INDONEWS.ID

  • Selasa, 24/12/2019 19:01 WIB
  • Perdagangan Manusia Berkedok Kawin Kontrak di Puncak, Bupati Bogor Sebut Masalah Imigran

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Perdagangan Manusia Berkedok Kawin Kontrak di Puncak, Bupati Bogor Sebut Masalah Imigran
Ilustrasi kawin kontrak di Puncak Bogor (Foto: Indeknews.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Perdagangan manusia berkedok kawin kontrak di kawasan Puncak, menurut Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin tidak hanya dilakukan oleh turis asing asal Timur Tengah.

Namun praktik haram kawin kontrak tersebut juga banyak dilakukan oleh para imigran alias `wisatawan bodong` yang berada di tempat penampungan imigran.

Baca juga : Di Yogyakarta, Kapolri Ajak ASEAN Cegah Warga jadi Korban Perdagangan Manusia

Maka Bupati Ade berkeinginan Kementerian Hukum dan HAM memindahkan penampungan itu ke wilayah lain. "Ini bukan hanya wisatawan, ini juga ada persoalan dari imigran," kata Ade Yasin di Kamtor Polres Bogor, Senin malam 23 Desember 2019.

Ade mengatakan pratik haram kawin kontrak yang dilakukan oleh para imigran itu ternyata ada yang sampai beranak pinak, yang akhirnya banyak bercampur dengan masyarakat.

Baca juga : Malaysia Harus Perlakukan Korban Perdagangan Manusia asal Indonesia Secara Manusiawi

Bahkan mereka berusaha dagang dan sebagainya. Sehingga mulai menggeser warga setempat baik di pasar maupun di tempat lainnya hingga berdagang di jantung Kabupaten Bogor di Stadion Pakansari.

Ade menyebut jika sudah bercampur aduk penampungan imigran dengan tempat wisata, dia khawatir mengganggu para wisatawan. "Sehingga membuat tidak nyaman wisatawan bener yang berlibur di puncak," ucapnya.

Baca juga : Terpidana Mantan Bupati Bogor, Rachmat Yasin Bebas Bersyarat

Untuk memisahkan wisatawan asli dan wisatawan bodong tersebut, Ade mengatakan di wilayah yang di pimpinnya saat ini masih banyak wilayah yang bisa digunakan untuk penampungan para imigran.

Harapannya jika dipindahkan ke tempat lain, pihak atau jajarannya tidak akan begitu kesulitan dalam mendata para pelancong dari luar negeri. Artinya jika kembali ditemukan kasus prostitusi halal itu, akan sangat mudah dalam menindaknya dan menghilangkan praktik haram tersebut.

Terutama di destinasi wisata Puncak. "Banyak tempat, seperti (pindahkan) ke Gunung Sindur di Tenjo, masih banyak tempat kosong," kata Ade.

Keberlangsungan para wisatawan bodong alias imigran di penampungan Cisarua hingga beranak pinak dan berusaha atau mengais rezeki di kawasan Puncak, Ade Yasin menyebut data dan faktanya sudah dia kantongi dan itu berdasar dari informasi yang dia terima dari satuan polisi pamong praja atau Satpol PP yang mendata ada banyak toko atau warung berplang tulisan bahasa arab.

Ade juga menyebut toko dan plangnya ada yang berizin, ada juga yang tidak. "Berizin pun yang berlebel tulisan Arab akan ditertibkan karena ini di Indonesia ya bukan di Arab, yang tidak berizin apa lagi," kata Bupati Bogor Ade Yasin.*

Artikel Terkait
Di Yogyakarta, Kapolri Ajak ASEAN Cegah Warga jadi Korban Perdagangan Manusia
Malaysia Harus Perlakukan Korban Perdagangan Manusia asal Indonesia Secara Manusiawi
Terpidana Mantan Bupati Bogor, Rachmat Yasin Bebas Bersyarat
Artikel Terkini
WWF ke-10 di Bali, Deklarasi Menteri Resmi Diadopsi 133 Negara dan Organisasi Internasional
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Maybrat Lakukan Study Tour ke Minahasa Tenggara
Upacara Peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional di Kabupaten Maybrat: Menuju Indonesia Emas
Di Acara Mengenang Tokoh Pers Nasional Prof Salim Haji Said, Pemred Asri Hadi Bertemu Bacalon Walkot Tangsel
Raih Gelar Doktor Honoris Causa Gyeongsang National University (GNU), Menko Airlangga Diakui Dedikasinya dalam Kemitraan Strategis Indonesia-Korea Selatan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas