, ia meyakini, jalan dialog dapat menyelesaiakan masalah tersebut.
"Tadi saya contohkan, bagaimana kalau ditolak bangun gereja ya kita tanya kenapa ditolaknya. Misalnya dibilang, `Pak dia kan cuma ada 5 KK di sini tapi akan bangun gereja seperti ini, kalau dikecilkan sedikit boleh nggak? Boleh`, nah seperti itulah, kita coba dialog. Belum tentu sukses tapi paling nggak ada upaya kita berbuat lebih baik," ungkgapnya.
Lebih lanju ia menjelaskan, pihak akan berencana melakukan pertemuan dengan seluruh tokoh agama di Indonesia. Pertemuan ini dilakukan dalam rangka koordinasi dan silahturahmi antara pemerintah terutama Kementerian Agama dan para tokoh agama.
"Paling tidak kita koordinasi sama-sama, silaturahmi, langkah ke depan apa yang kita lakukan. Kan semuanya sudah jalan," jelas Menag terkait dengan rencana pertemuan tersebut.
Menag Fachrul Razi menekankan kembali terkait dengan penanganan masalah radikalisme di Indonesia. Ia dengan tegas meminta kepada seluruh jajaran di Kementerian Agama agar program dapat berjalan dengan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi.
"Ya pokok-pokok pikiran Menteri Agama saja. Kemudian apa-apa yang akan dikembangkan ke depannya nanti. Terutama pesan-pesan Pak Jokowi, harus fokus dan mencapai sasaran. Jangan sampai program itu hanya wacana-wacana saja tidak ada pencapaian sasarannya," pungkansya.