INDONEWS.ID

  • Sabtu, 01/02/2020 19:50 WIB
  • Diresmikan Jokowi, Underpass YIA Dukung Pansela sebagai Jalur Wisata

  • Oleh :
    • very
Diresmikan Jokowi, Underpass YIA Dukung Pansela sebagai Jalur Wisata
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan pembangunan jalan bawah tanah atau underpass Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat (31/1/2020). (Foto: Ist)

Kulon Progo, INDONEWS.ID -  Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan pembangunan jalan bawah tanah atau underpass Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat (31/1/2020). Underpass sepanjang 1.4 kilometer yang juga merupakan underpass terpanjang di Indonesia telah selesai dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga pada 6 Desember 2019 dan telah dibuka untuk umum (open traffic) pada Jumat (24/1/2020).

Peresmian ditandai dengan penekanan tombol dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi oleh Menteri Basuki, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X,  Bupati Kabupaten Kulon Progo Sutedjo dan Direktur Utama PT Wika Tumiyana.

Baca juga : Semarak Puasa Ramadan dalam Mereduksi Fenomena Islamofobia

“Pada sore ini saya meresmikan underpass sepanjang 1.4 kilometer yang merupakan underpass terpanjang di Indonesia. Underpass ini merupakan bagian dari keseluruhan proyek YIA. Saya harap dapat memberikan kontribusi terutama peningkatan wisatawan menuju Yogyakarta dan sekitarnya,” ucap Presiden Jokowi, seperti dikutip dari siaran Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Sabtu (1/2).

Pembangunan underpass ini bertujuan agar akses Jalur Nasional Pantai Selatan (Pansela) Jawa yang menghubungkan Purworejo dan Wates - Yogyakarta tetap terbuka karena pembangunan YIA memotong jalan Pansela yang lama.

Baca juga : PJ Bupati Maybrat Berikan Penghormatan Terakhir kepada Almarhum Lukris Irjanti Kambu S.STP di KambuFatem

“Dengan underpass ini,  Jalan Pansela tidak terputus oleh runway YIA. Selain dilengkapi fasilitas  standar untuk terowongan, Underpass YIA juga dilengkapi dengan peringatan suara bagi para pengguna jalan agar selalu berhati-hati, menyalakan lampu dan memenuhi batas kecepatan 40 km/jam,” ujar Menteri Basuki.

Disamping itu, beroperasinya underpass YIA juga mendukung Jalur Pansela sebagai alternatif Jalur Pantura yang telah padat lalu lintasnya dan menjadi jalur wisata.

Baca juga : Menko Polhukam Tegaskan Situasi Pasca Pemungutan Kondusif dan Aman Terkendali

“Kita terus promosikan jalur Pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat Selatan. Karena tidak hanya jalannya yang bagus, namun juga memiliki pemandangan yang indah (panoramic road) karena banyaknya objek wisata,” kata Menteri Basuki.

Senada dengan Menteri Basuki, Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto mengatakan Jalur Pansela memiliki ciri khas tersendiri, di mana sebagian besar jalannya berada di dekat Pantai Selatan sehingga potensial menjadi jalur pariwisata.

“Para pengguna jalan dapat menikmati obyek wisata di kawasan selatan, termasuk potensi kulinernya. Saya harapkan ekonomi lokal maupun regional bisa berkembang, seperti di Yogyakarta yang memiliki Pantai Drini,” terang Sugiyartanto.

Untuk menjamin kenyamanan ruas Pansela sebagai jalur wisata, Underpass YIA dibangun dengan lapisan pelindung sheet pile pada dinding untuk menghindari rembesan air penyebab banjir. Underpass ini juga dilengkapi empat pompa dengan kemampuan mengalirkan debit banjir 5 meter kubik/menit untuk setiap pompa. Debit banjir ini kemudian dialirkan ke sistem drainase yang menyatu dengan bandara kemudian dialirkan ke arah laut.

Untuk keamanan underpass ini juga dilengkapi dengan delapan pintu darurat yang tersebar di sisi kiri dan kanan setiap 250 meter.

Underpass ini juga dihiasi dengan ornamen khas Yogyakarta seperti Tari Jathilan, Tari Angguk Putri, Kalamakara dan Setilir Gebleg Renteng.

“Ini bagian dari kearifan lokal, hal ini menggambarkan bahwa teknis tidak harus kaku tetapi bisa mengadopsi budaya lokal. Kebetulan dari Sri Sultan memberi masukan untuk menggunakan ciri khas budaya lokal. Pemilihan ornamen Tari Jathilan yang merupakan seni kerakyatan menggambarkan infrastruktur yang dibangun dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat,” tambah Sugiyartanto.

Pembangunan Underpass YIA dimulai pada November 2018 dengan biaya Rp 293 miliar bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) / Sukuk Negara Tahun Anggaran 2018-2019. Underpass YIA terdiri dari konstruksi terowongan (slab tertutup) sepanjang 1.095 meter serta jalan pendekat arah timur dan barat masing-masing sepanjang 158 meter dan 183 meter. Underpass memiliki lebar 7,85 meter, clearance atas 5,2 meter dan samping 18,4 meter. Underpass ini dikerjakan oleh kontraktor PT.Wijaya Karya – MCM KSO.

Underpass YIA juga memecahkan rekor MURI sebagai underpass terpanjang di Indonesia. Direktur MURI Osman Semesta Soesilo menyerahkan sertifikat MURI kepada Direktur Utama WIKA Tumiyana. (Very)

Artikel Terkait
Semarak Puasa Ramadan dalam Mereduksi Fenomena Islamofobia
PJ Bupati Maybrat Berikan Penghormatan Terakhir kepada Almarhum Lukris Irjanti Kambu S.STP di KambuFatem
Menko Polhukam Tegaskan Situasi Pasca Pemungutan Kondusif dan Aman Terkendali
Artikel Terkini
Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro
Pj Bupati Maybrat Temui Tiga Jenderal Bintang 3 di Kemenhan, Bahas Ketahanan Pangan dan Keamanan Kabupaten Maybrat
Mengenal Lebih Jauh Ayush Systems of Medicine India dan Perannya di WHO
Polda Metro Hentikan Penyidikan Kasus Aiman, ICJR Ingatkan Beberapa Kasus Lain yang Serupa
Berkah Ramadan, Persediaan Produk Industri Pengolahan Terserap Optimal Terutama di Pasar Domestik
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas