INDONEWS.ID

  • Jum'at, 28/02/2020 15:30 WIB
  • Jaga `Gudang Karbon` Dunia, Menteri Luhut Tawarkan Investasi Hijau di Papua

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Jaga `Gudang Karbon` Dunia, Menteri Luhut Tawarkan Investasi Hijau di Papua
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan telah menawarkan program investasi hijau di Papua kepada 24 perusahaan dalam pertemuan tingkat tinggi investasi hijau di Sorong, Papua pada Kamis (27/2).

Luhut menuturkan investasi hijau bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan di Papua. Dengan demikian, Papua tetap menjadi `gudang karbon` dunia.

Baca juga : Kerja Sama Indonesia-Singapura Terus Berlanjut, Menko Airlangga Bahas Isu-Isu Strategis dengan Menteri Luar Negeri Singapura

Selain itu, ia meyakini investasi hijau dapat mendorong perekonomian rakyat lantaran dampaknya ekonominya dapat langsung dinikmati rakyat kecil pengelola kebun.

"Jadi dengan investasi hijau, masyarakat akan memulai kegiatan ekonomi. Perekonomian alam tumbuh dan orang bisa mendapatkan manfaat sosial darinya," ungkapnya.

Baca juga : Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat

Namun demikian, pemerintah belum dapat memprediksi kontribusi investasi hijau pada pertumbuhan ekonomi Papua. Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Papua tercatat minus 15,72 persen sepanjang 2019.

Penyebabnya, terjadi penurunan produksi PT Freeport Indonesia akibat peralihan tambang terbuka (open pit) kepada tambang bawah tanah (underground).

Baca juga : Sekjen Kemendagri Dorong Pemprov DKI Jakarta Optimalkan Pengelolaan Urbanisasi

Pemerintah memberikan kesempatan selama satu bulan kepada 24 perusahaan yang hadir untuk membuat proposal usulan investasi hijau di Papua.

Dalam proposal itu, perusahaan diminta mendetailkan bentuk investasi serta komoditas yang disasar. Pemerintah juga akan mempersiapkan insentif bagi investasi hijau tersebut.

"Kami sedang hitung berapa angkanya (insentif). Nanti kami satu bulan lagi ada pertemuan di Jakarta," tuturnya.

Tingkatkan Ekonomi Warga Lokal

Direktur Program Yayasan Inisiatif Dagang Hijau Zakki Hakim menuturkan investasi yang dibutuhkan investasi hijau sebesar US$200 juta setara Rp2,8 triliun (mengacu kurs Rp14 ribu per dolar AS).

Investasi tersebut akan memberikan dampak ekonomi langsung kepada 60 ribu keluarga di Papua dan Papua Barat. Dalam hal ini, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau bertindak sebagai mitra pemerintah.

"US$200 juta itu untuk pemberdayaan petani, penguatan lembaga, koperasi, dan UMKM, peningkatan kapasitas petani, pelatihan budidaya pertanian, dan akses kepada input yang lebih baik, misalnya bibit," paparnya, Kamis (27/2).

Namun demikian, kontribusi nyata investasi hijau kepada perekonomian Papua baru bisa optimal dalam 10 tahun mendatang. Pasalnya, dibutuhkan penyesuaian dan pengembangan bertahap untuk program tersebut.

Investasi Ramah Lingkungan

Untuk diketahui, investasi hijau merupakan konsep investasi ramah lingkungan yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Zakki menuturkan investasi hijau diharapkan dapat menjadi alternatif penghasilan rakyat usai moratorium lahan sawit.

Maklum saja, sebagian masyarakat Papua masih menggantungkan hidupnya pada kelapa sawit. Mulanya, investasi hijau akan memprioritaskan komoditas kakao, kopi, rumput laut, dan pala.

Ia menuturkan sumber dana investasi diperoleh dari skema pendanaan blended finance, yang menggabungkan antara dana hibah dengan investasi dari perusahaan. Pemerintah dalam hal ini juga dapat memberikan dukungan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN) Papua.

Dukungan Pemda

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan memaparkan kontribusi sektor berkelanjutan baik dari pertanian, perikanan, dan perhutanan baru mencapai Rp8,32 triliun atau 10,46 persen kepada Produk Domestik Bruto (PDB) Papua Barat.

Ia menuturkan potensi investasi hijau dapat dikembangkan lantaran baru 22,3 persen dari 2,7 juta lahan sektor berkelanjutan itu yang dimanfaatkan. Itu berarti, masih terdapat 2,09 juta lahan yang dapat digunakan untuk investasi hijau.

"Lahan potensial tersebut berada di luar lahan yang dipertahankan untuk kawasan lindung. Ini potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Papua dengan tetap jaga hutan dan lahan," ucapnya.*(Rikardo)

Artikel Terkait
Kerja Sama Indonesia-Singapura Terus Berlanjut, Menko Airlangga Bahas Isu-Isu Strategis dengan Menteri Luar Negeri Singapura
Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat
Sekjen Kemendagri Dorong Pemprov DKI Jakarta Optimalkan Pengelolaan Urbanisasi
Artikel Terkini
Kerja Sama Indonesia-Singapura Terus Berlanjut, Menko Airlangga Bahas Isu-Isu Strategis dengan Menteri Luar Negeri Singapura
Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat
Sekjen Kemendagri Dorong Pemprov DKI Jakarta Optimalkan Pengelolaan Urbanisasi
Peringati Hari Kartini, Ketua DWP Kemendagri Bicara Soal Pemimpin Wanita Masa Kini
Pj Bupati Maybrat Jajaki Kerjasama dengan Asdep Pengembangan Logistik Nasional
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas