Tangerang, INDONEWS.ID - Sejumlah figur mulai bermunculan maju sebagai Bakal Calon (Balon) Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di Pilkada serentak 2020. Salah satunya adalah pengusaha muda Rizal Bawazier.
Keputusan Rizal untuk ikut bertarung menjadi orang nomor satu di kota dengan semboyan "Cerdas, Modern dan Religius" tersebut dilatarbelakangi oleh ketimpangan pembangunan yang selama ini dirasakan oleh masyarakat Tangerang Selatan. Salah satunya terkait angka pengangguran yang terus melonjak.
Bahkan terakhir, kata Rizal, Tangsel menjadi kota dengan angka pengangguran tertinggi kedua dari seluruh kota di Indonesia. Padahal, kata Rizal, Tangsel memiliki APBD dengan jumlah terbesar di Indonesia yakni 4 Triliun. Jumlah ini, kata Rizal jauh hingga hampir 50 persen lebih besar di atas kota Surabaya.
Berangkat dari situlah, Rizal mengatakan perlu terobosan baru dalam membangun dan mengelola kota Tangerang Selatan. Ia menilai, selama ini image kota Tangsel di benak masyarakat tak lain adalah sekadar kota transit.
Tangsel kata Rizal harus dibangun sebuah `Ikon Pariwisata` dan memperindah kota Tangsel, selain itu, Rizal akan melakukan normalisasi sungai supaya tidak terjadi banjir dan mengalokasikan sejumlah dana dari APBD untuk melakukan pengaturan sampah di wilayah Tangsel
Rizal juga akan melakukan perbaikan tempat-tempat prasarana publik dan transportasi public serta melakukan peningkatan investasi serta menjaring pengusaha untuk pembangunan di Tangsel.
Hal tersebut, jelas Rizal, dimaksudkan untuk menggaet para pengusaha agar mau berinvestasi di wilayah Tangsel. Rizal menambahkan, yang paling kongkrit adalah menyiapkan para generasi muda Tangsel dengan skill.
"Kita akan melakukan tindakan nyata dan ada kepastian untuk mengurangi pengangguran dan membangun lapangan kerja baru misalnya dengan skill development center," tegas Rizal.
Skill Development Center ini, kata Rizal, akan dibangun di setiap kecamatan di seluruh wilayah Tangsel dan berpartner dengan Pemda dalam sisi pembiayaan sebagian namun tidak akan diatur oleh Pemda yakni Nakertrans. Hal itu, tambah Rizal, yang membedakan lembaga ini dengan BLK.
"Lembaga Skill Developmen Center ini akan membina, mendidik dan mengajarkan anak-anak muda untuk memiliki skill-skill tertentu untuk siap dipasok ke berbagai perusahaan-perusahaan yang ada di Tangsel. Sehingga, perusahan-perusahaan yang ada ini, tidak lagi memasok tenaga kerja dari luar," urai Rizal.
Fakta selama ini, kata Rizal, masyarakat Tangsel jika tidak menjadi penganggur, justru bekerja di Jakarta. Lalu, yang bekerja di Tangsel justru orang-orang dari daerah lain.
"Kita akan bangun di setiap kecamatan bahkan, bila perlu dibangun 3 di setiap kecamatan. Lembaga ini tidak akan diintervensi oleh Nakertrans. Kita yakin, orang akna berbondong-bondong ikut skill development center," tutup Rizal.*(Rikardo).